Praktik ini juga merupakan sumber berbagai masalah. Mulai dari kesehatan, kekerasan dan konflik sipil, hingga pergolakan politik dan ekonomi. Liputan soal perdagangan narkotika sangat sering terfokus pada gembong dan para kaki-tangannya. Namun, ada begitu banyak lapisan, aktor, dan masalah lainnya yang juga layak diliput.
Pertama-tama, perlu diketahui kalau sebagian besar organisasi kriminal besar mengoperasikan rantai distribusi yang teramat luas. Serupa dengan jaringan komoditas global lainnya, ada sumber, saluran distribusi, pusat konsentrasi, lokasi pemrosesan, titik pengiriman, saluran distribusi konsumen, dan hal lain yang terlibat. Setiap aspek tersebut bisa jadi bagian dari organisasi yang sama atau dijalankan oleh pihak ketiga.
Dalam beberapa kasus, pihak ketiga menghasilkan begitu banyak uang dalam perdagangan narkotika. Mereka, pada gilirannya, membentuk organisasi kriminalnya. Kelompok-kelompok pengangkut narkotika di Amerika Tengah adalah salah satu contohnya. Mereka dikontrak untuk mendistribusikan narkotika dalam jarak dekat dan menjadi organisasi kriminal paling kuat di kawasan itu.
Ada juga kelompok-kelompok lainnya dalam perdagangan narkotika yang mengkhususkan diri untuk melakukan pencucian uang. Sementara itu, orang-orang yang berada dalam kepolisian atau militer, mengkhususkan diri dalam aspek perlindungan.
Tentu saja, tidak satu pun dari organisasi tersebut beroperasi tanpa perlindungan. Ada politisi, penegak hukum, hingga jaksa yang dapat melindungi kepentingan bisnis organisasi kriminal. Sebagai imbalan atas perlindungan rahasia ini, mereka menerima suap dan imbalan lainnya.
Seorang politisi misalnya, dapat mengharapkan imbal balik berupa dukungan dalam kampanye. Bentuknya bisa berupa sokongan dana ataupun janji investasi ekonomi dari para konstituen dan sekutu para pengedar narkotika.
Para bankir dan elit ekonomi juga diam-diam membuka pintu bagi para pengedar narkotika. Seiring waktu, mereka menjadi bagian dari kelas penguasa dan membentuk ulang komposisi kelompok elit.
Selain persoalan di atas, banyak dampak lainnya dari perdagangan narkotika yang layak untuk diliput. Lonjakan konsumsi narkotika berujung pada masalah kecanduan dan melonjaknya biaya perawatan kesehatan; kekerasan dan konflik sipil marak terjadi akibat perebutan wilayah penjualan narkotika; legalisasi dan/atau dekriminalisasi narkotika; dan banyak hal lainnya.

Pertanyaan Kunci: Siapa Sumbernya? Bagaimana Menelitinya? Kemana Reporter Mesti Mencari?
Meliput perdagangan narkotika merupakan hal yang sulit dan bisa membahayakan. Informasi yang tersedia juga sedikit dan data yang ada kerap meragukan. Selain itu, kebijakan pemerintah terkait perdagangan narkotika kerap kontroversial. Pasalnya, pendekatan hukuman merupakan pilar utama bagi sebagian besar pemerintah untuk menangani hal ini. Tal jarang, hal tersebut justru menambah kerugian.
Dalam banyak kasus, reporter bisa memulai liputan dengan mendapatkan data terbaik yang tersedia. Berbagai sumber resmi soal tren perdagangan narkotika dapat dipakai. Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) dan Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan laporan rutin tentang tren perdagangan narkotika. Sumber lokal kerap dijadikan acuan.
Meski demikian, reporter mesti menindaklanjuti data tersebut dengan hati-hati. Data tentang perdagangan narkotika, terutama penyitaan narkotika, hanya gambaran kecil dari kondisi di lapangan.
