Ekosistem Industri Bahan Bakar Fosil

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan pidato yang sangat pedas di perundingan iklim COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir. “Menggunakan janji-janji palsu untuk mencapai nol emisi karbon untuk menutupi ekspansi bahan bakar fosil yang berantakan adalah hal tercela. Itu adalah penipuan besar-besaran,” kecamnya. Ia juga menyebut kalau “penipuan merusak ini dapat mendorong dunia kita ke jurang iklim. Penipuan ini harus diakhiri.”

Hal ini tidak hanya ditujukan Antonio kepada produsen batu bara, minyak, dan gas, tetapi juga kepada mereka yang memberikan dukungan finansial — jaringan luas korporasi global yang melestarikan dominasi bahan bakar fosil. Sering kali mereka punya nama besar, ​​bank-bank terkenal dan perusahaan asuransi rumah. Perusahaan-perusahaan tersebut memperkaya diri sambil dengan memberikan dukungan kepada perusahaan-perusahaan yang mendorong planet ini melampaui batas-batas keberlangsungannya.

 

Ekosistem bahan bakar fosil

Sulit untuk melebih-lebihkan ketergantungan ekonomi global pada bahan bakar fosil. Ini adalah industri yang menyusup ke setiap bagian kehidupan kita. Mulai dari mobil, pemanas, listrik, hingga plastik di pakaian dan petrokimia di sampo kita. Selain bank dan perusahaan asuransi, ada substruktur besar konsultan, insinyur, perusahaan jasa dan auditor, konsultan, pengacara, serta firma periklanan dan hubungan masyarakat yang menopang industri ini.

Pemberi Dukungan

Tidak akan ada penambangan batu bara atau ekstraksi minyak dan gas tanpa asuransi karena besarnya risiko yang ditanggung. Ironisnya, perusahaan asuransi berada satu langkah di depan dengan menilai risiko yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan, seperti yang dilaporkan oleh Christopher Flavelle di The New York Times, telah menarik pertanggungan dari pemilik rumah di seluruh Amerika Serikat.

Pendanaan juga penting. Perusahaan bahan bakar fosil telah meminjam hampir US$7 triliun (lebih dari Rp116.000 triliun) untuk membiayai kegiatan mereka antara tahun 2016 hingga 2023. Lebih dari separuh dana tersebut berbentuk pinjaman, yang sering kali digelontorkan oleh beberapa bank.

Utang juga dapat berupa obligasi, semacam surat utang yang disertai komitmen penerbit untuk membayar kembali nilai utang dan bunga reguler pada tanggal tertentu. Perusahaan menerbitkan obligasi dan menjualnya kepada investor seperti manajer aset atau dana pensiun. Bank tidak meminjamkan uang secara langsung kepada perusahaan bahan bakar fosil, tetapi berperan mengatur obligasi tersebut. Meski demikian, peningkatan pengawasan dan regulasi telah mendorong beberapa bank untuk mengurangi pendanaan mereka terhadap industri bahan bakar fosil. Walhasil, perusahaan bahan bakar fosil didorong untuk mengumpulkan uang dari hedge funds, ekuitas swasta, dan penyedia kredit swasta lainnya.

Peran lainnya dimainkan lembaga pemeringkat kredit yang memberikan penilaian risiko atas obligasi. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka melebarkan sayap dengan memberikan penilaian hijau terhadap perusahaan-perusahaan tertentu. Banyak kritik dialamatkan terhadap hal tersebut lantaran metodologi yang tidak jelas di balik peringkat lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG).

Lembaga pemeringkat kredit juga dikecam karena meremehkan risiko yang berujung pada krisis keuangan tahun 2008. Bloomberg memberikan pemaparan yang sangat bagus dari salah satu penyedia peringkat ESG terbesar, MSCI. Dalam liputannya mereka menyoroti peningkatan peringkat ESG untuk perusahaan-perusahaan besar yang kebijakannya telah gagal mengatasi masalah lingkungan. MSCI mengklaim bahwa metodologinya paling relevan secara finansial bagi perusahaan-perusahaan yang dinilai.

