Kholikul Alim

Tentang Penulis

Kholikul Alim mengawali karir jurnalistiknya pada 2011 sebagai jurnalis di Bisnis Indonesia untuk meliput pasar efek dan agribisnis. Ia bergabung dengan Jaring.id pada 2015. Beberapa tahun belakangan, Alim banyak memberikan pelatihan dan pendampingan bagi jurnalis yang tertarik menggarap karya jurnalisme data.

Lawan Corona di Empat Negara

Sepucuk surat diterima Ayu Purwaningsih, warga negara Indonesia yang tinggal di Jerman pada Maret lalu. Pengirimnya sebuah rumah sakit paru-paru di Bonn, Jerman, tempat ia

Tiga Hari Penuh Prasangka

  Penuh syak wasangka dan keengganan. Dua hal itu yang saya rasa menyeruak lalu memenuhi setiap sudut ruangan 50×50 meter. Sebanyak 16 orang muslim dan

Jejak Langkah Pendukung Daulah

Media sosial menjadi medium utama pembangunan jaringan para pendukung ISIS. Beberapa buruh migran di Hong Kong terseret di dalamnya dan bahkan menjadi pemain kunci. Berikut

“Newbie Lebih Sukai Jihad Nikaya”

Lewat media sosial, kelompok-kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) leluasa merekrut anggota dan menyebarkan Ideologi. Sejumlah perempuan buruh migran Indonesia termotivasi melakukan amaliyah hanya

Menunggu Pulang Mereka Yang Hilang

Matahari belum sepenggalah ketika seorang perempuan melangkah ke muka rumah Mari, Februari 2017. Pakaiannya serba hitam dan hanya menyisakan sedikit bagian terbuka di sekitar dua

Gerilya Maya dari Tseung Kwan O

Sejumlah  buruh migran Indonesia terseret dalam tindak pidana terorisme. Proses radikalisasi dimulai dari komunikasi media sosial. Keluarga tak kuasa mencegah. Jaring.id bersama KBR dan CNN

Cerita Lama dari Jakarta

Penduduk Jakarta terus bertambah secara eksplosif. Di tahun 1900, saat namanya masih Batavia, populasinya baru 150.000 jiwa. Penguasa Hindia-Belanda membangun sarana dan prasarana kota sesuai

Gertak Sambal di Proyek Rumah Susun

Suara deru mesin alat berat dan denting palu beradu. Di tengah hiruk-pikuk itu Toni Sulthon, Tim Monitoring PT Ganiko Adiperkasa, berbicara pada seorang pekerja. Tak

Yang Hilang Setelah Tanah Berlubang

Tanggal 13 Juli 2011 adalah tanggal yang akan terus lekat dalam ingatan Sahrul. Warga Pelita 2, Kecamatan  Sambutan, Kabupaten Samarinda tersebut harus kehilangan dua anaknya

Berlangganan Kabar Terbaru dari Kami

GRATIS, cukup daftarkan emailmu disini.