Jakarta, Jaring.id – Bagi jurnalis, data merupakan fakta yang bisa membantu mengungkap kebenaran. Jika jurnalisme tradisional mengandalkan penciuman mendapatkan berita, maka jurnalisme berbasis data merupakan kombinasi antara penciuman isu dan data.
Hal ini ditegaskan Direktur Divisi Riset dan Data KATADATA Indonesia Heri Susanto ketika memberikan materi kepada peserta Kelas Online (Klasol) JARING perdana, Sabtu 13 Januari 2018 lalu.
Dengan memaparkan fakta dan data, jurnalis bisa menghasilkan kesimpulan berbeda dan tidak terjebak pada keriuhan statement. Bahkan terhindar dari politisasi isu, atau kebijakan sekelompok orang yang memiliki agenda tertentu untuk kepentingan politik.
“Jurnalis sudah semestinya tidak ikut-ikutan menyebar hoax. Harusnya data dan fakta menjadi acuan jurnalis dalam menyebarkan berita,” ungkapnya.
Tren jurnalisme data mengalami perkembangan sejak 2009. Hal ini turut didukung semakin dibukanya data kepada publik oleh pemerintah maupun swasta. Akses data juga dipermudah lewat online.
Di Indonesia, penggunaan infografik dan peliputan berbasis data menjadi salah satu indikator perkembangan jurnalisme data. Sudah seharusnya jurnalis semakin dibekali dengan kemampuan mengolah data.
Selain itu, perkembangan teknologi turut mempermudah penghimpunan data dalam skala besar dan mengaitkannya dengan ratusan dokumen menggunakan software. Wimi Sartika, Head of Program Data Science Indonesia, mengatakan sudah banyak sofware yang tersedia baik itu berbayar, gratis maupun crowdsourcing yang bisa dipakai menyerap, menganalisis dan memvisualisasikan data.
“Kita juga harus upgrade bagaimana memanfaatkan teknologi. Juga akses aplikasi-aplikasi sehingga bisa semakin cepat mendapatkan data,” kata Wimi yang juga menjadi pemateri untuk Klasol JARING.
Jaringan Indonesia untuk Jurnalisme Investigasi (JARING) mengadakan kursus online dengan topik “Jurnalisme Utak-Atik Statistik”. Kelas online pertama sudah dimulai Sabtu lalu dengan diikuti 20 peserta di berbagai daerah. Setiap minggunya peserta akan diberikan teori dan praktik penerapan data statistik dalam jurnalisme hingga program berakhir pada Maret 2018.