Pengakuan Intelijen yang Disewa Harvey Weinstein

Pengakuan Intelijen meyakinkan kecurigaan Roman Farrow, jurnalis investigasi The New Yorker. Ia merasa ada sesuatu yang ganjil pada 2017. Ketika itu, ia sedang menginvestigasi klaim pelecehan seksual yang dilakukan tokoh Hollywood Harvey Weinstein. Dalam Catch and Kill Podcast, Roman menyebut kalau melihat mobil yang diparkir secara terpola di luar apartemennya, Ada juga peringatan yang muncul di telepon genggam dan sangat mencurigakan. Tak hendak kecolongan, Roman mengunci semua bahan liputannya dalam brankas.

Sepekan berselang, Igor Ostrovskiy, mengontak Roman dan mengaku kalau ia merupakan salah satu orang yang ditugasi memata-matainya. Aktivitas tersebut dilakukan pada jurnalis Jodi Kantor, jurnalis The New York Times yang juga menelisik kasus Weinstein. Igor menyebut ia telah disewa oleh agensi intelijen Israel. Pengakuan itu didasari kesadaran bahwa aktivitas mata-mata bisa merusak masyarakat yang menjunjung kebebasan pers, kondisi yang ia idam-idamkan.

Tudingan pelecehan seksual terhadap Weinstein belakangan terbukti di pengadilan dan ia dijatuhi hukuman penjara. Liputan investigasi seputar kasus tersebut juga memicu #MeToo, gerakan melawan pelecehan seksual.

Meski demikian, pengakuan intelijen membuka tabir mengenai peningkatan aktivitas mata-mata yang dihadapi jurnalis dan narasumbernya. Ancaman tersebut dibukukan oleh Farrow dalam Catch and Kill.

Farrow menyebut kalau praktik “memburu jurnalis” saat ini melibatkan tehnik pengawasan fisik dan digital yang canggih. Hal tersebut punya dampak global.

[irp posts=”9413″ name=”Di Bawah Bayang-bayang Surveilans”]

Investigative Reporters & Editors, asosiasi jurnalis investigasi yang berbasis di Amerika Serikat, mengundang Igor pada Maret tahun lalu. Dalam helatan konferensi data journalism NICAR21 ia diminta memberitahu jurnalis cara mendeteksi pengawasan fisik.

Igor, intelijen veteran yang masih aktif saat ini, menyebut kalau pengawasan biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi narasumber, memitigasi dampak dari publikasi, mendiskreditkan jurnalis, “membunuh” berita, hingga mengumpulkan dukungan untuk litigasi. Ancaman atau penggunaan kekerasan memang jarang dilakukan–dan Igor menolak taktik ilegal dalam operasinya–tetapi metode intimidasi lazim dilakukan dalam kasus Weinstein.

“Intelijen swasta terikat oleh hukum jika mereka berusaha mencari bukti yang bisa dibawa ke pengadilan,” ujarnya. Ia menambahkan “,Mungkin ada pengawasan yang salah satu tujuannya adalah dukungan litigasi, tetapi menghentikan sebuah cerita adalah tujuan lainnya. Sebagai jurnalis, Anda harus menganalisa siapa musuh Anda, sarana finansial mereka, dan apa yang telah mereka lakukan di masa lalu.”

Salah satu hal yang muncul dari paparan Igor adalah fakta bahwa intelijen swasta dibatasi oleh birokrasi dan masalah anggaran. Dalam kondisi tersebut, salah satu langkah yang bisa dilakukan jurnalis adalah membuat biaya pengawasan menjadi mahal. Igor mencontohkan, jurnalis target yang menginap di rumah teman misalnya, bisa memaksa intelijen swasta begadang sepanjang malam di lokasi tak dikenal. Proses tersebut kerap membuat tagihan kepada pemberi kerja membengkak.

“Ada biaya yang harus dikeluarkan jika misi sukses,” jelas Igor. Ongkos tersebut dibayar ketika intelijen berhasil menghentikan publikasi sebuah cerita.

[irp posts=”10219″ name=”Riset Online: Tips dari Paul Myers”]

Intelijen juga membuat kesalahan mendasar.

“Saat mencari Ronan, kami menguntit seorang tetangganya yang punya wajah mirip,” kekeh Igor. Kesalahan tersebut disadarinya ketika ia mencoba mengontak ponsel Ronan dan diangkat, padahal orang yang dikuntit tidak memegang ponsel.

Menurut Sean Esposito, analis divisi keamanan informasi di Verizon Media, jurnalis sebetulnya memiliki bekal untuk mengamankan diri dari pengawasan fisik.

“Gunakan rasa ingin tahu sebagai jurnalis dalam kehidupan pribadi Anda. Terus menjadi jurnalis yang baik selepas jam kerja dan waspada dengan hal-hal tak lazim,” sarannya.

 

Membuat Mata-mata Kesulitan

Untuk membuat aktivitas pengawasan fisik sulit, Igor membagikan tips yang bisa dilakukan jurnalis:

