KATHMANDU, JARING.id – Analisis jaringan merupakan salah satu teknik investigasi yang banyak digunakan saat ini. Panama Papers merupakan salah satu contoh bagaimana teknik ini digunakan untuk melakukan dan mengemas liputan investigasi.
Brant Houston, Dosen Department of Journalism University of Illinois mengatakan teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kekuasaan bekerja. Gagasan utama dalam analisis jaringan adalah, “Siapa terkoneksi dengan siapa dan siapa bekerja dengan siapa,” ujarnya, Sabtu (24/9).
Teknik ini mulai digunakan sejak 1976 dalam sebuah karya kolaboratif bertajuk Arizona Project. 40 jurnalis dari 28 media yang berbeda di Amerika Serikat menelisik isu mengenai korupsi dan jaringan kriminal terorganisir.
Dengan bantuan seorang pakar teknologi mereka memetakan koneksi pengusaha dan pejabat pemerintah yang secara rahasia mengatur berbagai agenda pemerintah kota agar sejalan dengan kepentingan kelompok mereka.
Teknik analisis jaringan muncul kembali setelah serangan teroris ke World Trade Centre terjadi pada 9 September 2001. Jurnalis mencoba memetakan siapa aktor yang paling berperan dalam tragedi tersebut.
Connected China merupakan contoh lain penggunaan analisis jaringan. Dengan visualisasi apik, jaringan sosial dan profesional para pemegang kekuasaan di Republik Rakyat Tiongkok disuguhkan pada audiens.
Reg Chua, Chief Editor Connected China Project, menyarankan jurnalis membuat hipotesis awal ketika menggunakan teknik analisis jaringan dalam proses jurnalistik. Hal tersebut membantu mengarahkan, “Apa yang harus dicari dan apa yang harus divisualisasikan,” ujarnya
Aplikasi berita Connected China sempat bertahan dan bisa diakses di Tiongkok selama beberapa jam sebelum diblok oleh pemerintah RRT.
Visualisasi jaringan sosial, lanjut Reg, seringkali lebih efektif dibandingkan dengan menggambarkannya melalui narasi panjang.