Bingung Memilih Topik Investigasi untuk Ide Liputanmu?

Menemukan topik investigasi untuk diliput kerapkali menyulitkan. Pasalnya, Banyak reporter tidak menyadari kalau topik yang dipilih tidak mesti orisinal. Mereka bisa menggarap topik seperti korupsi, pelanggaran hukum, dan penyalahgunaan kekuasaan. Praktik-praktik tersebut terjadi di berbagai tempat dan biasanya punya karakteristik yang sama.

Untuk membantu reporter menemukan topik investigasi, tujuh jurnalis berbagi pengalamannya di Global Investigative Journalism Conference ke-12 (#GIJC21). Reporter di negara lain bisa meniru topik yang sudah mereka garap.

Berikut ini adalah lima gagasan dan cara peliputan yang disampaikan oleh para panelis. Anda bisa menonton rekaman videonya di kanal YouTube kami jika ingin menyimak keseluruhan diskusi.

 

  1. Femisida

Nikolia Apostolou, Direktur GIJN Resource Center mengatakan bahwa reporter perlu memahami femisida sebelum meliput. Definisinya bisa jadi berbeda di tiap negara.

“Di beberapa negara pembunuhan terhadap perempuan tidak dilaporkan (sebagai kasus khusus) karena tidak dianggap sebagai kejahatan. Jadi, periksa bagaimana femisida dicatat dalam sistem hukum negara Anda,” katanya.

Dia menekankan kalau reporter mesti mencari tahu kualitas pengumpulan data di negaranya. Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan: apakah petugas polisi dan tenaga medis profesional dilatih untuk mengumpulkan data yang dapat dipercaya? Apakah mereka dapat membedakan dan mencatat setiap jenis pembunuhan? mencatat jenis kelamin pelaku dan korban? mengindentifikasi motif dan hubungan antara korban dan pelaku?. 

“Kejahatan tidak dilaporkan atau dilaporkan secara manual di banyak daerah pinggiran. Catatan tersebut bisa jadi hilang atau ditangani secara salah ketika sampai di kantor polisi,” tambah Apostolou.

Reporter juga mesti memperhatikan bagaimana liputan soal femisida disajikan. Identitas korban, terutama mereka yang berada dalam situasi rentan, harus dilindungi. Cara bercerita yang terlalu detail juga bisa dihindari. Ilustrasi bisa dipakai untuk membantu pembaca memahami cerita.

Savia Hasanova, jurnalis data di School of Data Kyrgyzstan, menyarankan reporter menggunakan perangkat visualisasi data untuk menyajikan liputan. Dengan cara tersebut mereka bisa menghindari penggunaan foto korban atau tempat kejadian perkara dan bercerita melalui bagan atau peta.

“Lupakan detail tubuh yang sebenarnya (dalam bercerita),” terangnya. 

Kiat lainnya saat meliput femisida adalah jangan bekerja sendirian. Pasalnya, seorang reporter mungkin tidak dapat memproses seluruh data dan mesti berbagi dengan rekannya. Bekerja bersama juga memungkinkan reporter untuk saling memberikan inspirasi.

“Cerita pembunuhan perempuan sulit untuk diliput dan mungkin menjadi pemicu bagi reporter yang pernah mengalami trauma di masa lalu,” jelas Apostolou.

Oleh sebab itu, dia menyarankan agar reporter bersiap dan memperhatikan kondisi psikologis saat liputan. Hal ini mempengaruhi kualitas hasil liputan. 

Apostolou dan Hasanova menyebutkan beberapa sumber yang dapat diandalkan saat memilih femisida sebagai topik investigasi:

  • Lembaga penegak hukum
  • Keputusan pengadilan
  • Siaran pers 
  • Pusat pengamatan femisida nasional
  • Aktivis
  • The United Nations Office on Drug and Crime (UNODC)
  • Lembaga pemantau Femisida

 

  1. Konflik lahan

Mengangkat topik perampasan lahan dalam liputan investigasi bisa jadi sulit dan berbahaya. Kelompok kejahatan dan perusahaan milik pemerintah yang berkuasa sering terlibat di dalamnya. Selain itu, para korban biasanya enggan bicara lantaran takut mendapat intimidasi. Lalu bagaimana reporter bisa menyelidikinya?

Asisten Editor Dawn Pakistan Naziha Syed Ali, memberikan beberapa saran. Reporter mesti mendapatkan kepercayaan dari penduduk setempat, menggunakan dokumen yang tersedia secara publik, dan menggunakan alat pemetaan digital.

“Dapatkan kesaksian saksi mata dari masyarakat dan dokumen yang membuktikan klaim mereka atas tanah yang diperebutkan,” ujarnya. Ia juga memperingatkan kalau “reporter bisa terjebak dalam detail aturan dan dokumen kepemilikan. Walhasil, penderitaan manusia menjadi hal sekunder. Hasil liputan akhirnya tidak menarik pembaca.”

Ali juga menyarankan reporter untuk berjejaring dengan organisasi non-pemerintah yang bekerja bersama masyarakat adat. Mereka juga bisa menggandeng pengacara hak asasi manusia yang kerap menangani kasus perampasan tanah. Adapun untuk menggali lebih jauh aspek hukumnya, reporter bisa menelusuri dokumen pengadilan.