Protes tahun 2023 di Washington, DC yang menyerukan agar Bank Dunia mengakhiri pembiayaan bahan bakar fosil. Gambar: Shutterstock
Protes tahun 2023 di Washington, DC yang menyerukan agar Bank Dunia mengakhiri pembiayaan bahan bakar fosil. Gambar: Shutterstock

Pendanaan swasta bukan satu-satunya penyokong industri bahan bakar fosil. Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, dan lembaga keuangan internasional (IFI) lainnya yang didanai oleh uang pembayar pajak juga terlibat. Selain membiayai proyek bahan bakar fosil, IFI memengaruhi kebijakan di berbagai negara dan memberikan bantuan teknis yang cenderung menguntungkan kepentingan bahan bakar fosil.

Sementara itu, perusahaan periklanan, pemasaran, dan hubungan masyarakat dibayar untuk memoles citra perusahaan bahan bakar fosil di mata masyarakat yang semakin skeptis. Matthew Green, editor investigasi global di DeSmog mengatakan: “Mereka menciptakan semacam musik yang memberi kesan kepada masyarakat dan pembuat kebijakan bahwa perusahaan-perusahaan [minyak dan gas] raksasa ini telah mengatasi krisis iklim; bahwa kita dapat percaya kalau orang-orang pintar sedang mengerjakan perbaikan teknologi yang entah bagaimana akan membawa kita ke tempat yang aman bagi iklim.”

Namun, pekerjaan ini dapat mencoreng nama baik mereka. Perusahaan periklanan secara khusus menghadapi tantangan berat ketika dikaitkan dengan perusahaan bahan bakar fosil yang menjadi klien mereka. Hal itu bisa membuat calon klien lain menjauh dan mempersulit upaya mereka mempekerjakan talenta-talenta terbaik di bidangnya.

Para pengacara dan pelobi, auditor, serta konsultan menghadapi masalah serupa. Beberapa pekerjaan mereka mungkin melibatkan upaya untuk memungkinkan perusahaan bahan bakar fosil menghindari regulasi iklim dan memanfaatkan celah hukum yang memperburuk krisis iklim. Hal itu bisa menciptakan konflik besar dengan klien yang peduli terhadap masalah iklim.

Pengiriman dan Pemrosesan

Batubara, gas, dan minyak adalah produk yang harus diekstraksi, diproses, dan dikirim. Perusahaan-perusahaan yang melabeli diri sebagai perusahaan teknologi energi seperti Schlumberger, The Weir Group, dan Baker Hughes menyediakan layanan penting bagi proses tersebut. Meski demikian, pengawasan yang mereka dapatkan dari jurnalis dan juru kampanye tak sebesar yang didapat perusahaan bahan bakar fosil besar.

Kereta api pengangkut batu bara di negara bagian Wyoming, Amerika Serikat. Gambar: oleh Kimon Berlin, Creative Commons
Kereta api pengangkut batu bara di negara bagian Wyoming, Amerika Serikat. Gambar: oleh Kimon Berlin, Creative Commons

Batu bara diangkut dengan kereta api, truk, dan kapal. Sementara itu, minyak dan gas sebagian besar mengalir melalui jaringan pipa bawah laut yang melintasi batas negara. Total panjangnya dapat mengelilingi bumi sebanyak 30 kali. Pipa-pipa tersebut tidak dibangun dan dioperasikan oleh perusahaan bahan bakar fosil, melainkan oleh perusahaan-perusahaan seperti Enbridge dan TC Energy.

Di lini perdagangan, ada perusahaan komoditas raksasa seperti Trafigura, Gunvor, dan Vitol. Mereka membeli, menjual, mengirimkan, dan menyimpan bahan bakar fosil.

Pembeli

Hampir dua pertiga listrik masih dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Sementara itu, minyak bumi merupakan bahan bakar utama transportasi, baik untuk mobil, truk, pesawat, dan kapal. Seiring peralihan ke kendaraan listrik, industri bahan bakar fosil meningkatkan permintaan akan petrokimia – yang terbuat dari minyak dan gas serta dapat ditemukan dalam berbagai hal seperti pupuk dan krim wajah – dan industri plastik yang berbahaya bagi lingkungan.

Industri listrik, transportasi, dan kimia terbukti menolak transisi dari bahan bakar fosil. Mereka melobi, menentang aksi iklim, dan terlibat dalam greenwashing. Hubungan antara produsen bahan bakar fosil dan pembelinya terkadang terbuka – banyak perusahaan petrokimia dimiliki oleh perusahaan minyak dan gas – dan terkadang tidak. Namun, kekuatan dan pengaruh mereka sebagai pilar utama ekonomi global membuatnya layak mendapat sorotan media.

