Cara Melacak Pesawat: Panduan untuk Reporter Investigasi

Semakin banyak reporter menguasai cara melacak pesawat. Kemampuan ini terbukti berguna dalam liputan investigasi. Dengan bantuan teknologi terbaru, reporter bisa:

  • Memantau secara virtual penggunaan pesawat jet milik oligark Rusia yang melakukan perjalanan mencurigakan ke Timur Tengah dan Afrika.
  • Mempertanyakan pengunaan pesawat pribadi, salah satunya yang dilakukan Presiden Hungaria.
  • Membongkar penerbangan rendisi yang dilakukan oleh pemerintah Turki. Rendisi adalah praktik memindahkan penjahat atau terduga teroris untuk diinterogasi di negara lain yang aturan perlindungan terhadap tahanannya cenderung lemah.
  • Melacak penerbangan yang dilakukan pejabat pemerintah.
  • Mempelajari operasi militer.
  • Memantau pergerakan pemilik atau eksekutif sebuah perusahaan.
  • Menganalisa kecelakaan pesawat; dan lain sebagainya.

Untuk membantu reporter melakukan berbagai hal tersebut, GIJN menyusun panduan ini. Beberapa hal yang bisa dipelajari adalah:

  • Dasar-dasar cara melacak pesawat.
  • Situs untuk melacak pesawat.
  • Mengidentifikasi pemilik pesawat.
  • Membuat liputan dengan data penerbangan: melakukan analisa data dan mengetahui siapa saja penumpang sebuah penerbangan.
  • Pesawat militer dan pesawat milik pemerintah.
  • Jet milik perusahaan dan beberapa hal lainnya.

Reporter juga bisa membaca presentasi yang disertai bahan latihan dari Jelter Meers. Peneliti sekaligus reporter Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) tersebut menyampaikannya dalam helatan GIJC19. Emmanuel Freudenthal, kolega Jelter di OCCRP juga menyusun materi bertajuk Mapping the Secret Skies: Lessons Learned From Flight Data yang menarik untuk dipelajari.

 

Dasar-dasar Melacak Pesawat Terbang

Para pecandu aviasi gemar mengunjungi bandara. Mereka menggunakan teropong dan kamera untuk menikmati pergerakan pesawat, mengetahui tanda yang ada di pesawat, mengambil gambar, dan melakukan pencatatan.

Salah satu hal yang mereka catat adalah kode unik yang bisa dipakai untuk mengetahui negara tempat pesawat didaftarkan dan identitas pesawat. Kode registrasi diletakkan di dekat ekor pesawat. Agar terlihat, tingginya diharuskan minimal 12 inci.

nomer ekor pesawat
sumber: Pixabay

Huruf yang terletak di awal kode merupakan penanda negara tempat pesawat didaftarkan (lihat daftar ini untuk mengetahuinya). Setelah itu, terdapat rangkaian nomor dan atau huruf yang khas untuk setiap pesawat. Namun, aturan tersebut tidak berlaku bagi pesawat militer yang punya sistem identifikasi sendiri.

Setiap pesawat juga punya alamat unik yang disebut “HEX code” (kadang disebut S-mode). Rangkaian huruf dan angka berjumlah enam ini berasal dari alamat 24-bit yang diberikan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) kepada setiap negara.

Reporter juga bisa melakukan pencarian kode ekor di daftar pesawat yang dimiliki sebuah negara. Dokumen pengadilan dan riset daring juga merupakan sumber yang bisa dipakai untuk mengetahui hal tersebut. (Lihat bagian Kepemilikan dalam panduan ini).

Mari ambil sebuah contoh kasus. Kode ekor sebuah pesawat adalah : N974HR.

Karena dimulai dengan huruf N, maka bisa diketahui kalau pesawat tersebut didaftarkan di Amerika Serikat.

Setelah itu, reporter bisa mencari di daftar aviasi AS dan menemukan kalau pesawat tersebut berjenis Falcon 2000 jet. Pemiliknya adalah Roche Manufacturing Systems yang berlokasi Branchburg, New Jersey, AS.

Kode ekor pesawat juga berguna untuk mengetahui pergerakan pesawat. Dengan menggunakan platform pelacakan pesawat seperti yang dikelola ADS-B Exchange reporter bisa mengetahuinya.

 

 

Sistem Pelacakan

Semua pesawat bisa dilacak, asalkan sudah pernah mengudara. Hal tersebut dimungkinkan melalui sistem berbasis radar yang sudah digunakan selama beberapa dekade.

Radar “Primer” mendeteksi dan memperkirakan posisi pesawat dengan menggunakan sinyal radio yang dipantulkan. Setelah itu, “Radar Pengawasan Sekunder” mentransmisikan kembali sinyal ke perangkat penerima bersama dengan berisi informasi identifikasi (kode hex ICAO) dan ketinggian pesawat.

Untuk menentukan lokasi persis sebuah pesawat, diperlukan transmisi sinyal yang diterima di beberapa lokasi. Sinyal-sinyal tersebut digabungkan melalui proses yang disebut multilateration (MLAT) untuk memperkirakan posisi pesawat. (Lihat penjelasan ini untuk mengetahui pemaparan detail yang disertai grafik).

Informasi yang didapat dari radar dikumpulkan oleh pemerintah dan terkadang dipublikasikan. Para perusahaan pelacak penerbangan juga kerap melakukannya dengan mengumpulkan data dari para penggemar aviasi yang dapat menangkap sinyal radar sekunder melalui perangkat mereka.

 

ADS-B: Pemain Baru

ADS-B (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast) merupakan sistem pelacakan anyar yang perlahan-lahan mulai diadopsi di berbagai negara. Sistem ini memungkinkan frekuensi, presisi, dan cakupan informasi yang jauh lebih besar. Biaya operasionalnya pun lebih rendah.

Berbeda dengan sistem radar, ADS-B menentukan posisi pesawat dengan menggunakan navigasi satelit. Berbagai informasi dari GPS seperti ketinggian, kecepatan, dan arah pesawat ditransmisikan setiap setengah detik. Informasi tersebut digunakan untuk mengetahui waktu lepas landas dan pendaratan.

