Data sudah semakin tersedia dengan jenisnya yang bermacam-macam. Oleh karena itu, jurnalis saat ini sudah mulai mengarah pada data journalist yang terfokus pada dokumentasi. Dokumentasi dapat diartikan sebagai sekumpulan data yang berbentuk statistik, laporan, dokumen, regulasi, catatan wawancara, rekaman audio-visual, foto peristiwa, dan peta. Melalui dokumentasi inilah seorang jurnalis akan membingkai hasil liputan dan menentukan fokus liputannya, walaupun tidak menutup kemungkinan berkembangnya hasil liputan melalui temuan-temuan baru yang memperdalam atau mempertajam data-data awal yang dikumpulkan.
Semakin banyak dokumentasi yang dimiliki seorang jurnalis, maka harus semakin baik kemampuan menyimpan dan mengategorisasikannya. Ada beberapa jenis data, yaitu pustaka, record/catatan-catatan, dan arsip. Ketiga data ini sulit dibedakan dari segi bentuk fisik dan media karena ketiganya bisa berbentuk bahan cetakan, rekaman, atau digital. Namun, ketiga data ini lebih mudah dikenali dari segi informasinya. Pustaka secara umum merujuk semua karya tulis berupa buku, jurnal, laporan, dan manuskrip. Record adalah dokumen baru yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan biasanya dimiliki oleh suatu lembaga sehingga cenderung rahasia atau terbatas untuk diakses.
Beberapa contoh data record ini adalah rekening koran bank, penggunaan saluran telepon, rekam medis, dan profil pelaku kejahatan di kantor polisi. Belum berjalannya kebebasan informasi publik di Indonesia mengakibatkan sulitnya catatan-catatan penting ini didapatkan masyarakat. Data yang ketiga adalah arsip. Arsip adalah dokumen laporan hasil kegiatan suatu lembaga. Arsip dibagi menjadi dua, yaitu arsip aktif (masih digunakan) dan arsip tidak aktif (tersimpan).
Bersikap Kritis Terhadap Data
Selain harus memiliki kemampuan untuk melakukan kategorisasi data, seorang jurnalis juga harus dapat bersikap kritis terhadap data-data yang dimiliki. Hal pertama yang dapat diuji adalah otoritas sebuah data. Sebuah data yang memiliki otoritas harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
- Memiliki keterangan mengenai sumber atau informasi seputar data selengkap-lengkapnya.
- Mencantumkan nama atau lembaga yang membuat & mempublikasikan, disertai kontak atau alamat jelas pembuat data. Mereka juga harus merupakan seseorang yang berkompeten atau memiliki reputasi di bidangnya.
- Jika merupakan hasil penelitian, ada penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan. Metodologi yang digunakan harus sesuai dengan topik yang diteliti.
Ketiga kriteria tersebut akan membantu seorang jurnalis untuk bersikap kritis terhadap sebuah data. Semakin terbuka informasi terkait dengan data yang dipublikasi, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan akan data tersebut karena hal-hal terkait data dari mulai pengumpulan sampai dengan publikasi dapat dikritisi dan diverifikasi.
Setelah sebuah data terbukti otoritasnya, seorang jurnalis harus menilai cakupan dari data yang akan digunakan. Data atau informasi tersebut harus relevan dan berguna dengan topik liputan/penelitian yang direncanakan, serta dipastikan dapat memberikan bahan atau inspirasi untuk mempertajam & memperdalam liputan. Setelah kedua hal tersebut telah dapat dipastikan, maka langkah selanjutnya adalah memastikan isi dari sebuah data melalui objektifitas, akurasi, dan periode pembuatannya.
Sebuah data harus objektif. Seorang jurnalis harus memastikan bahwa data/informasi tidak mengandung bias, tidak cenderung ke satu pihak atau kepentingan tertentu. Kedua, data/informasi harus didasarkan pada fakta dibanding opini. Namun, fakta yang dipaparkan juga harus dapat diterima secara logis. Seorang jurnalis harus bisa menentukan mana informasi yang benar. Hal ini memerlukan bantuan seorang ahli atau bahkan seorang editor untuk melakukan diskusi dalam menentukan pemilahan informasi.
Sebuah data juga harus akurat. Data/informasi bisa diandalkan dan bersih dari kesalahan seperti kesalahan penulisan, salah hitung, dan penyebutan nama. Hal ini dapat diyakini apabila ada editor atau seseorang yang memang melakukan verifikasi terhadap data-data tersebut sebelum dipublikasi. Terakhir, mengenai periode pembuatannya. Data/informasi harus mencantumkan tanggal publikasi. Hal ini berguna untuk menelusuri pemutakhiran data yang seharusnya dilakukan secara rutin dan konsisten.