Cara Mencari Informasi Penting yang Susah Didapat

Reporter bisa menggunakan beragam sarana saat melakukan investigasi. Mulai dari kumpulan data global hingga perangkat sumber terbuka mutakhir, telah tersedia saat ini. 

Hal tersebut disampaikan dalam sesi “lightning round” di Global Investigative Journalism Conference (#GIJC21). Reporter dari berbagai negara menyampaikan gagasan mereka mengenai penggunaan berbagai sarana untuk mencari informasi penting yang sukar didapat.

Berikut ini adalah beberapa saran mereka:

 

Pengenal wajah

Jurnalis bisa menggunakan perangkat pengenal wajah seperti Findclone untuk melacak seseorang. Sébastien Bourdon, jurnalis independen yang bekerja untuk Bellingcat dan Mediapart, menggunakannya untuk menyelidiki kelompok sayap kanan.

Kemiripan wajah diukur oleh Findclone dengan memberikan skor yang berkisar di angka nol hingga satu. Sébastien mengatakan bahwa reporter bisa memakainya untuk mencocokkan wajah yang beredar di platform media sosial Rusia VK (VKontakte). Perangkat ini bahkan bisa menemukan gambar di akun yang telah dihapus.

Namun, ia menambahkan bahwa kemampuan Findclone “sangat terbatas” di platform lain. Reporter juga mesti mempertimbangkan persoalan etika ketika menggunakan perangkat lunak pengenal wajah seperti Findclone. Pasalnya, teknologi ini banyak disalahgunakan untuk tujuan jahat.

 

Urun daya

Mencari informasi penting juga bisa dilakukan dengan metode urun daya. Marc Engelhardt, Direktur CrowdNewsroom Swiss, mererkomendasikan penggunaan CrowdNewsroom untuk melakukannya. 

Perangkat ini punya banyak kemampuan. Mulai dari meluncurkan kampanye urun daya, membangun cerita berbasis data, melakukan penyuntingan data dan memverifikasinya, hingga menganalisis informasi yang masuk. 

“Warga dapat berbagi data atau cerita mereka melalui platform dengan cara yang aman,” katanya.

CrowdNewsroom bisa dipakai untuk <yoastmark class=

Engelhardt menambahkan bahwa platform ini telah digunakan oleh Correctiv, media asal Jerman. Mereka memakainya dalam berbagai liputan, termasuk melacak aliran uang di balik poster kampanye partai politik sayap kanan di Eropa. Proyek liputan tersebut menggunakan entri data yang dikumpulkan dari 3.500 orang.

Marc menekankan bahwa penggunaan CrowdNewsroom bergantung pada mobilisasi publik. Oleh sebab itu, diperlukan kolaborasi dengan NGO dan media lain, serta promosi luring pada acara yang dihelat oleh komunitas.

 

Basis data

Platform Aleph yang dikembangkan Organized Crime & Corruption Reporting Project (OCCRP) juga bisa dipakai untuk mencari informasi penting. Editor Data OCCRP, Jan Strozyk, menyebutnya sebagai arsip global yang interaktif untuk liputan investigasi. 

Jan mengibaratkan investigasi sebagai gunung es. Temuan liputan adalah puncak, sedangkan sebagian besar prosesnya — ekstraksi, pembersihan, penguraian, dan konversi data — tidak terlihat oleh audiens. Proses tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan Aleph.yang saat ini memiliki data dari lebih 150 juta entitas. 

Platform ini juga memungkinkan reporter untuk secara aman berbagi dengan kolaborator, mengunggah hampir semua jenis file, menelusuri skrip, dan mengubah data menjadi grafik. Ada juga fitur yang mampu menunjukkan koneksi antara berbagai informasi.

Reporter bisa <yoastmark class=

Platform lainnya yang bisa digunakan untuk mencari informasi penting adalah #MineAlerts yang dikembangkan Oxpeckers. Reporter bisa memakainya untuk memetakan pertambangan dan kepatuhan peraturan di Afrika bagian selatan serta membandingkannya dengan cara kerja industri batu bara di negara lain.

Andiswa Matikinca, Reporter dan Manajer Data Oxpeckers, mengatakan bahwa #MineAlerts menggabungkan basis data digital dengan perangkat geo-jurnalisme. Hal tersebut membuat perangkat ini mampu mengidentifikasi masalah terkait penggunaan air di sekitar wilayah pertambangan.

 

Bocoran data

Basis data penting lainnya adalah Offshore Leaks Database. Reporter bisa menggunakannya untuk mencari informasi penting mengenai perusahaan yang beroperasi lintas negara.

Delphine Reuter, Jurnalis Data di International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), mengatakan basis data sumber terbuka ini bisa diakses secara gratis. Di dalamnya, terdapat data mengenai 800.000 entitas dan jumlah tersebut terus membengkak seiring dengan penambahan data dari Pandora Papers.