Sinyal ADS-B tidak terenkripsi dan ditransmisikan pada frekuensi 1090 MHz. Peralatan seharga U$100 bisa menangkap sinyal tersebut hingga radius sekitar 200 mil. Saat ini, terdapat puluhan ribu penerima sinyal ADS-B. Sebagian besar dioperasikan oleh penggemar penerbangan amatir yang mengirim ulang sinyal ke berbagai lembaga pelacakan penerbangan, baik yang komersial maupun nirlaba.

Reporter bisa menggunakan peralatannya sendiri untuk melacak pesawat dengan sinyal ADS-B. Hal ini pernah dilakukan oleh John Keefe, yang ingin mengetahui pergerakan helikopter di langit New York. reporter bisa membaca artikelnya yang diterbitkan di Quartz pada 2019.

Sebuah jet Citation yang menunjukkan nomor ekor "RA" (terdaftar di Rusia) ditampilkan di MAKS 2019 International Air Show. Gambar: Shutterstock
Sebuah jet Citation yang menunjukkan nomor ekor “RA” (terdaftar di Rusia) ditampilkan di MAKS 2019 International Air Show. Gambar: Shutterstock

Namun, sistem ini juga punya kelemahan. Data penerbangan yang diambil dengan ADS-B tak selalu komplit. Pasalnya, di beberapa lokasi seperti gurun pasir, lautan, lapisan es kutub, dan negara-negara yang kurang berkembang tak ada perangkat penerima sinyal yang beroperasi.

Seiring waktu, penerima sinyal ADS-B terus bertambah. FlightAware, salah satu situs pelacakan penerbangan terbesar, memiliki 20.000 perangkat penerima sinyal. Penggunaan sistem ini bakal terus meluas seiring dengan kebutuhan perusahaan penerbangan untuk mengaplikasikannya.

Amerika Serikat sudah menetapkan tenggat penggunaan ADS-B pada akhir 2019. Sementara itu, di Eropa tenggatnya adalah 7 Juni 2020. Adapun di Australia dan Singapura sistem ini sudah digunakan sepenuhnya.

Di Indonesia, penggunaan ADS-B diatur dalam peraturan menteri. Semua pesawat yang masuk dalam Transport Category Aircraft wajib dilengkapi sistem ini.

Apabila mau memasang penerima ADS-B, reporter bisa mengontak C4ADS–organisasi nirlaba yang berbasis di AS–untuk mengisi formulir prapenilaian. Mereka bakal mengirimkan beberapa materi dan akses kepada perangkat lunak pelacakan pesawat agar data yang didapat penerima sinyal bisa dikompilasi.

 

Transparansi

Sistem ADS-B terbukti meningkatkan transparansi. Berbekal kode ekor, reporter bisa mengetahui pemilik dan pergerakan pesawat.

Namun, hal tersebut tak berlaku sama di semua tempat. Beberapa negara tak memublikasikan informasi kepemilikan dengan alasan kerahasiaan data pribadi. Bahkan di AS, ada aturan yang mengatur hal tersebut. Pemilik pesawat bisa meminta Federal Aviation Administration untuk tidak membuka informasi pesawatnya kepada publik. Aturan tersebut dipegang teguh oleh para penyedia jasa pelacakan penerbangan seperti FlightAware dan FlightRadar24.

Menariknya, daftar orang-orang yang mengajukan anonimitas dipublikasikan secara berkala oleh pemerintah AS. Langkah tersebut merupakan respons atas permohonan informasi publik yang diajukan para reporter.

Aturan kerahasiaan juga tak berlaku bagi ADS-B Exchange. Pasalnya, platform pelacak penerbangan ini mengumpulkan data dengan sistem crowdsource dan tak bergantung pada data dari pemerintah.

Namun, hal tersebut tak disukai beberapa pemilik pesawat pribadi dan para pilot. Mereka resah dengan minimnya kerahasiaan akibat sistem ADS-B. Saat ini, pemerintah AS bersama dengan industri penerbangan telah membentuk satuan tugas untuk menggodok aturan kerahasiaan penerbangan.

Salah satu gagasan yang berkembang adalah penggunaan kode sementara yang dikenal sebagai “rolling ICAO codes”. Pemilik yang menginginkan kerahasiaan bisa menggunakan kode yang hanya berlaku untuk sekali penerbangan. Kode tersebut hanya bisa dikenali oleh pengelola lalu lintas udara dan lembaga penegak hukum.

Detail mengenai aturan tersebut masih digodok. Apabila terlaksana, maka para pelacak penerbangan bakal kesulitan. Namun, para ahli masih optimis kalau mereka bakal menemukan strategi lain untuk melacak penerbangan.

Peter Aldhous dari BuzzFeed melaporkan tentang pesawat FBI yang berputar-putar di atas kota-kota, menggunakan data Flightradar24. Gambar: Courtesy BuzzFeed
Peter Aldhous dari BuzzFeed melaporkan tentang pesawat FBI yang berputar-putar di atas kota-kota, menggunakan data Flightradar24. Gambar: Courtesy BuzzFeed

Daftar Situs untuk Melacak Pesawat Terbang

Banyak perusahaan dan lembaga nirlaba menyediakan data penerbangan. Beberapa di antaranya bisa diakses secara gratis. Namun, untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, reporter perlu membayar dan berlangganan. Untuk mengetahui perbandingan berbagai layanan data penerbangan berbayar reporter bisa membaca A Beginner’s Guide To Flight Tracking yang disusun Giancarlo Fiorella dari Bellingcat.

Ada beberapa layanan dan platform pelacakan penerbangan yang kami rekomendasikan. Mereka bisa diajak bekerja sama untuk kepentingan reportertik.

ADS-B Exchange mengklaim dirinya sebagai “sumber data penerbangan yang tak disortir, terbesar di dunia”. Frasa “tak disortir” menjelaskan bahwa semua data yang ada di platform ini berasal dari sinyal ADS-B. Data penerbangan pesawat yang mengajukan anonimitas kepada pemerintah AS tetap dimasukkan dan hanya platform ini yang melakukannya. Hal itu membuat situs ini menarik bagi reporter.

Data ADS-B Exhange berasal dari 2.000 orang kontributor. reporter bisa melakukan pelacakan dengan berbagai fitur yang ada di dalamnya. Meskipun penggunaan untuk tujuan nonkomersial tidak dipungut biaya, tetapi reporter bisa berdonasi untuk menjaga kelangsungan hidup platform ini.