Pemerintah yang lebih waspada mungkin menyita lebih banyak narkotika. Namun, hal itu tidak selalu berarti lebih banyak narkotika yang melewati perbatasan negara tersebut. Sebaliknya, di pusat perdagangan bisa jadi hanya sedikit narkotika yang disita lantaran pemerintah yang pasif atau korup.
Reporter harus bekerja keras untuk mendapatkan informasi dari orang dalam yang berada di lembaga penegakan hukum dan intelijen. Polisi dan jaksa di unit khusus anti-narkotika sangat membantu.
Jika mereka tidak dapat berbicara soal kasus-kasus tertentu, reporter bisa bertanya mengenai hal-hal umum. Mulai dari cara kerja perdagangan narkotika, di mana petunjuk dapat ditemukan, dan kepada siapa reporter mesti berbicara. Namun, perlu digarisbahwahi bahwa penegak hukum dan sumber intelijen bakal membangun cerita versi mereka sendiri dan membesar-besarkan efektivitas metode pemberantasan narkotika yang mereka lakukan.
Cara terbaik untuk memahami perdagangan narkotika adalah mengetahuinya dari para pelaku. Hal tersebut bisa dilakukan dengan banyak cara. Reporter bisa memeriksa kesaksian mereka dalam dokumen pengadilan; menghubungi para pengacara yang sering kali memiliki informasi atau bahkan memberi akses kepada klien mereka; dan, menghadiri dengar pendapat atau persidangan.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ada banyak sekali cerita yang bisa digali terkait perdagangan narkotika. Sumber informasinya mungkin berbeda, tetapi metodologinya sama: temukan datanya, lacak sumber utama, lengkapi dengan sumber sekunder, pengadilan, dan dokumen resmi lainnya.

Studi Kasus
Menteri Dalam Negeri Guatemala
Setahun lebih sedikit setelah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Guatemala, Mauricio López Bonilla, mendapat pesan tak terduga dari Marllory Chacón Rossell. Ketika itu, Departemen Keuangan Amerika Serikat baru saja memasukkan Chacón ke daftar “gembong” karena diduga melakukan pencucian uang dan perdagangan narkotika.
Chacón punya penawaran untuk López Bonilla. Ia meminta pemerintah untuk melindunginya dari para pesaing dan menjanjikan sejumlah besar uang sebagai imbalan. López mengambil tawaran tersebut dan berjanji mengambilnya di rumah Chacón.
Satu hal tak diketahui Lopez: Chacón telah bekerja sama dengan Drug Enforcement Administration (DEA). Alat perekam dan kamera video yang diletakkan di kediamannya, merekam transaksi tersebut.
Saya menelusuri kasus tersebut dan menulisnya di InSight Crime. Lopez banyak bekerja dengan pengedar narkotika, tetapi juga menyebut dirinya sebagai sekutu terbaik pemerintah AS di Guatemala.
Bahan liputan ini terdiri dari kesaksian Chacón, yang disampaikan melalui pengacaranya; wawancara dengan banyak agen DEA, penyelidik Guatemala, dan penegak hukum; dan beberapa wawancara dengan López Bonilla.
Dua bulan setelah liputan itu diterbitkan, López Bonilla didakwa di AS atas kejahatan perdagangan narkotika.
Jebakan Teror Narkotika Mali
DEA menyelenggarakan operasi di Afrika barat pada 2009. Salah seorang anggota DEA dan seorang informan menyamar sebagai utusan Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC). Mereka menemui tiga warga Mali yang mengaku terkait dengan al-Qaida dan mengatakan bisa membantu menyalurkan narkotika ke Eropa dengan melintasi Gurun Sahara.
Tidak lama setelah pertemuan itu, ketiga orang Mali tersebut ditangkap. Mereka diterbangkan ke AS untuk diadili atas tuduhan “terorisme narkotika.”
Liputan ProPublica yang ditulis Ginger Thompson, menggunakan kasus ini untuk meliput tentang penegakan hukum AS. Penggunaan undang-undang terorisme narkotika dalam kasus ini dianggap telah melampaui batas.