 

  1. Korupsi dana pensiun

Pembayaran pensiun bagi pekerja masih jadi masalah utama yang perlu diangkat di banyak negara. Sayangnya, topik investigasi ini jarang menarik perhatian banyak pembaca.

Reporter ekonomi Luisa Garcia Tellez mengomandoi liputan kolaborasi antarnegara untuk menelisik masalah ini pada Juli 2021. Ia menemukan bahwa pekerja di sembilan negara Amerika Latin telah menyumbang sekitar U$500 miliar (Rp7.325 triliun) untuk sistem pensiun mereka. Namun, selama ini mereka tidak tahu untuk apa uang tersebut digunakan. 

Tellez mengatakan penting untuk melibatkan jurnalis dan para pakar dalam tim liputan. Jangan lupa memanfaatkan permohonan informasi publik untuk mendapatkan gambaran cerita yang lebih luas.

“Jangkau calon mitra Anda dengan materi yang sudah diperoleh melalui permohonan informasi publik. Jelaskan pada mereka mengenai keuntungan yang bisa didapat dengan bergabung dalam tim liputan,” katanya.

 

  1. COVID-19

Korupsi vaksin seperti diceritakan Vacunagate bisa jadi topik investigasi yang direplikasi oleh reporter (gambar: tangkapan layar)
Korupsi vaksin seperti diceritakan Vacunagate bisa jadi topik investigasi yang direplikasi oleh reporter (gambar: tangkapan layar)

Pandemi COVID-19 juga bisa menjadi topik investigasi menarik. Pasalnya, wabah corona telah menjadi sumber suap dan korupsi di seluruh dunia. Reporter GIJN Rowan Philp mencontohkannya dengan kasus yang terjadi di banyak negara Amerika Latin.

“Salud con Lupa dari Peru menemukan bahwa ratusan politisi, akademisi, dan pihak berpengaruh, secara diam-diam mendapatkan vaksin,” kata ujarnya.

Proyek liputan tersebut ditajuki “Vacunagate” karena mengungkap perilaku para elit yang diam-diam memotong antrian vaksin. Mereka mendapatkannya sebagai imbalan atas bantuannya memasarkan vaksin produksi Cina.

 

  1. Dana gelap

Reporter openDemocracy Zeynep Sentek menyelidiki bagaimana kelompok sayap kanan AS menggelontorkan dana gelap ke berbagai negara. Investigasinya mengombinasikan data dengan reportase lapangan. Reporter asal Turki tersebut bekerja kolaboratif dengan jurnalis di berbagai negara.

Tim liputan menemukan bahwa pengacara dan politisi sayap kanan yang terkait erat dengan mantan presiden AS Donald Trump telah mendanai kampanye menentang pernikahan sesama jenis dan aborsi legal di luar AS.

“Mereka menggelar pelatihan tentang cara melobi untuk melawan LGBT dan pendidikan mengenai seks sesama jenis,” jelas Sentek.

Selain itu, hasil liputan juga membongkar penggunaan dana untuk penyebaran misinformasi di Amerika Latin. Dua topik yang banyak disasarnya adalah COVID-19 dan kesehatan reproduksi. “Kami juga menemukan bahwa mereka mengirim jutaan dolar ke kelompok pelobi Rusia yang memiliki hubungan dengan rezim Putin,” imbuhnya.

Sentek mengatakan sektor nirlaba AS memiliki aset triliunan dolar dan aktif di seluruh dunia. Namun, tak banyak yang melaporkan sepak terjang mereka. Reporter di negara lain dapat menjadikannya topik investigasi dengan mengeksplorasi bagaimana uang mereka digunakan dan pengaruhnya terhadap kebijakan di berbagai  negara.

Untuk menggarap isu ini, dia merekomendasikan agar reporter menggunakan Nonprofit Explorer yang dikelola ProPublica. Platform ini bisa dipakai untuk menemukan formulir IRS 990 (formulir pajak AS yang diajukan setiap tahun oleh organisasi nirlaba).

Reporter juga bisa memakai alat pelacak yang dikelola openDemocracy untuk menemukan kumpulan data. Namun, ketika data yang dibutuhkan tidak tersedia, Sentek menyarankan reporter untuk membuat basis data mandiri. 

Hal lain yang ditekankannya: lampaui angka-angka dalam data untuk menemukan cerita manusiawi yang menarik bagi pembaca. (Penulis: Arinze Chijioke and Banjo Damilola; Penyadur: Kholikul Alim)

 

Artikel lain dari GIJC21:


Tulisan ini disadur dari Investigative Stories that Can Be Replicated Around the World yang dipublikasikan Global Investigative Journalism Network (GIJN). Untuk menerbitkan ulang tulisan ini, Anda mengeklik tombol republish di bawah ini atau menghubungi [email protected].

Cara Menggalang Dana untuk Jurnalisme Investigasi

Mencari pendanaan bagi organisasi jurnalisme bisa jadi tanggung jawab yang meresahkan, terutama jika organisasi tersebut tidak memiliki orang yang berpengalaman dalam penggalangan dana. Bagaimana cara mengatasinya?

Berlangganan Kabar Terbaru dari Kami

GRATIS, cukup daftarkan emailmu disini.