 

Siapa yang Harus Dilindungi?

Dengan banyaknya aktor yang terlibat, apa yang bisa dijadikan panduan oleh jurnalis dalam memilih topik? Fokus liputan bisa pada perusahaan-perusahaan terbesar, yang paling munafik, nama-nama terkenal, atau perusahaan yang berbasis di kota tempat jurnalis bekerja.

Apa pun perusahaan atau sektor yang dipilih, perlu untuk mengupas lapisan-lapisannya. Jika jurnalis memilih perusahaan asuransi sebagai fokus, maka broker yang mengatur pertanggungan asuransi seperti Marsh, Aon, dan Willis Towers Watson juga perlu ditelisik.

Jika fokus ditujukan pada perusahaan paling berpolusi di dunia, Saudi Aramco, maka jangan lupakan HSBC sebagai salah satu mitra perbankan utamanya. Bank tersebut membanggakan reputasi iklimnya dan telah dipuji sebagai bank terbaik di dunia dalam hal keuangan berkelanjutan. Sementara itu, JPMorgan Chase adalah pemberi pinjaman terbesar untuk sektor tersebut sepanjang 2015-2023.

Mengupas lapisan lain akan mengungkap investor yang mendukung industri bahan bakar fosil dan menuai hasilnya dalam bentuk dividen yang besar. BlackRock adalah manajer investasi terbesar di dunia yang mengelola dana dan aset senilai lebih dari US$10 triliun (setara dengan Rp 165,7 triliun) pada 2023. Mereka telah menginvestasikan miliaran dolar Amerika Serikat di perusahaan bahan bakar fosil, termasuk yang terlibat dalam ekstraksi minyak di wilayah Amazon.

Para ilmuwan sepakat bahwa tidak boleh ada infrastruktur bahan bakar fosil baru jika dunia ingin membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius. Jadi, fokus bisa ditujukan pada bagian paling ekspansif dari industri ini yakni perusahaan yang membangun jaringan pipa baru, menyediakan rig untuk pengeboran Arktik, dan eksplorasi laut dalam seperti Yinson dan COSL Drilling.

Kisah-kisah lokal juga bisa menarik perhatian audiens baru. Investigasi dapat difokuskan pada bisnis lokal yang terkait dengan bahan bakar fosil, menelusuri sejarah bencana lingkungan di sekitar, atau mengungkap bagaimana praktik global berdampak pada masyarakat lokal. Investigasi yang berfokus pada konsumen bisa berperan sama. Topik yang bisa diangkat misalnya, investasi dana pensiun di industri bahan bakar fosil yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Hal tersebut mungkin tanpa disadari telah difasilitasi oleh dana pensiun pekerja.

 

Apa yang Harus Dilaporkan?

Banyak bisnis pendukung industri bahan bakar fosil tidak berkontribusi secara langsung terhadap pemanasan global. Emisi mereka sebagian besar terbatas pada pemanasan dan pendinginan kantor serta transportasi eksekutif untuk menghadiri rapat.

Namun, layanan penting yang mereka berikan kepada perusahaan bahan bakar fosil sebagai klien, berdampak besar. Menarik untuk meneliti apakah mereka secara moral atau hukum bersalah atas tindakan klien mereka.

Di bawah tekanan dari investor, pelanggan, dan karyawan, banyak dari perusahaan-perusahaan tersebut telah membuat komitmen iklim. Lebih dari separuh perusahaan publik terbesar di dunia saat ini telah membuat komitmen emisi nol bersih, dengan berbagai formulasi berbeda dan keragaman capaian. Cara paling sederhana untuk mengungkap “penipuan merusak” yang dicerca oleh Sekretaris Jenderal PBB Guterres adalah dengan membandingkan apa yang dilakukan perusahaan dengan apa yang mereka katakan.

