Ketika menyebut “negara mafia”, kita berbicara tentang pemerintah yang beroperasi layaknya organisasi kriminal. Orang-orang yang memerintah, berkuasa dalam segala hal dan mencoba mempertahankan kendali dengan kekerasan layaknya para mafia.
Kosovo, Montenegro, dan Guinea Khatulistiwa adalah beberapa contoh negara mafia. Venezuela juga bisa masuk dalam barisan tersebut karena pejabatnya tidak lagi tertarik menjalankan pemerintahan. Elit politik dan militer di sana, menghabiskan energinya untuk membuat rekening di luar negeri dan berjualan narkoba.
Kandidat lain yang bisa masuk negara mafia adalah Malta dan Meksiko. Kamu mungkin berpendapat kalau Rusia tak berbeda jauh dengan beberapa negara mafia yang sudah saya sebutkan — meskipun negara ini berada di kelas yang berbeda.
Negara mafia berbeda dengan kleptokrasi. Saat ini, mungkin hanya ada enam atau tujuh negara yang masuk dalam kategori negara mafia. Lain halnya dengan kleptokrasi yang mudah didapati di negara berkembang dan negara dengan sistem demokrasi yang lemah.
Negara kleptokrasi dicirikan oleh praktik pencurian dan korupsi gila-gilaan yang dilakukan pemerintah. Di kawasan Afrika, otokrasi yang bercokol mempermulus hal tersebut. Walhasil, politik uang menjamur, pemilu dimanipulasi, dan patronase berlangsung di segala lini.
Azerbaijan adalah salah satu contoh negara kleptokrasi. Pemerintahannya korup dan otokratis. Pemerintah menindas rakyat dan mencuri uangnya. Pada gilirannya, uang tersebut digunakan kembali untuk mengendalikan rakyat. Dengan cara tersebut, pemerintah meminimalisir ancaman bagi keluarga yang berkuasa. Mereka mencuri segalanya, bukan hanya karena membutuhkan lebih banyak uang, tetapi juga mencegah orang lain punya cukup dana untuk menentang pemerintah.
Kunci Penyelidikan
Masalah sebenarnya muncul ketika terjadi state capture. Dalam kondisi tersebut, korupsi tak hanya terjadi melalui gratifikasi, tetapi juga penguasaan birokrasi dan hukum oleh kelompok kepentingan tertentu. Negara demokratis sekali pun bakal mengalami kemunduran apabila hal ini berlangsung, seperti yang terjadi saat ini di Polandia dan Republik Ceko.
Untuk membongkar bagaimana negara mafia dan kleptokrasi beroperasi, reporter perlu menelusuri aliran uang dan sumber daya. Pada dasarnya, semua sumber daya yang terdapat di sebuah negara memiliki nilai. Mineral yang ditambang dan pohon yang ditebang adalah hal-hal yang dapat dimonetisasi oleh para otokrat dan negara mafia. Oleh sebab itu, penting untuk mempelajari bagaimana industri sumber daya beroperasi di sebuah negara.
Dalam banyak hal, negara mafia lebih mudah diselidiki dibandingkan dengan kelompok kejahatan terorganisir. Pasalnya, negara adalah entitas yang lebih transparan. Reporter bisa menggunakan berbagai informasi yang tersedia dalam catatan negara, dokumen, tender, dan catatan perusahaan.
Namun, negara dan kelompok kejahatan terorganisir setidaknya punya satu kesamaan: keduanya memiliki hierarki. Saat menelusurinya, ingatlah kalau kehadiran jaringan informal di dalam pemerintahan kerap kali lebih penting daripada struktur resmi. Reporter bisa mencari tahu orang-orang penting yang ada dalam jaringan tersebut. Cari tahu siapa yang bertambah kaya, mendapat rumah paling bagus, atau tinggal dekat dengan kediaman presiden.
Tekun dan bersabarlah saat mengumpulkan berbagai informasi mengenai cara operasi negara mafia dan kleptokrasi. Di OCCRP, kami menggunakan sistem manajemen pengetahuan untuk menghubungkan semua data dan mengombinasikannya dengan perangkat lunak lain. Setelah itu, barulah aliran uang bisa ditelisik.