 

Pada Oktober 2019, ADS-B Exchange menghilangkan opsi pencarian historis. Masalah keuangan jadi penyebab. reporter tetap bisa mengaksesnya apabila mengoperasikan penerima ADS-B dan mengirim datanya ke ADS-B Exchange.

 

FlightAware memberikan opsi pelacakan gratis bagi pengguna tamu. Data dalam platform ini dikumpulkan dari 23.000 penyedia ADS-B di 197 negara. Jangkauan pelacakan pesawat yang berada di atas lautan diperluas setelah platform ini menandatangani kerjasama Aireon. Sayangnya, data tersebut bukan termasuk bagian dari data yang bisa diakses oleh publik. FlightAware, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, menghargai permintaan kerahasiaan informasi yang disampaikan melalui sistem hukum AS. Namun, pengelola platform ini juga menghargai permintaan informasi yang diajukan berbagai pihak kepada mereka.

“reporter melakukan semua hal yang kami mampu untuk membantu reporter,” ujar Sara Orsi, Direktur Pemasaran FlightAware. Data disediakan secara gratis dan analis data mereka adakalanya memberikan laporan sesuai dengan permintaan pemohon dalam waktu singkat. Dalam situasi tertentu, menurut Orsi, perusahaan ini minta identitasnya sebagai pemberi data dirahasiakan.

Flightradar24 adalah layanan pelacakan pesawat yang bekerja secara komersial. Perusahaan ini menyediakan informasi mengenai nomor registrasi, maskapai, dan bandara secara gratis. Untuk mendapatkan informasi yang lebih detail, pengguna bisa memilih berbagai bentuk langganan. Biayanya mulai dari US$1,5 per bulan hingga US$49,99 per bulan.

Sama seperti FlightAware, perusahaan ini juga menghargai permintaan kerahasiaan yang diajukan melalui sistem hukum AS. Selain itu, mereka menyediakan opsi kerahasiaan yang diajukan oleh pelanggan berbayar.

“Kami sering memenuhi permintaan yang diiajukan media tanpa memungut bayaran asalkan hal tersebut tak terlalu luas dan rumit,” ujar Ian Petchenik. Ia banyak bekerja dalam proyek spesifik bersama reporter dan bisa dihubungi melalui [email protected]. Data yang disediakan Flightradar24, Ian mengklaim, lebih bersih dibandingkan para kompetitor. Untuk mengetahui bagaimana platform ini bekerja sama dengan reporter, lihat artikel “Tracking Flights in Real Time With Flightradar24.”

OpenSky Network adalah asosiasi nirlaba yang berbasis di Swizterland. Mereka mengklaim memiliki dataset terlengkap mengenai pengawasan lalu lintas udara karena ,”kami menyimpan setiap pesan yang diterima dari setiap pesawat”. Dengan memasukkan kode ekor dalam fitur Aircraft Database, pengguna bisa mendapatkan informasi registrasi, histori perjalanan, dan informasi apakah sebuah pesawat sedang mengudara atau tidak. Sementara itu fitur Explorer menyediakan informasi pesawat apa saja yang sedang mengundara. Platform ini juga menyediakan daftar peringatan darurat.

OpenSky ditujukan untuk akademisi dan organisasi nirlaba yang sedang melakukan penelitian. Namun, mereka juga membantu reporter dan bekerja sama dengan media untuk melakukan visualisasi dan “hal-hal lain yang bermanfaat bagi OpenSky melalui peningkatan eksposur”.

 

Penyedia Lain

Apabila membutuhkan bantuan, reporter bisa mendapatkan asistensi dari Organized Crime and Corruption Reporting Project. Permintaan bisa dikirimkan melalui Investigative Dashboard.

reporter juga bisa mencoba Planeradar.ru yang menyediakan data penerbangan yang fokus pada Rusia. Beberapa platform lain yang bisa dipakai untuk melacak pesawat adalah: AVDelphi, Plane Finder, Flight Stats, Plane Mapper, Flight Board, FlightView, OAG, Planeplotter, dan Airfleets.

 

Permohonan Informasi Publik

Cara lain untuk mendapatkan data penerbangan di Amerika Serikat adalah dengan mengajukan permohonan informasi publik kepada Federal Aviation Administration. Permintaan dapat dikirim ke alamat surel: [email protected].

Mintalah catatan TFMS (Traffic Flow Management System) dengan memberikan kode ekor dan rentang waktu tertentu. Jangan lupa berikan keterangan bahwa data diminta dalam format elektronik. reporter bisa menggunakan langkah ini untuk mendapatkan informasi penerbangan yang tidak dapat diperoleh melalui layanan pelacakan karena pemilik pesawat menggunakan opsi pemblokiran informasi.

Reporter ProPublica Justin Elliot pernah menggunakan langkah ini untuk melakukan investigasi. Ia mengungkap kemungkinan pelanggaran aturan mengenai pendanaan kampanye oleh Steve Bannon lantaran menggunakan jet pribadi milik seorang pebisnis China.

 

Data Kepemilikan
Secara teoritis, mengetahui identitas pemilik bisa dilakukan dengan bermodalkan beberapa informasi terkait sebuah pesawat. Penanda unik, yang terdiri dari kombinasi huruf dan angka, dimiliki setiap pesawat dan memberi tahu negara tempat pesawat tersebut didaftarkan. (Lihat daftar lengkap penanda berdasarkan negara)

Sekitar 60 negara menyediakan data kepemilikan pesawat. Beberapa di antaranya mudah digunakan dan bisa dilakukan secara daring.

Ada juga negara yang menerapkan pembatasan kerahasiaan. Jerman misalnya, bisa memberikan informasi kepemilikan pesawat hanya jika hal tersebut telah disetujui oleh pemiliknya.

 

Menemukan Informasi Kepemilikan

Mengunjungi AeroTransport adalah awal yang baik untuk memulai pencarian. “Data Bank” yang ada di situs web ini memiliki informasi yang berasal dari 60 lebih negara. Beberapa fitur pencarian bisa diakses gratis. Namun, ada juga yang hanya bisa didapat dengan berlangganan. Biaya bulanannya minimal 120 Euro dan biaya tahunan berkisar di angka 1.200 Euro hingga 1.700 Euro.