Bisnis Seperti Biasa

TBIJ menunjukkan rute pipa EACOP yang diproyeksikan melalui Afrika bagian timur. Gambar: Tangkapan layar, TBIJ
TBIJ menunjukkan rute pipa EACOP yang diproyeksikan melalui Afrika bagian timur. Gambar: Tangkapan layar, TBIJ

Perusahaan asuransi sangat merahasiakan keterlibatan mereka dalam proyek-proyek kontroversial — bahkan secara internal — untuk menghindari pengawasan dari karyawan perusahaan, juru kampanye iklim, dan investor. Namun, jurnalis bisa menggali rincian dari dokumen publik dan sumber pekerjaan dan membandingkan peran perusahaan dalam proyek-proyek yang merusak lingkungan dengan janji-janji iklim mereka. Di Biro Jurnalisme Investigasi (TBIJ) kami mengungkap peran pialang asuransi dalam Pipa Minyak Mentah Afrika Timur, yang diambil alih oleh perusahaan meskipun ada petisi dari karyawannya sendiri yang mendesak para eksekutif untuk menolak pekerjaan tersebut.

Sementara itu, DeSmog meminta pertanggungjawaban industri periklanan dan hubungan masyarakat (PR) atas praktik greenwashing dan misinformasi iklim. Mereka mengungkap retorika iklim muluk perusahaan yang tidak sejalan dengan pilihan klien mereka. Matthew Green dari DeSmog mengungkapkan bahwa liputan mereka memberikan cerita orang dalam tentang konflik antara staf dengan manajemen yang terjadi dalam organisasi-organisasi tersebut. “Cerita yang menyingkap tabir soal ketegangan internal akibat kebijakan iklim perusahaan merupakan yang paling berharga karena mengabarkan soal aktivisme karyawan. Jika kita berbicara tentang akuntabilitas iklim, maka kita ingin tahu siapa saja kepala eksekutif dan direktur yang terlibat dalam pencucian hijau industri bahan bakar fosil.”

Seiring dengan memanasnya litigasi terkait iklim, firma hukum dengan komitmen nol karbon menapaki jalan yang sulit. Rekan saya, Ed Siddons, melaporkan bahwa salah satu firma hukum terbesar di Inggris – yang dipilih sebagai penyedia layanan hukum pemerintah untuk COP26 Perserikatan Bangsa-Bangsa – meminta lebih dari 1 juta poundsterling (sekitar Rp 14,5 miliar) untuk biaya hukum dari para pemrotes iklim. Seorang juru bicara dari firma hukum DLA Piper mengatakan: “Firma ini mendukung hak untuk melakukan protes secara sah dan mengakui kebutuhan untuk membangun masa depan yang berkelanjutan. Namun, perubahan apa pun harus dilakukan sesuai dengan hukum, demi perlindungan negara dan para pemrotes.”

Celah yang Menganga

Bank-bank telah dipuji karena memperkenalkan kebijakan yang menolak beberapa jenis pembiayaan untuk bahan bakar fosil. Namun, jika melihat sedikit lebih dekat, maka kamu akan mendapati bahwa mereka terus menyalurkan miliaran dolar Amerika Serikat ke industri bahan bakar fosil. Di TBIJ, kami menunjukkan bahwa pada tahun ketika HSBC berjanji untuk menghentikan pendanaan produksi minyak dan gas baru, bank tersebut membantu mengumpulkan US$50 miliar (sekitar Rp830 triliun) untuk perusahaan-perusahaan yang mengembangkan ladang minyak dan gas baru.

Dalam liputan tersebut, yang juga diterbitkan oleh ITV News, para investor mengkritik celah menganga dalam kebijakan HSBC. Bank itu mengecualikan pembiayaan untuk proyek-proyek spesifik perusahaan tetapi bukan “pembiayaan perusahaan secara umum” — uang yang dikumpulkan oleh bank-bank dapat digunakan untuk tujuan bisnis apa pun, termasuk produksi minyak dan gas. HSBC mengatakan kebijakannya memungkinkan bank untuk terus menyediakan pembiayaan “di tingkat perusahaan” dan pendekatannya “didasarkan pada ilmu pengetahuan terbaru untuk mencapai emisi nol bersih.

Mengungkap pelanggaran kebijakan bisa jadi sulit karena makna dokumen bisa diputarbalikan untuk kepentingan perusahaan. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh rekan saya Nimra Shahid dan Rob Soutar dalam investigasinya, hal itu mungkin saja terjadi, meskipun bank yang dimaksud menyatakan bahwa mereka “menjalankan kebijakan ketat yang mengatur pembiayaan kami”.

Perusakan Lingkungan

Pendekatan lain adalah memulai dari proyek yang menimbulkan bencana lingkungan, kemudian bekerja mundur dengan menghubungkannya ke perusahaan yang mungkin luput dari perhatian.