Studi Kasus
Montenegro
Montenegro adalah contoh klasik negara mafia. Negara berpenduduk 600.000 orang ini dijalankan oleh Milo Đukanović, seseorang yang pekerjaan pertamanya dalam hidup adalah Perdana Menteri. Melalui saudaranya, ia memiliki hubungan dekat dengan kelompok kejahatan terorganisir yang bisnis utamanya adalah perdagangan rokok ilegal.
Seiring waktu, kami menemukan mekanisme yang dibangun untuk memperkuat korupsi di Montenegro. Pertama-tama, Đukanović memprivatisasi sebuah bank agar dikuasai keluarganya. Setelah itu, ia mulai mengucurkan sejumlah besar uang pemerintah ke dalam bank tersebut.
Selanjutnya, bank mulai meminjamkan uang kepada Đukanović, teman-temannya, dan kelompok kejahatan terorganisir. Ketika para kreditur mengalami gagal bayar dan terjadi kredit macet, dia melakukan bailout dengan uang negara yang dikumpulkan dari para pembayar pajak.
Venezuela
Pengambilalihan Venezuela oleh kepentingan kriminal telah terkodumentasikan secara luas. Dakwaan oleh Departemen Kehakiman AS, liputan investigasi yang dilakukan oleh media, dan studi akademis menunjukkan keterkaitan pemerintah dengan kelompok kejahatan terorganisir. Lebih dari 100 pejabat Venezuela – termasuk pejabat senior rezim Nicolás Maduro – terlibat dalam berbagai tindak kejahatan. Mulai dari penyelundupan bahan bakar, penjualan makanan, perdagangan obat-obatan di pasar gelap, hingga perdagangan kokain.
InsightCrime juga melaporkan kalau kas negara ”telah dijarah besar-besaran”. Ditambah dengan kontrol negara atas milisi bersenjata dan kelompok kejahatan serta sejumlah besar pembunuhan di luar hukum, cukup sudah bukti untuk menjadikan Venezuela sebagai negara kriminal.
Korea Utara
Banyak laporan terpercaya yang dipublikasikan dua dekade belakangan menyebut bahwa negara ini dioperasikan seperti kartel kejahatan. Pejabat Korea Utara terlibat dalam perdagangan narkoba, pemalsuan, kejahatan dunia maya, penyelundupan tembakau, penculikan, dan banyak aktivitas kriminal lainnya.
Lazimnya, alur pengambilalihan pemerintahan oleh mafia berlangsung dari bawah ke atas. Namun, di Korea Utara hal yang terjadi adalah sebaliknya. Negara ini membutuhkan devisa, tetapi mereka tidak menjual apa-apa. Jadi, mereka memalsukan dolar AS, menjual obat-obatan, dan terlibat dalam aktivitas kriminal lainnya untuk mendapatkan dana segar.
Tips dan Perangkat
Telisik Kontrak
Kelompok kejahatan terorganisir biasanya menghasilkan uang dari perdagangan ilegal. Narkoba adalah salah satu contohnya. Sementara itu, dalam pemerintahan yang korup, uang kotor biasanya mengalir melalui kontrak dengan negara. Siapa yang berhak mengebor minyak? Siapa yang berhak menebang pohon? Siapa pemilik perusahaan telepon? Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa memberitahumu orang-orang penting yang berkuasa di negara mafia.
Telisik Aset
Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan aset. Lacak kapan pembelian, lokasi, dan cara aset dibeli. Selanjutnya, hubungkan berbagai informasi tersebut dengan kontrak pemerintah yang menjadi sumber pendapatan mereka. Setiap individu biasanya punya sekelompok kecil orang di sekitarnya yang namanya digunakan sebagai kedok kepemilikan aset. Cari tahu siapa orang yang digunakan sebagai kedok, siapa pengacara mereka, siapa anggota keluarga mereka, dan kemudian carilah aset yang kepemilikannya tercatat di bawah nama-nama tersebut.
Telisik dokumen publik
Periksalah berbagai catatan publik untuk menelusuri aset. Beberapa catatan yang bisa digunakan adalah daftar perusahaan, catatan tanah, dan catatan properti. Baru-baru ini, Prancis membuat catatan propertinya tersedia secara daring dan kami mendapati berbagai temuan menarik dari catatan tersebut.
Periksa Data yang Bocor
Ada banyak data perbankan yang bocor dan bisa memberi indikasi siapa yang mendapat uang dan di mana ia mendapatkannya. Hubungi beberapa anggota GIJN seperti ICIJ dan OCCRP, serta organisasi lain yang telah membuat database berisi bocoran informasi. Data-data tersebut terbukti berharga, bahkan ketika sudah berusia 10 atau 15 tahun. Banyak proxy baru mungkin tetiba muncul di sekumpulan database lama.