Spotters memiliki register dari beberapa negara yang diperbarui setiap minggu atau bulan. Databasenya bisa diunduh, tetapi dibatasi hanya satu atau dua kali saja per permintaan.

Airframes juga menyediakan sistem pencarian kepemilikan gratis. Namun, reporter perlu mendaftar untuk melakukannya. Informasi dalam situs web ini berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah register resmi seperti Kanada, Prancis, Amerika Serikat, Denmark, Belanda, Swedia, dan Australia.

RZJets memungkinkan pengguna untuk mencari kepemilikan dengan menggunakan kode ekor dan beberapa hal lainnya. Situs ini juga menyediakan daftar panjang berisi berbagai macam jenis pesawat. Pengguna bisa memilih satu jenis pesawat dan mengetahui siapa saja yang memilikinya.

Sumber lain yang bisa dipakai untuk mengetahui kepemilikan adalah:

Beberapa informasi kepemilikan juga bisa didapat di FlightAware dan Flightradar24.

 

Register Nasional

Beberapa register besar yang memungkinkan reporter melakukan pencarian yakni:

Ada juga situs web yang menyediakan daftar register nasional

  • The Airnet memiliki daftar register nasional yang memberi tahu apa saja yang aktif dan tersedia melalui file Zip. Situs ini juga punya beberapa daftar situs yang berhubungan dengan pelacakan pesawat.
  • AirDataSearch, situs asal Belanda, memiliki daftar berisi 45 negara yang menyediakan register pesawat. Namun, situs ini tidak memberi tahu negara mana saja yang menyediakan pencarian secara daring.
  • The Airline Codes Website memiliki daftar berisi 28 situs resmi. Ada juga daftar berisi situs tak resmi, tetapi sebagian besarnya sudah kedaluawarsa.
  • Skytamer dan Landings juga memiliki daftar berisi register nasional.
  • AviationDB bisa digunakan untuk mencari pesawat yang didaftarkan di Amerika Serikat.
  • Wikipedia punya daftar berisi otoritas penerbangan di berbagai negara, tetapi banyak di antaranya bukanlah register kepemilikan.

Official Guide to Airplane Registration 2019 yang dirilis CorporateJetInvestor menyediakan resume mengenai syarat pendaftaran pesawat. Salah satu informasi yang tercantum dalam laporan panduan tersebut adalah nama agensi yang berwenang. Hal tersebut bisa membantumu mengetahui apakah sebuah negara memiliki register pesawat atau tidak. Menariknya, laporan ini disusun oleh para ahli. Nama dan kontak mereka bisa reporter dapatkan di panduan ini.

 

Reporter yang Frustasi

Kesenjangan informasi bisa menghambat liputan.

Dalam liputan yang dirilis pada 2018, Reuters menjelaskan bagaimana mereka menggunakan register nasional untuk menelisik “bagaimana pesawat dari negara Barat dimiliki oleh negara-negara yang masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat”.

Reporter Rinat Sagdiev membeberkan bagaimana Reuters mengidentifikasi pemilik di Amerika Serikat, Irlandia, Rusia, dan Ukraina. “Setelah Ukraina, banyak dari pesawat yang dilacak Reuters dimiliki oleh Iran, Afghanistan, atau Suriah. Tak satupun dari negara tersebut yang register pesawatnya dibuka untuk publik,” ujarnya.

Di sisi lain, ada kejutan menyenangkan.

Di Serbia, reporter Ivan Angelovski, menyelidiki jet yang digunakan oleh perdana menteri. Ia melacak pembelian pesawat tersebut oleh perusahaan obat Brasil yang “hanya beberapa bulan sebelumnya memenangkan hak untuk membeli perusahaan negara produsen obat di Serbia”. Tidak ada catatan resmi mengenai pembelian senilai US$6 juta tersebut. Namun, dia menemukan bahwa jet itu terdaftar oleh pemerintah. Investigasi ini diterbitkan Balkan Insight pada 2019.

Liputan menarik lainnya dilakukan oleh ProPublica pada 2020. Berhadapan dengan pendaftaran pesawat yang dilakukan oleh perusahaan cangkang, media ini berusaha untuk menelisik pemilik sebenarnya sebuah pesawat. Berbagai sumber digunakan dan berujung pada temuan bahwa jet pribadi yang digunakan Steve Bannon, politikus sayap kanan AS, memiliki kaitan dengan pebisnis China. Hal tersebut merupakan pelanggaran atas aturan mengenai pendanaan kampanye. Justin Elliot, Reporter ProPublica menyebut, “Ada beberapa video daring dari [pemilik yang sebenarnya] yang tampaknya diambil di pesawat. Video tersebut identik dengan foto interior dan eksterior jet pribadi yang memiliki nomor ekor sama.”

 

Catatan Bisa Salah

Menyembunyikan identitas pemilik asli sebuah pesawat merupakan hal yang lazim terjadi. Nama yang tercantum sebagai pemilik dalam register, bisa jadi merupakan sebuah perusahaan cangkang di sebuah negara. Sialnya, negara tersebut memiliki aturan yang menyulitkan reporter untuk mengungkap pemilik sebenarnya.

Kesulitan tersebut terungkap dalam liputan yang dipublikasikan Middle East Eye. Disebutkan bahwa: “pesawat didaftarkan tahun lalu di Isle of Man last atas nema Multibird Overseas LTD, tetapi pemilik sebenarnya tak diketahui. Simon Williams, Direktur Civil Aviation Administration Isle of Man, menolak merespons pertanyaan yang diajukan MEE.”

 

Trik Kerahasiaan di AS

Reporter investigasi telah menemukan bagaimana banyak pemilik mendaftarkan pesawat mereka melalui Bank dan Trust. Hal tersebut dilakukan untuk menutupi identitas pemilik sebenarnya. Trust adalah entitas legal yang yang diberi hak untuk mengelola aset seseorang. 

Pemerintah AS mengizinkan warga negara asing untuk mengatasnamakan kepemilikan kepada trustee (pihak yang diberi hak kepemilikan legal oleh pemilik sebenarnya). Menurut laporan WFAA, pada 2019, lebih dari 1.000 pesawat didaftarkan di Onalaska, Texas atas nama trust seperti Aircraft Guaranty Corp. Padahal wilayah tersebut tak memiliki bandara.