Ed Davey dari Associated Press memusatkan perhatian pada sebuah perusahaan yang menumpahkan minyak di Amazon, menekan oposisi Pribumi, dan dilaporkan bekerja sama dengan organisasi teroris. Ia berhasil menghubungkannya dengan sejumlah bank yang memiliki kebijakan iklim dan hak asasi manusia. “Anda memiliki lebih banyak bendera merah (peringatan bahaya) daripada Konferensi Partai Komunis Tiongkok,” katanya. 

Tidak seperti biasanya, ia tidak dapat melakukan reportase lapangan untuk liputan itu. Ia menggunakan informasi dari laporan Pelapor Khusus PBB dan kesaksian yang diberikan masyarakat adat di pengadilan. Langkah tersebut membantunya melukiskan gambaran jelas tentang kerusakan yang telah disebabkan oleh perusahaan. Seorang juru bicara perusahaan minyak yang terlibat dalam perusakan mengklaim bahwa mereka telah membersihkan tumpahan minyak dan akan memberikan pembelaan di pengadilan. 

Greenwashing dan Lobi

Sama seperti perusahaan bahan bakar fosil, para pendukung mereka menghabiskan jutaan dolar Amerika Serikat untuk greenwashing. Praktik ini sering kali bisa diidentifikasi dengan kata kunci dan frasa tertentu yang digunakan oleh perusahaan. Bank, perusahaan asuransi, dan teknisi misalnya, mengatakan bahwa mereka “membantu klien mereka bertransisi.” Dengan memeriksa lebih dekat catatan aktual para klien, jurnalis dapat mengungkap kalau ungkapan tersebut hanya alasan untuk melanjutkan praktik bisnis yang biasa mereka lakukan. Masalah lain yang bisa ditelisik adalah hal apa saja yang dimasukkan dalam definisi “keuangan berkelanjutan” yang dirumuskan oleh bank.

Melaporkan bagaimana perusahaan-perusahaan ini diam-diam menggunakan pengaruh mereka untuk melobi agar tidak melakukan aksi iklim dapat merusak komitmen lingkungan mereka. Hal itu mungkin terungkap dalam pernyataan publik tentang kebijakan. Atau mungkin sesuatu yang dirahasiakan, yang memerlukan penelusuran sumber yang lebih mendalam.

 

Teknik

Melaporkan tentang para pendukung perusahaan bahan bakar fosil tidak memerlukan pelatihan keuangan formal, hanya kemauan untuk bergelut dengan topik rumit yang mendukung liputanmu. Sebagian besar liputan akan membahas tentang operasi perusahaan multinasional yang punya dampak di berbagai negara. Dalam kondisi tersebut, kolaborasi dengan jurnalis di seluruh dunia menjadi penting.

Data dan Dokumen

Banyak masalah iklim yang ada di depan mata, tetapi tak bisa lekas diidentifikasi. Selain laporan tahunan, dokumen obligasi hijau, dan laporan kemajuan pencapaian tujuan iklim, bank dan organisasi lain telah menerbitkan banyak dokumen tentang emisi, dampak iklim, dan prakiraan mengenai skenario iklim yang kemungkinan besar terjadi.

Aspek-aspek tersebut seringkali dapat ditemukan di situs web bank, yang oleh mereka seringkali disebut sebagai pusat pelaporan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG). Pada bagian tersebut, biasanya terdapat kumpulan data ESG yang layak untuk ditelusuri. Perusahaan juga membuat laporan panjang soal keberlanjutan dengan banyak catatan kaki mengenai penafsiran mereka terhadap parameter iklim penting. Perhatikan baik-baik definisi emisi Cakupan 3 (lihat bagian 2 panduan ini), yang seharusnya mencakup semua emisi dalam rantai pasokan mereka, tetapi seringkali kurang komprehensif.

Beberapa negara bagian AS yang berpihak pada industri bahan bakar fosil, mengancam akan berhenti berbisnis dengan lembaga keuangan yang punya kebijakan ESG kuat. Hal itu mendorong mereka berjanji akan terus mendanai (industri) bahan bakar fosil. Untuk mengungkap hal tersebut, TBIJ dan InfluenceMap mengajukan permohonan informasi publik. Kami kemudian menggarap liputan yang menyoroti kesenjangan antara apa yang dikatakan lembaga keuangan kepada publik mengenai kebijakan ESG mereka dengan apa yang mereka katakan kepada States Treasures.