Meskipun ada dokumentasi mengenai hubungan antara kelompok teroris dengan perdagangan narkotika, tetapi cakupannya sangatlah terbatas. Hal tersebut ditunjukkan oleh Ginger dengan penceritaan terperinci yang didasarkan pada dokumen pengadilan dan wawancara.
Liputan ini juga mengangkat beberapa momen intim dan potret bergerak dari para terdakwa dan kehidupan mereka. Pengabaian berbagai hal yang dilakukan penegak hukum AS juga dibeberkan.
Keterlibatan Keluarga Sackler dalam Krisis Opioid AS
Banyak orang tidak menganggap mereka sebagai pengedar narkotika, tetapi perusahaan farmasi yang berperan besar meletakkan dasar bagi penggunaan obat-obatan terlarang secara besar-besaran. Hal tersebut berlaku bagi Purdue Pharma, perusahaan farmasi milik keluarga Sackler. Mereka menjajakan Oxycontin yang sangat adiktif yang selama bertahun-tahun. Perusahaan membuat kampanye pemasaran yang agresif dan tidak bermoral. Data ilmiah mengenai kecanduan yang sangat mudah dibantah, digunakan sebagai materi.
Ketika dokter berhenti memberikan resep, banyak pengguna Oxycontin yang beralih ke opioid lain, sering kali ilegal. Pertama-tama mereka menggunakan heroin dan kemudian opioid sintetis.
Dampak dari hal tersebut adalah meroketnya kematian akibat overdosis selama beberapa dekade terakhir. Patrick Radden Keefe, reporter New Yorker mengisahkan kebangkitan dan kejatuhan Keluarga Sackler akibat gugatan hukum yang dilayangkan pada mereka.
Keluarga Sackler, seperti yang ditunjukkan dalam artikel tersebut, telah mencoba untuk menutupi reputasinya dengan beragam cara. Mulai dari aksi filantropi untuk ke Metropolitan Museum of Art di New York hingga berbagai sumbangan besar lainnya ke museum seni dan universitas di seluruh dunia.
5 Tips Menginvestigasi Perdagangan Narkotika
- Berusaha untuk fokus pada satu kasus, karakter, dan cerita. Langkah ini membantu reporter untuk membatasi ruang lingkup liputan dan membuatnya mudah dikelola.
- Temukan sumber primer. Wawancarai sumber atau dapatkan dokumen mengenai sumber utama untuk membangun penyelidikan. Hal ini memungkinkan reporter untuk menceritakan sisi manusiawi secara lebih rinci dan menarik.
- Kembangkan hubungan dengan narasumber secara sabar dan penuh perhatian. Cerita hebat tidak muncul pada usaha pertama. Jalin kontak dan pertahankan dengan komunikasi yang reguler. Hubungan dengan narasumber tak boleh berhenti hanya pada sebuah cerita saja.
- Gali lebih dalam. Kisah-kisah perdagangan narkotika bukan sekadar kisah-kisah hebat. Ada peluang bagi reporter untuk menggali masalah struktural, masalah sistemik, dan tema yang membentuk keseharian masyarakat. Gunakan kisah mengenai perdagangan narkotika untuk menarik penonton, lalu sampaikan masalah yang lebih besar.
- Keselamatan adalah hal utama. Menemukan cerita hebat bukanlah soal menjadi martir. Temukan cerita yang menarik, mendapatkan dukungan dari editor dan atasan, serta tidak akan membahayakanmu atau orang yang kamu cintai.
Pada akhirnya, perdagangan narkotika adalah bisnis yang tersebar di banyak tempat. Praktik ini melintasi perbatasan; menembus ruang perkotaan dan pedesaan; melibatkan setiap kelas dan ras; dan berdampak pada hampir setiap sudut kehidupan publik dan individu. Liput masalah ini sebagai sebuah kesatuan: pecah menjadi bagian-bagian yang membentuk bisnis ini, uraikan aspek politik dan ekonomi yang ada di baliknya, dan ceritakan kisah pelaku serta mereka yang terkena dampaknya.