Serial liputan The Boston Globe bertajuk Secrets in the Sky, membongkar praktik tersebut. Disebutkan kalau “,Tim Investigasi Spotlight menemukan bahwa selama beberapa dekade, pengawasan yang lemah oleh Administrasi Penerbangan Federal telah memudahkan pengedar narkoba, politisi korup, dan bahkan orang-orang yang terkait dengan terorisme untuk mendaftarkan pesawat pribadi dan menyembunyikan identitas mereka.” Satu dari enam pesawat yang didaftarkan di AS, menurut laporan tersebut, tidak dapat dilacak kepemilikannya.

Liputan lainnya dari The New York Times mengungkapkan bagaimana celah tersebut dimanfaatkan oleh oligark Rusia. (Lihat artikel yang membela praktik Business Jet Traveler).

 

Negara Pendaftaran Favorit

Pendaftaran pesawat mesti dilakukan di daerah yang merupakan tempat tinggal pemilik. Namun, pesawat juga bisa didaftarkan ulang (adakalanya dengan mengubah nomor identitas).

Official Guide to Airplane Registration 2019 yang dirilis Corporate Jet Investor menjelaskan aturan mengenai pendaftaran pesawat. Situs web yang mereka kelola juga mengagregasi berita seputar penerbangan. Kemudahan pendaftaran, kerahasiaan, dan keuntungan pajak menjadi pertimbangan penting dalam mendaftarkan pesawat.

Isle of Man adalah salah satu yurisdiksi populer untuk mendaftarkan pesawat. Berdasarkan laporan International Consortium of Investigative Journalists, aturan di negara tersebut memberi jalan untuk menghindari pajak Uni Eropa.

Beberapa negara lain yang difavoritkan adalah Aruba, Bermuda, dan Kepulauan Cayman.

 

Kerumitan Penyewaan Pesawat

Ketika sebuah pesawat jet disewakan, reporter hampir mustahil siapa penyewanya.

Kesulitan tersebut dialami Erdélyi Katalin, reporter media Hungaria Atlatszo. Ia mencoba mencari tahu penggunaan jet pribadi oleh Perdana Menteri Viktor Orbán. Investigasinya menemukan kalau pesawat didaftarkan di Austria. Orang membayar penyewaan jet tak diketahui; pesawat dioperasikan oleh International Jet Management GmbH, perusahaan Austria.

Viktor Orbán turun dari pesawat jet OE-LEM di Bandara Budapest pada tanggal 25 Juli 2018. Foto: Atlatszo / Daniel Nemeth
Viktor Orbán turun dari pesawat jet OE-LEM di Bandara Budapest pada tanggal 25 Juli 2018. Foto: Atlatszo / Daniel Nemeth

Reporter Atlatszo menulis artikel bertajuk “How They Did It: A Private Yacht, a Luxury Jet and Hungary’s Governing Elite.” yang dipublikasikan di GIJN. Ia menceritakan bagaimana media ini menginvestigasi hal tersebut.

 

Sumber Berguna Lainnya

Beberapa catatan pemerintah terbukti berguna ketika reporter mencari tahu soal keselamatan penerbangan. Laporan kecelakaan mungkin menyediakan beberapa informasi tambahan mengenai keselamatan. Agensi pemerintah yang bertugas menangani keselamatan penerbangan biasanya membeberkan informasi mengenai kecelakaan dan hasil pemeriksaan.

The Aviation Safety Network (ASN) adalah inisiatif independen yang dilakukan swasta untuk menyediakan data terkait keselamatan penerbangan. Mereka memiliki database mengenai kecelakaan dan persoalan keselamatan terkait maskapai, transportasi militer, dan pesawat perusahaan. Ada lebih dari 23.000 catatan mengenai insiden, pembajakan, dan kecelakaan yang bisa diakses di daftar internasional mereka.

Di Amerika Serikat,  National Transportation and Safety Board adalah badan yang menangani masalah ini. Catatan mengenai pembelian dan kontrak yang disediakan lembaga pemerintah lainnya juga bisa digunakan untuk meliput soal pesawat. BuzzFeed menggunakan permohonan informasi publik untuk mendapatkan informasi yang menunjukkan bagaimana Drug Enforcement Administration mengalihkan registrasi untuk menyamarkan ukuran pesawat mereka.

Sumber lain yang bisa dipakai adalah The Aviation Herald yang rajin melaporkan insiden pesawat terbang yang terjadi di berbagai belahan dunia.

 

Dokumen FAA yang Bisa Dibeli

Di Amerika Serikat, database registrasi pesawat yang dikelola Federal Aviation Agency (FAA), cukup sederhana. Namun, informasi tambahan dapat ditemukan dalam dua laporan lainnya.

Salah satunya adalah histori pendaftaran/penjualan. Catatan lainnya yang mungkin berguna adalah sertifikat kelaikan udara yang mendokumentasikan modifikasi dan perbaikan. Dalam dokumen tersebut, reporter bisa menemukan informasi mengenai modifikasi yang telah dilakukan. Sebagai contoh: membuat lubang di badan pesawat untuk memasang kamera.

Laporan-laporan tersebut bisa dipesan secara daring dan dibeli seharga US$10. reporter cukup memasukkan nomor N dan nomor seri pesawat. Pemrosesan butuh waktu sekitar seminggu.

 

Fokus Pada Pesawat Milik Pesohor

Ada beberapa situs web yang khusus mengumpulkan informasi mengenai pesawat pribadi para pebisnis dan pejabat pemerintah. Beberapa di antaranya adalah:

The Private Jet Owners Register adalah daftar terseleksi pesawat milik pesohor di AS, Rusia, Inggris, dan beberapa negara lainnya. Pengelola situs web ini sama dengan pengelola www.SuperYachtFan.com.

AirCharterService berisi daftar pesawat yang digunakan oleh para pemimpin dunia. Deskripsi yang diberikan lumayan detail.