Beberapa NGO dan akademisi telah mengembangkan perangkat untuk mengumpulkan dan menyusun sebagian besar materi ini. Beberapa di antaranya adalah:

Sumber dan pembocor informasi

Ini adalah langkah yang sangat menguntungkan karena jumlah orang yang ingin memberi Anda informasi sangat banyak. Banyak karyawan perusahaan punya kepedulian besar pada lingkungan dan mungkin tidak nyaman dengan kesepakatan tertentu yang mereka tangani, atau pendekatan sistemik perusahaan ketika melakukan greenwashing. Mantan karyawan bisa saja memiliki informasi penting yang ingin mereka bagikan. Namun, hal tersebut perlu ditangani dengan hati-hati karena bisa jadi ada motif balas dendam di balik tindakan tersebut.

Luangkan lah waktu di LinkedIn untuk melacak orang-orang penting di industri tersebut dan catat kapan mereka pindah. Mantan karyawan mungkin tetap setia pada suatu lembaga segera setelah mereka keluar, tetapi kesetiaan dapat memudar. Oleh sebab itu, jadi atur waktu untuk mendekati mereka. Jangan lupa untuk mencari tahu informasi terbaru soal mereka lantaran banyak orang yang lambat memperbarui profil LinkedIn-nya.

Jangan lupakan gosip industri yang beredar. Konteksnya adalah perusahaan pesaing kehilangan kontrak dengan perusahaan bahan bakar fosil besar dan mungkin mempunyai informasi tentang perusahaan lain yang memenangkannya.

Staf yang bekerja untuk lembaga pengawas lingkungan juga bisa menjadi sumber penting.  Mereka kadang frustasi karena tak mampu mengambil tindakan terhadap perusahaan-perusahaan besar. Dalam kondisi itu, mereka terbukti bisa menjadi pembocor informasi. 

Selain itu, ada banyak pakar yang berkomitmen pada iklim dan kredibel. Mereka kerap diundang untuk terlibat dalam kelompok penasihat tingkat tinggi. Bina hubungan dengan mereka sehingga pakar-pakar tersebut bisa segera menghubungimu saat merasa geram dengan kelompok-kelompok yang sering kali dikooptasi oleh industri.

Ada baiknya juga menyusun daftar tokoh-tokoh kunci yang bisa memberikan respons bagus untuk memperkuat berita. Mereka terdiri dari politisi terkemuka, selebritas, atau tokoh senior di PBB dan lembaga multilateral lainnya. Para pengkampanye iklim akan selalu mengecam para pendukung bahan bakar fosil, tetapi berbicara dengan para investor yang memegang saham atau surat utang di perusahaan-perusahaan pendukung industri bahan bakar fosil bisa jadi lebih berarti. Investor yang punya afiliasi dengan kelompok keagamaan bisa punya pengaruh sangat kuat karena otoritas moral yang mereka miliki dalam sebuah berita.

Reportase lapangan

Para pendukung industri bahan bakar fosil mungkin menjalankan bisnis mereka dari kantor ber-AC, tetapi dampak tindakan mereka terasa di seluruh dunia. Butuh reportase lapangan untuk menceritakan keseluruhan cerita.

Seringkali investigasi akan berjalan ke arah yang sama sekali berbeda setelah reportase lapangan. Ketika saya mulai menyelidiki pelelangan izin pengeboran minyak di bagian hutan hujan Cekungan Kongo yang dilindungi, ceritanya tampak jelas sejak dari kantor kami di London. Pengeboran eksplorasi tahap awal akan menjadi bencana bagi hutan dan lahan gambutnya yang berharga. Reportase lapangan di Kinshasa dan hutan hujan kemudian memperjelas bahwa banyak orang Kongo — bahkan beberapa pencinta lingkungan — tidak menentang pelelangan tersebut karena menganggapnya berguna untuk pembangunan. Oleh sebab itu, kami meliput kesepakatan di balik layar seputar pelelangan izin untuk menunjukkan bahwa dana yang terkumpul dari proses tersebut tidak akan pernah sampai ke masyarakat. Menteri Kongo yang menjadi fokus liputan kami mengatakan bahwa tudingan kesepakatan di balik layar didasarkan pada informasi parsial dan dapat bermotif politis. Sementara itu, perusahaan pemegang izin bersikeras bahwa pemilihan dilakukan “berdasarkan prestasi.”