  • Kebersihan digital. Untuk memastikan bahwa mata-mata tidak kesulitan merencanakan lokasi pengawasan, jaga kerahasiaan jadwal Anda dengan orang lain dengan menggunakan platform komunikasi terenkripsi seperti Signal dan ProtonMail. Jangan lupa menggunakan autentikasi dua faktor pada sandi digital Anda. “Jika keamanan digital terjaga, kami tidak akan memiliki informasi tentang komunikasi atau jadwal Anda. Dengan demikian, kami terpaksa bereaksi terhadap pergerakan fisik Anda,” kata Igor.
  • Gunakan moda transportasi berbeda. “Paksa intelijen untuk mengubah metode transportasi – gunakan sepeda, bus, kereta, dan terus berpindah antarmoda,” ujarnya.
  •  Buat pengawasan menjadi mahal. “Tinggal di manapun, tidur di rumah teman, paksa intelijen untuk terjaga sepanjang malam. Langkah-langkah tersebut bisa menghabiskan anggaran pengawasan,” terangnya.
  • Gunakan pintu keluar berbeda, terutama di pusat perbelanjaan. “Saat harus menghadiri sebuah pertemuan, buat rencana untuk mengecoh para pengawas. Bangunan besar dengan banyak pintu keluar adalah lokasi ideal. Gunakan jalan keluar yang berbeda di pusat perbelanjaan. Mereka mungkin akan kembali menemukan Anda di rumah, tetapi setidaknya Anda punya waktu privat beberapa jam,” ujarnya.
  • Bersihkan jejak digital. Igor menjelaskan “,Jadi, (buka) Google dan Yandex. Telusuri segala sesuatu tentang diri Anda secara daring dan singkirkan hal-hal yang memudahkan Anda ditemukan. Nonaktifkan semua situs yang mencantumkan data Anda. Gunakan FamilyTreeNow untuk melakukannya.”
  • Jangan bagikan rencana Anda di media sosial. “Ronan melakukannya dengan baik. Saya melihat media sosialnya dan semua unggahan hanyalah soal masa lalu. Tak ada konten mengenai rencana masa depan,” jelasnya.

 

[irp posts=”10213″ name=”Wayback Machine si Pengarsip Halaman”]

 

Indikasi Anda Dikuntit

  • Perhatikan orang yang terus mengikuti Anda meskipun sudah berganti moda transportasi.
  • Gunakan antrian dengan batas keamanan, seperti detektor logam di bandara atau gedung, untuk mencari tahu. Keluar dari antrian secara tiba-tiba dan awasi apakah ada orang yang melakukan hal serupa.
  • Pura-pura membaca menu ketika di restoran sambil mengawasi kondisi orang-orang di sekitar.
  • Minta tolong teman untuk memantau mobil di belakang Anda, terutama di perempatan. “Untuk alasan anggaran, intelijen biasanya hanya menggunakan satu mobil untuk menguntit,” terangnya.
  • Paksa tim intelijen untuk berada dekat Anda pada jam sibuk. “Jika Anda berada dalam transportasi umum yang penuh sesak, kami mesti berada dekat. Dalam kondisi tersebut, lebih mudah untuk mengidentifikasi kami.”
  • Pelajari panduan soal jejak digital. Beberapa yang berguna adalah Open Source Intelligence Techniques dan Extreme Privacy yang ditulis Michael Bazzel.

 

[irp posts=”10182″ name=”Memberangus Kebebasan Pers = Melemahkan Ekonomi”]

 

Langkah Selanjutnya

Jika berbagai indikasi di atas menguatkan kecurigaan kalau Anda sedang dikuntit, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Beritahu polisi jika Anda merasa terancam. “Jika merasa dalam bahaya, Anda juga mesti memberitahu narasumber dan editor. Namun, jika Anda melapor ke polisi, jangan lupa mengingat detail penguntit seperti warna, nomor plat, dan jenis mobil,” saran Igor.
  • Jangan mendekati penguntit dan jangan biarkan mereka tahu kalau Anda sadar telah diawasi. “Jangan membuat orang seperti saya marah. Penting untuk membuat penguntit tak sadar bahwa aktivitas mereka telah diketahui karena hal itu bisa mengeskalasi ancaman atau kekerasan,” terangnya.
  • Jika Anda diawasi oleh aparat pemerintah, hubungi lembaga nirlaba yang menyediakan pengacara atau fokus pada hak asasi. “Jika dikuntit ketika sedang meliput di negara asing, segeralah keluar dari negara tersebut atau pergi ke kedutaan. Pasalnya, Anda bisa menghadapi ancaman serius,” paparnya
  • Gunakan komunikasi terenkripsi dengan narasumber dan jika perlu bertemu muka, lakukan itu sekali saja. “Jika terpaksa bertemu, beritahu rencana anda untuk menghindar dari pengawasan. Jangan buat narasumber takut. Lokasi yang sulit dijangkau orang asing bisa jadi pilihan untuk bertemu,” terang Igor.
  • Pakai kode sederhana untuk memberitahu narasumber bahwa kalian sedang berada dalam pengawasan. Dengan menggunakan kode tersebut, narasumber akan sadar agar tidak membicarakan hal-hal yang sensitif.
  • Waspadai kemungkinan bahwa intelijen bisa menyamar sebagai jurnalis untuk mewawancarai narasumber Anda. (Rowan Philp/Penerjemah:Kholikul Alim)

Rowan Philp adalah reporter GIJN. Ia pernah bekerja untuk Sunday Times di Afrika Selatan. Sebagai koresponden luar negeri, ia meliput beragam topik seperti korupsi, politik, dan konflik di lebih dari dua lusin negara di berbagai belahan dunia.

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan oleh Global Investigative Journalism Network (GIJN) dengan tajuk What to Do When You — or Your Sources — Are Being Followed. Penyebarluasan tulisan ini berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International. Jaring bekerjasama dengan GIJN untuk mengalihbahasakan dan mempublikasikan secara berkala artikel-artikel GIJN untuk pengembangan kapasitas jurnalisme investigasi di Indonesia. Untuk menerbitkan ulang tulisan ini, Anda bisa menghubungi [email protected].

 

Manajemen Proyek: Jurnalisme Kolaboratif

Semua dimulai oleh Associated Press, sebuah agensi berita nirlaba yang didirikan oleh enam surat kabar Amerika pada pertengahan abad 19. Kolaborasi ini memungkinkan para anggotanya

Berlangganan Kabar Terbaru dari Kami

GRATIS, cukup daftarkan emailmu disini.