Dictator Alert adalah bot Twitter bot pelacak pesawat terbang milik negara otoritarian. Akun ini bakal memberikan cuitan peringatan ketika pesawat-pesawat tersebut mendarat di London, Jenewa, atau EuroAirport di Basel-Mulhouse-Freiburg, Jerman. François Pilet dan Emmanuel Freudenthal mengelola proyek ini. Pilet is reporter investigasi yang tinggal di Switzerland dan and pendiri agensi berita vesper.media. Adapun Freudenthal adalah reporter investigasi di Afrika. Daftar pesawat yang dilacak bersumber dari publik dan laporan resmi. reporter bisa mengunduh daftar teranyar pesawat yang dilacak dalam file Excel.

Program ini diperluas hingga London dan Paris pada Februari 2020. reporter bisa mengikuti akun mereka di @London_dictator dan @Paris_dictators.

Untuk mengetahui pesawat yang digunakan oleh raja dan pemimpin negara, reporter bisa memeriksa daftar yang ada di Wikipedia.

 

Persoalan Teknikal dan Konseptual

Ada beberapa hal yang bakal dijelaskan dalam bagian ini yaitu:

  • Menggunakan pemrograman untuk menganalisa data penerbangan
  • Ambiguitas dalam data ADS-B
  • Cara mengetahui identitas penumpang
  • Berhadapan dengan spekulasi

 

Ketersediaan Data dan Penggunaannya

Banyak hal bisa dilakukan dengan menggunakan application programming interfaces (API) yang tersedia di situs web pelacak penerbangan. Ketika sedang memfokuskan perhatian pada pesawat tertentu, reporter bisa memilih opsi berlangganan. Langkah tersebut bakal mengaktifkan pemberitahuan ketika pesawat tersebut lepas landas.

Untuk proyek yang lebih rumit, reporter perlu mendapatkan akses terhadap data penerbangan dan menyempurnakannya dengan perangkat pemrograman. R atau Python adalah pilihan yang bagus untuk melakukan hal tersebut.

Sementara itu, ketika memiliki data berukuran besar, menyimpannya dalam database adalah hal pertama yang perlu dilakukan. Menggunakan PostgreSQL jadi opsi terbaik karena perangkat ini memiliki ekstensi PostGIS. Fitur tersebut memungkinkan reporter untuk menyimpan data sebagai objek geografis dan menggunakannya untuk melakukan analisa spasial.

Peter Aldhous dari BuzzFeed News adalah salah satu ahli dalam menggunakan data penerbangan. Ia memakai data yang disediakan oleh Flightradar24. Pada 2016, ia menulis “Spies in the Skies” yang menunjukkan bahwa pesawat milik FBI dan Department of Homeland Security terbang di beberapa kota besar AS secara rutin. Dengan menggunakan mesin pembelajar ia menelisik lebih jauh soal pesawat mata-mata. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan algoritma pada data mengenai pesawat milik FBI dan DHS.

Tutorial yang dibuat Geodose pada 2018 bisa dipelajari untuk membuat pelacak pesawat sederhana dengan menggunakan Python. Ia memperbaruinya pada 2019 agar “tampilannya lebih menarik dengan menggunakan Pandas dan Bokeh.”

 

Ambiguitas Data

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat menggunakan data penerbangan.

Sistem yang dipakai saat ini menghasilkan banyak titik data, termasuk lokasi dan ketinggian. Namun, sistem itu tidak mengirim pesan atau bukti nyata bahwa pendaratan telah dilakukan. Prediksi yang hampir pasti mengenai pendaratan dilakukan dengan menghubungkan titik-titik data yang menunjukkan pesawat turun menuju bandara.

Kerumitan lainnya muncul di lokasi dengan jangkauan ADS-B lemah. Di langit gurun Sahara, sinyal mungkin hilang. Ketika tidak ada alat penerima sinyal, maka tak ada data yang direkam. Data penerbangan bakal muncul kembali ketika terbang di wilayah yang memiliki penerima sinyal.

Menghindari pelacakan juga bisa dilakukan pilot dengan mematikan transponder. Ini mungkin melanggar hukum, atau tidak aman. Namun, langkah ini efektif untuk menghindari pelacakan ADS-B.

 

Siapa Penumpangnya?

Mengetahui rute pesawat tidak otomatis memberi tahu siapa penumpangnya dan apa untuk apa penerbangan dilakukan. Dalam banyak hal, informasi penerbangan menyediakan petunjuk penting. Namun, verifikasi dan menemukan fakta lainnya dibutuhkan untuk menindaklanjuti petunjuk tersebut.

Avi Scharf, editor Edisi Inggris Haaretz, sering mencuit tentang pergerakan penerbangan militer. Ia menulis sebuah liputan pada Oktober 2018 dan memicu kegemparan.

Sharf melaporkan penerbangan tidak biasa dari sebuah jet bisnis pribadi. Rutenya dari Tel Aviv, Israel menuju Islamabad, Pakistan. Laporan tersebut dibantah pemerintah Pakistan dan ketidakjelasan data penerbangan memaksa Scharf untuk mengakui bahwa dia tidak 100% yakin bahwa pesawat itu mendarat di Pakistan. 

Beberapa minggu kemudian, seorang reporter Middle East Eye menemukan staf bandara yang mengkonfirmasi pendaratan tersebut. “Namun, misteri besar masih tersisa,” tulis reporter Suddaf Chaudry. “Apa yang dilakukan pesawat tersebut di Pakistan—yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel—dan siapa yang ada di dalamnya?”

 

Alasan Perjalanan

Salah satu hal paling menantang dalam melacak pesawat adalah mengetahui alasan penerbangan. Hal tersebut pernah dilakukan Novaya Gazeta dan Organized Crime and Corruption Reporting Project saat menyelidiki pesawat yang dimiliki Yevgeny Prigogine, seorang pebisnis Rusia yang memegang banyak kontrak pemerintah.

Pertanyaan kunci dari investigasi mereka adalah: mengapa Raytheon HAWKER 800XP dengan nomor registrasi M-VITO terbang ke Afrika dan Timur Tengah, hampir setiap bulan? Temuan tersebut didapat setelah reporter Irina Dolinina, Alesya Marokhovskaya, dan tim data Novaya Gazeta mengikuti pergerakannya selama 26 bulan.

Mereka berhasil menemukan kaitan antara pesawat tersebut dengan Prigogine setelah mendapatkan petunjuk dari Instagram. Foto yang menjepret interior pesawat diposting oleh putri Prigogine dan diunggah ke media sosial tersebut. Bocoran informasi membantu mereka mengonfirmasi orang-orang yang ikut dalam penerbangan.

