Waktu dan biaya jadi dua hal yang membatasi ruang peliputan. Gilbert Cranberg, Professor Emeritus di University of Iowa menyampaikan pandangan dan pengalamannya mengenai alternatif? pembiayaan dan ruang baru dalam peliputan investigasi.
Sebagai mantan editor di The Des Moines Register, Cranberg merasakan bahwa kejaran tenggat harian membuatnya tak punya cukup waktu untuk menggali isu yang sebenarnya menarik namun tidak dilirik oleh media lokal, atau hanya mendapat sedikit porsi pemberitaan.
Setelah keluar dari tempatnya bekerja pada 1982, ia kemudian menyebut dirinya sebagai reporter investigasi mandiri. Seiring dengan kecenderungan pengurangan awak redaksi di seluruh Amerika, ?banyak reporter yang mengambil langkah seperti yang ditempuh oleh Cranberg?mencari dana untuk peliputan investigasi dari lembaga donor.
Margaret Engel dari Alicia Patterson Foundation adalah salah satu yang menghimbau adanya penyediaan dana kepada wartawan untuk? membuat peliputan investigasi.? Sedangkan Jon Sawyer, direktur Pulitzer Center on Crisis Reporting menambahkan, bahwa selain uang wartawan juga butuh ruang untuk memublikasikan hasil temuan wartawan juga merupakan tantangan berat.
Lalu muncul ?ProPublica, sebuah lembaga berita nirlaba yang fokus terhadap investigasi. Didanai oleh pasangan dari California, Herberth M. dan Marion Sandler, Lembaga ini mampu mengatasi dua masalah tersebut; ?ProPublica punya uang dan punya daya tawar tinggi untuk mendapatkan ruang bagi hasil karya investigasi mereka.
Selain didukung oleh dana besar ? 30 Juta Dolar untuk tiga tahun, ProPublica juga dijalankan oleh Paul E. Steiger, yang berpengalaman sebagai Managing Editor The Wall Street? Journal, media ini terkenal sebagai media yang netral pada masa Steiger.
ProPublica juga tidak hanya berperan sebagai lembaga donor yang hanya melempar dana, lembaga ini juga mendukung reporter dengan sokongan tim. Cranberg mengambil contoh liputan investigasi Seymour Hersh yang mengungkap pembantaian di May Lai. Selain mendapatkan dana dari Fund for Investigative Journalism -ProPublica, Hersh juga didukung? oleh 24 orang staf ?yang bekerja dari kantor ProPublica di Manhattan.
“Biaya untuk membuat berita per tahun berkisar antara 60-67 persen dari total [10 juta dolar], termasuk gaji untuk para reporter, editor, dan? peneliti.” Ungkap? juru bicara ProPublica, Richard Tofel, menanggapi tingginya biaya sebuah liputan investigasi yang dikeluarkan. “Bandingkan dengan koran atau majalah ternama yang hanya mengalokasikan sekitar 15 persen untuk produksi berita,” terangnya.
Bukan Monopoli Wartawan
Dalam perjalanannya sesudah menanggalkan status sebagai wartawan tetap sebuah media dan beralih mendalami peliputan investigasi secara mandiri, Cranberg menemukan bahwa tidak hanya wartawan yang mampu melakukan peliputan investigasi.
Cranberg memberikan contoh ?kerja investigasi saat dia menulis buku “Taking Stock: Journalism and the Publicly Traded Newspaper Company” yang mengupas pengaruh? kepemilikan media oleh korporasi. Buku ini ditulisnya bersama akademisi dari University of Iowa, Randall Bezanson dan John Soloski.
Menurut Cranberg ada kemiripan kerja akademisi menggali permasalahan dengan apa yang biasa dilakukan wartawan, hanya? istilah dan gayanya saja yang berbeda. Misalnya apa yang disebut wartawan”legwork”, akademisi akan menyebutnya “research”. ?Dan tentunya akademisi tidak pernah meninggalkan catatan kaki. Selebihnya tak banyak ?berbeda.
Cranberg menilai kedalaman data dan analisis dari riset mereka adalah bahan dasar untuk mendapatkan anugerah Pulitzer, ?jika saja penelitian yang dilakukan oleh akademisi-akademisi tersebut dikemas di dalam sebuah kantor redaksi suratkabar.
ProPublica membuka kesempatan bagi ?yang bukan wartawan untuk memublikasikan peliputan investigasi dengan format online.? Steiger mendefinisikan pelaporan ProPublica sebagai ??Laporan yang mengungkap penyalahgunaan kekuasaan baik dari pemerintah, para pelaku bisnis, serikat, universitas, sistem pendidikan, lembaga nirlaba, dan juga media.?
Pernyataan Steiger tersebut menggaungkan lagi fungsi? pers dalam kode etik American Society of Newspaper Editors, yaitu untuk? melakukan? pengawasan independen terhadap semua pemegang kekuasaan dalam masyarakat.
ProPublica menjadi contoh skema pendanaan peliputan investigasi dari lembaga nirlaba yang lengkap secara infrastruktur, dan mampu melebarkan cakupan peliputan investigasi yang sudah dilakukan perusahaan media yang biasanya terpaku pada kekuasaan pemerintah saja, dan kurang menyoroti kekuasaan yang dimiliki oleh sektor swasta.
Sumber: Cranberg, G. (2008). ?New Sources of Funding, New Sources of Reporting?. Nieman Reports, Vol.62 (No.1), 27-29