Delphine menawarkan beberapa kiat untuk menggunakan basis data ini:

  • Coba ejaan alternatif dalam pencarian, seperti “limited” dan “ltd” atau “korporasi” dan “corp.”. Jangan lupa gunakan tanda kutip di sekitar kata kunci yang dicari.
  • Beri perhatian pada sumber dan tanggal data di bagian “Power Players” dari basis data ini. Ingatlah bahwa data yang disajikan adalah cuplikan dari waktu ketika investigasi dilakukan. Reuter mengatakan reporter harus memeriksa data perusahaan yang sudah diperbarui untuk mendapatkan informasi teranyar.
  • Basis data ini memungkinkan pencarian berdasarkan nama, alamat, atau negara. Namun, Reuter mengingatkan bahwa penting untuk mencari orang yang ditunjuk sebagai perwakilan (trust) dan perusahaan lepas pantai di bawah kategori “jurisdiction” untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

 

Sumber di negara tertentu

Di beberapa negara tertentu seperti Ukraina dan Kazakhstan, terdapat basis data khusus yang bisa diandalkan. Dmitry Chaplinsky, Ahli Teknologi Informasi di Bihus.info Ukraina, mengatakan bahwa reporter bisa menggunakan Ring, mesin pencari dokumen yang memiliki 29 juta dokumen publik. 

Adapun untuk Kazakhstan, reporter yang mencari informasi penting bisa menggunakan Open Base. Data di platform ini bersumber dari sekitar selusin sumber data. Ring maupun Open Base berguna untuk mencari dokumen publik, dokumen pengungkapan aset, data pengadaan publik, dan catatan publik lainnya.

 

Perangkat harian

Setiap hari, banyak perangkat baru yang menarik untuk dicoba. Namun, ada baiknya mempelajari perangkat lama yang terbukti andal. Mohammed Haddad, Editor Data di Al Jazeera Media Network, menyebut lima perangkat yang paling sering dia gunakan.

  • Mapbox — dan fitur Mapbox Scrollytelling. “Jika ingin menceritakan kisah dengan pendekatan geografis, ini adalah perangkat yang tepat,” kata Haddad. Ia menyebut bahwa perangkat ini menjadi favorit lantaran bisa membawa pembaca ke dalam perjalanan keliling dunia. Al Jazeera menggunakannya saat mengemas liputan soal Sungai Nil dan sengketa perbatasan antara India dan China.
  • Nivo. “Ini adalah perangkat yang tak banyak membutuhkan pengodean untuk menghasilkan visualisasi data yang sangat rumit,” jelas Haddad. Al Jazeera menggunakan Nivo untuk menganalisis bagaimana negara-negara memberikan suara terhadap masalah yang dibahas di PBB sejak 1946.

Contoh <yoastmark class=

  • AMP Stories. “Ini adalah platform penceritaan berbasis perangkat mobile yang membuat cerita mudah dicerna. Cocok digunakan untuk mengemas feature yang mengedepankan karakter. Perangkat ini juga berfungsi dengan baik di ponsel, perangkat yang mungkin paling banyak digunakan pembaca untuk mengakses berita Anda,” katanya. Al Jazeera menggunakannya dalam liputan 100 Faces of Rohingya dan serial mengenai penduduk kulit hitam yang terbunuh di Amerika Serikat, Palestina, dan Myanmar.
  • Chartbeat. “Untuk memahami bagaimana cerita Anda dikonsumsi oleh audiens, gunakan analisis waktu nyata dari Chartbeat,” saran Haddad. Menurutnya, fitur paling berguna dari perangkat ini adalah indikator kinerja media sosial yang membantu melihat tersebarnya berita di media sosial.
  • R coding dan R Studio. “Alat favorit saya adalah R dan R Studio,” kata Haddad. Bahasa pemrograman R dipakai agar tak bergantung pada banyak perangkat. Al Jazeera menggunakannya untuk hampir setiap proses. Mulai dari pengumpulan data hingga penyuntingan. (Penyadur: Kholikul Alim)

 

Artikel lainnya:


Rowan Philp adalah reporter GIJN. Ia pernah bekerja untuk Sunday Times di Afrika Selatan. Sebagai koresponden luar negeri, ia meliput beragam topik seperti korupsi, politik, dan konflik di lebih dari dua lusin negara di berbagai belahan dunia.

Tulisan ini disadur dari Key Tools and Datasets for Unearthing Hard-to-Find Information yang dipublikasikan Global Investigative Journalism Network (GIJN). Untuk menerbitkan ulang tulisan ini, Anda bisa menggunakan tombol republish di bawah artikel ini atau menghubungi [email protected].

Berlangganan Kabar Terbaru dari Kami

GRATIS, cukup daftarkan emailmu disini.