Berdasarkan hasil investigasi, tim menemukan kalau perjalanan ke Republik Afrika Tengah diduga terkait dengan investasi oleh perusahaan yang terkait dengan Prigogine untuk mengembangkan tambang emas dan berlian. Para reporter menemukan kontrak yang meminta Rusia untuk melakukan pembayaran tunai kepada pejabat pemerintah dan pengiriman uang tunai “hanya mungkin dilakukan dengan menggunakan jet pribadi.”

Liputan lain yang dibuat The Washington Post pada tahun 2019 mengungkap perjalanan Elon Musk sepanjang 2018. Dalam liputan yang dijuduli “Elon Musk’s Highflying 2018: What 150,000 Miles in a Private Jet Reveal About his ‘Excruciating’ Year,” reporter Washington Post menggambarkan “selayang pandang kehidupan liar superstar teknologi Amerika,” tulis reporter Drew Harwell.
Tujuan penerbangan memang tak terungkap dalam liputan. Namun, Harwell menyebut bahwa “,Perjalanan Musk terkonfirmasi oleh penampilan publik, wawancara, dan cuitannya.”

 

Pesawat Militer dan Pemerintah

Sebagian besar pesawat pemerintah dan militer sulit dilacak. Namun, banyak reporter menemukan cara untuk melaporkan pergerakannya.

Sebuah laporan akademik yang disusun enem peneliti menyebutkan kalau “lebih dari 80% pesawat militer dan 60% pesawat milik negara dirahasiakan pergerakannya dan ada perbedaan mencolok dari setiap negara”.

 

Situs Khusus

Beberapa sumber yang disebutkan di awal panduan ini adakalanya menyediakan informasi terkait pesawat militer dan pemerintah. Namun, reporter juga bisa menggunakan beberapa sumber menarik di bawah ini:

ADS-B.NL adalah situs web yang datanya bersumber dari ADS-B Exchange, tetapi fokus pada pesawat militer. Dengan data yang bersumber dari 70 negara, situs ini memberikan berbagai opsi pelacakan. Untuk menggunakannya, reporter bisa membaca penjelasan yang ditulis pendirinya, Peter Lammertink.

Radarbox memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian dengan gratis dan membuat widget pencarian mereka sendiri. Namun, ada beberapa pelacakan pesawat yang diblokir untuk melindungi informasi mengenai operasi militer dan kerahasiaan data pemilik jet pribadi.

Scramble memiliki database pesawat milik angkatan udara di Eropa, AS, dan Kanada. Ada juga beberapa informasi mengenai angkatan udara di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia. Situs ini dikelola oleh Dutch Aviation Society dan memiliki forum dengan pengguna yang aktif. Scramble juga mengelola The Soviet Transport Database.

Planeflightracker mengkhususkan situsnya untuk menyediakan informasi soal pesawat NATO dan pesawat militer Rusia.

Akun @CivMilAir bisa diikuti untuk mengetahui penerbangan yang dilakukan para pangeran Saudi dan wakil presiden AS.

GVA Dictator Alert. Penjelasan mengenai bot pelacak pesawat ini telah disampaikan di bagian sebelumnya.

Aircraft Serial Number Search yang dikelola Joe Baugher memungkinkan pelacakan pesawat militer AS. Situs ini juga memiliki daftar lengkap berisi berbagai situs penerbangan.

 

Media Memantau Militer

David Cenciotti, jurnalis yang berbasis di Roma dan menjalankan blog The Aviationist, telah menulis banyak hal dengan melakukan pelacakan pesawat. Dia menunjukkan bahwa AS menambah kekuatan udaranya di dekat Krimea setelah terjadinya insiden pada 2018 di daerah tersebut. Pada April 2018, David menyusun daftar pesawat yang digunakan oleh AS, Inggris, dan Prancis untuk meluncurkan serangan udara ke Suriah. Dia juga rutin menganalisis pergerakan militer AS. Salah satunya dilakukan pada 10 Mei 2019, ketika dia melaporkan bahwa Angkatan Udara AS menempatkan empat pesawat B-52 di Qatar.

Hal senada dilakukan Reuters yang pada 2018 melaporkan bahwa “Kontraktor militer swasta Rusia dikirim melalui penerbangan rahasia ke Suriah, sebagaimana ditunjukkan oleh data pelacakan pesawat.” Media ini juga pernah mengungkap bagaimana pesawat dari Negara Barat berakhir di tangan mereka yang masuk daftar hitam AS. Berbagai temuan investigasi Reuters didasarkan pada tiga situs pelacak pesawat:  FlightRadar24, Plane Finder, dan Virtual Radar.

Dengan cara yang lebih tradisional, seorang jurnalis Venezuela bernama Javier Mayorca menulis bahwa ia melihat sekitar 100 tentara dan 35 ton peralatan diturunkan dari pesawat Rusia di bandara utama Venezuela. Reuters mengelaborasi informasi tersebut dan melaporkan bahwa ,“Sebuah jet penumpang Ilyushin IL-62 dan pesawat kargo militer Antonov AN-124 berangkat dari bandara militer Rusia Chkalovsky menuju Caracas pada hari Jumat. Berdasarkan data dari Flightradar24, pesawat tersebut sempat mampir di Suriah.”

Melacak pesawat militer dan melaporkannya lewat liputan memang menimbulkan pertanyaan soal pengungkapan informasi sensitif. Dampak dari praktik tersebut dibeberkan oleh Anand Kumar dari The Lede.  Dalam sebuah artikel, ia menjelaskan bagaimana planespotter digunakan untuk mengungkapkan pergerakan Angkatan Udara India pada Februari 2019.

 

Penemuan Pesawat Penculik Milik Turki 

Pada suatu pagi di bulan Maret, sebuah jet berkode ekor TC-KLE mendarat di ibu kota Kosovo, Pristina. Dua jam kemudian, pesawat itu lepas landas dengan mengangkut enam warga negara Turki. Berdasarkan investigasi bersama yang dikoordinasikan oleh media Jerman Correctiv dan Frontal 21 pada 2018, diketahui bahwa keenam orang tersebut adalah warga negara Turki, lima di antaranya bekerja sebagai guru. Mereka ditangkap di negara lain dan dibawa kembali ke Turki oleh dinas intelijen negara. Setelah menerima petunjuk tak resmi mengenai penerbangan tersebut, para reporter mulai mengidentifikasi pesawat. Mereka menggunakan catatan sipil Turki dan menemukan bahwa dinas intelijen Turki adalah pemilik pesawat tersebut.