Banyaknya kebocoran data yang terjadi saat ini telah membuatnya menjadi bagian penting dalam liputan investigasi. Luangkan waktu untuk mencari kaitan antara kebocoran satu data dengan data lainnya ketika menelusuri aliran uang.
Namun, informasi tak cuma berasal dari bocoran data, tetapi juga praktik peretasan, ransomware, atau penambangan data (web scraping). Saat ini, banyak orang menemukan informasi penting sebagai efek samping dari peretasan — karena banyak perusahaan enggan membayar uang tebusan kepada peretas yang berhasil membobol database mereka.
Gunakan Teknik Liputan Tradisional
Metode investigasi tidak banyak berubah dan tak semua informasi bisa didapat secara daring. Di sisi lain, banyak reporter muda dan kurang pengalaman, tidak begitu menguasai metode tradisional liputan investigasi.
Pengembangan sumber tetap perlu dilakukan, seperti juga permohonan informasi publik. Beberapa reporter sangat mahir menggunakan pendekatan tradisional, sedangkan yang lainnya sangat bagus penelisikan daring. Namun, yang terbaik adalah menggabungkan keduanya.
Gunakan Database dan Peta Jaringan
Aleph adalah salah satu perangkat yang banyak kami gunakan dalam liputan. Setiap nama yang ditemukan dalam proses liputan, ditelusuri dalam perangkat yang dirancang dan dibuat oleh OCCRP ini.
Koneksi Aleph dengan Linkurious juga memungkinkan kami untuk membuat peta jaringan. Sementara itu, fitur linimasa memudahkan pembuatan kronologi peristiwa. Untuk memverifikasi informasi, satu data dengan data lainnya juga bisa diperiksa silang dalam perangkat ini.
Untuk memetakan jaringan, reporter juga bisa menggunakan perangkat lain seperti i2. Namun, jurnalis tidak banyak menggunakannya karena harganya mahal. Untuk menyiasatinya, reporter bisa menggunakan perangkat alternatif yang banyak tersedia secara gratis saat ini. Sayangnya, butuh kemampuan teknis tertentu untuk mengoperasikannya perangkat-perangkat tersebut.
Berkolaborasi
Banyak liputan investigasi besar mengenai korupsi dan kejahatan digarap sebagai liputan antarnegara. Jurnalis dengan beragam keahlian bergabung dalam tim yang menggarap proyek tersebut. Mulai dari reporter yang bekerja di tingkat lokal, reporter keamanan siber, peneliti, hingga pakar media sosial.
Di tengah kondisi tersebut, OCCRP hadir sebagai sebuah jaringan dan kami menggunakannya untuk meningkatkan keterampilan satu sama lain. Lantaran itu, banyak liputan dapat digarap dengan cepat. Jika kamu tidak berada di dalam organisasi dengan jaringan yang luas, bangunlah hubungan dengan bantuan organisasi seperti GIJN.
Saat berkolaborasi, OCCRP menggunakan sistem Wiki untuk berbagi informasi. Sementara itu, Signal jadi pilihan untuk bertukar pesan secara aman. Ada kebutuhan atas perangkat yang lebih baik untuk melakukan kolaborasi. Namun, sejauh ini kami menggunakan Signal, Wiki, dan Aleph untuk mengoordinasikan setiap proyek liputan. Perangkat-perangkat tersebut tersedia untuk semua reporter, jadi kolaborasi adalah hal sederhana yang bisa dilakukan oleh siapapun.
Bersikaplah Etis
Cermatlah dalam memilih liputan yang benar-benar berkaitan dengan kepentingan publik. Hal ini pasti memancing perdebatan dalam tim. Namun, setiap argumen dalam perdebatan mesti bersandar pada satu pertanyaan besar: apakah publik benar-benar perlu mengetahui hal yang coba diungkap dalam liputan? Pertanyaan tersebut coba kami jawab dengan memastikan bahwa semua liputan yang digarap mengungkap korupsi atau cara kerja pemerintah – atau kelompok bisnis dan kejahatan terorganisir – sehingga publik dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang apa yang harus mereka lakukan. (penyadur: Kholikul Alim)