Dampak dari tumpahan minyak di rawa bakau di delta Niger, Afrika. Gambar: Jerry Chidi, Creative Commons via Climate Visuals
Dampak dari tumpahan minyak di rawa bakau di delta Niger, Afrika. Gambar: Jerry Chidi, Creative Commons via Climate Visuals

Perusahaan cenderung berperilaku lebih buruk di negara berkembang dibandingkan dengan Eropa atau Amerika Serikat. Buktinya sering kali ada bagi siapa saja yang ingin menyelidikinya. Perenco, produsen minyak dan gas Anglo-Perancis, menjadi sorotan media ketika menumpahkan minyak di cagar alam yang dilindungi di Inggris pada 2023. Perusahaan tersebut telah lama dikritik oleh aktivis iklim karena pencemaran tanah dan pencemaran air di seluruh Afrika dan Amerika Latin. “[Perusahaan] berpikir bahwa tidak akan ada yang datang dan melihat apa yang mereka lakukan. Hal itu terutama berlaku di negara-negara yang lebih berbahaya atau sulit untuk beroperasi atau lebih mahal — jadi mereka lebih ceroboh,” kata Ed Davey.

Laporan investigasi tentang para pendukung bahan bakar fosil sangatlah penting, tetapi bisa jadi rumit dan membosankan. Pengungkapan tersebut akan terasa hidup dengan memasukkan kisah-kisah manusia dan gambaran jelas tentang suatu tempat. Membawa pembaca dalam perjalanan ke tempat-tempat yang dapat mereka lihat, cium, dan rasakan akan membuat mereka terus membaca. Menyertakan detail visual atau detail lainnya tentang berbagai karakter dapat membantu pembaca mengingat nama-nama yang mereka temui untuk pertama kalinya. Detail ini dapat dikumpulkan dari komunitas yang paling terdampak oleh kerusakan lingkungan dan dari bank serta perusahaan yang terlibat.

Menangani Dampak Buruk

Liputan soal kejahatan lingkungan berbahaya dan terkadang mematikan di wilayah Global South. Oleh sebab itu, kolaborasi dengan media internasional terkemuka dan perencanaan serta praktik keamanan yang ketat berperan penting.

Pelaporan tentang para pendukung perusahaan bahan bakar fosil menimbulkan tantangan berbeda. Bank dan perusahaan lain sangat sensitif tentang kredibilitas iklim mereka. Di TBIJ, kami telah menulis tentang perusahaan yang terlibat dalam penipuan, spionase, dan pencucian uang. Namun, tanggapan mereka paling agresif cenderung ditujukan pada liputan yang menuduh mereka melakukan greenwashing.

Respons pertama mereka akan tampak seperti penyangkalan langsung dan disampaikan dengan jargon yang sulit dipahami. Ketika diklarifikasi, ini akan berubah menjadi lebih dari sekadar mengaburkan fakta. Mereka juga telah mencoba untuk mengecilkan hati kami dengan menyebut bahwa temuan kami salah, tetapi meminta pernyataan tersebut tidak dikutip dan hanya menjadi background. Lepas dari semua hal tersebut, TBIJ kemudian menerbitkannya tanpa akibat hukum sejauh ini.

Tetapkan batas waktu bagi perusahaan untuk menanggapi pertanyaan, beberapa hari sebelum tanggal penerbitan yang direncanakan. Dengan demikian, ada waktu untuk terlibat dalam perdebatan yang tak terhindarkan. Jangan lupa untuk mempersiapkan diri dari serangan balik yang dilakukan oleh perusahaan.

 

Studi Kasus

 


 

Josephine Moulds adalah jurnalis investigasi peraih penghargaan di Bureau of Investigative Journalism, tempat ia meliput lembaga keuangan dan perubahan iklim. Ia telah menjadi jurnalis keuangan selama lebih dari 15 tahun, bekerja untuk Guardian, Telegraph, dan Times (London).

Artikel ini pertama kali dipublikasikan di GIJN. Seri berikutnya akan diterbitkan secara berkala pada April hingga Juni 2025.

Berlangganan Kabar Terbaru dari Kami

GRATIS, cukup daftarkan emailmu disini.