Penerbangan rendisi lain diungkap oleh reporter Inggris Stephen Gray dalam bukunya yang berjudul “Ghost Plane“.

Dalam sebuah wawancara dia berkata:

“Saya benar-benar tidak tahu bagaimana caranya menembus CIA, organisasi intelijen paling terkenal di dunia. Ketika melakukannya dan mengetahui bahwa melacak pergerakan agen CIA adalah hal yang mungkin dilakukan, saya sangat terkejut. Mereka meninggalkan banyak petunjuk menakjubkan. Kamu benar-benar bisa mendapatkan rencana penerbangan pesawat milik CIA, termasuk seluruh jaringan operasi mereka di berbagai belahan dunia. Dengan ribuan rencana penerbangan pesawat CIA, saya bisa menunjukkan dengan tepat dan mengkonfirmasi semua cerita rendisi yang disampaikan oleh para tahanan.”

 

Perjalanan Pemerintah

Perjalananan yang dilakukan pemimpin negara seringkali terpublikasikan dengan baik. Namun, adakalanya mereka membuat kejutan yang coba disembunyikan.

Seorang pengamat burung Inggris mendapat banyak perhatian setelah secara tidak sengaja memotret Air Force One yang membawa Donald Trump dalam kunjungan mendadak ke Irak pada tahun 2018. “Akibatnya, Gedung Putih terpaksa mengungkapkan rincian perjalanan tersebut. Hal itu mengacaukan manajemen media dan rencana pengamanan,” tulis The Guardian.

Seorang warga Kanada mengetahui perjalanan Perdana Menteri Justin Trudeau ke Mali dengan menggunakan pelacak penerbangan.

Di Twitter, akun @CivMilAir juga sempat mencuit: “Erdoğan pergi ke suatu tempat?” dan melengkapinya dengan tangkapan layar mengenai informasi penerbangan.

 

Daya Tarik Jet Pribadi

Jet adalah fasilitas mewah dan pejabat pemerintah kerap mendapat masalah karena membelinya atau mendapatkan tumpangan di jet milik orang lain. Hal tersebut banyak dilaporkan oleh media.

Investigasi yang diterbitkan Atlatszo di Hungaria pada tahun 2018, menemukan hubungan antara anggota elit Hungaria, termasuk Perdana Menteri Viktor Orbán, dengan kapal pesiar mewah dan jet pribadi. Keduanya didaftarkan di luar negeri.

Politico menulis artikel soal cara reporternya menindaklanjuti petunjuk bahwa Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Tom Price menggunakan jet pribadi untuk perjalanan rutin dan mungkin melanggar aturan perjalanan federal. Hal pertama yang dilakukan adalah membangun database perjalanan. Setelah itu, mereka mengintai bandara untuk mengidentifikasi pesawat yang digunakannya dan mencari tahu biaya penyewaan.

 

Melacak Trump

Beberapa reporter secara konsisten melacak pesawat yang terkait dengan Trump dan beberapa warga Rusia. Pada suatu waktu mereka mendapati bahwa jadwal penerbangan Trump berpotongan dengan oligarki Rusia Dmitry Rybolovlev. Temuan tersebut dipublikasikan dalam artikel bertajuk “Trump, Russian Billionaire Say They’ve Never Met, but Their Jets Did — in Charlotte,” yang dipublikasikan McClatchy pada Maret 2017. 

Dari pelacakan pesawat tersebut para reporter juga membongkar kepentingan bisnis Rybolovlev. The New York Times merangkum koneksi Trump-Rybolovlev dalam “Tracking the Yachts and Jets of the Mega-Rich,” yang dipublikasikan apda 2017. Artikel itu menyebut bahwa:

“Teknologi baru, situs web khusus, pasukan amatir pengintai pesawat, dan pemerhati kapal pesiar di seluruh dunia telah mempermudah setiap orang untuk mengetahui kapal pesiar atau jet milik miliarder di berbagai belahan dunia. Melacak pergerakan mereka menjadi semakin mudah.”

Planespotting: Michael Cohen’s Amazing Journey,” yang ditulis Louise Mensch layak dibaca oleh reporter yang ingin memelajari cara melacak pesawat terbang. Dalam artikel tersebut dijelaskan bagaimana catatan penerbangan digunakan secara cerdik untuk memastikan keberadaan pengacara Trump Michael Cohen. Ia menggunakan foto dari balik jendela pesawat di Instagram dan bagian dari sayap untuk mengidentifikasi pesawat.

 

Melacak Untuk Laba

Reporter kerap melacak pesawat jet yang digunakan oleh pengusaha dan selebriti. Hal yang sama dilakukan para investor dan lawan bisnis.

Pelacakan jet perusahaan secara daring yang dilakukan oleh ADS-B membuka peluang bisnis bagi beberapa perusahaan. Mereka menjual informasi berisi daftar jet milik perusahaan, pergerakannya, dan mengamati pola serta penyimpangan yang terjadi. Data tersebut kemudian dianalisa dan diberi konteks dengan menambahkan berita dan berbagai informasi.

Pada awalnya, investor menyewa planespotter untuk mengidentifikasi aktivitas jet perusahaan di bandara tertentu. Hal tersebut memantik diskusi mengenai legalitas praktik tersebut. Artikel yang dipublikasikan CNBC memberi jawaban singkat: tidak!

 

JetTrack

Perusahaan ini menjual informasi kepada investor dan mengungkapkan temuannya dalam studi kasus. Salah satu temuannya didasarkan pada data penerbangan para eksekutif Constellation, perusahaan penyedia dan pemasok gas, menjelang Agustus 2018. Dari hasil penelusuran didapati bahwa ada indikasi kuat kalau perusahaan tersebut tertarik untuk melakukan investasi tambahan di Canopy.

JetTrack juga memungkinkan pengguna untuk mencari berdasarkan sektor. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membandingkan frekuensi kunjungan eksekutif sebuah perusahaan dengan perusahaan lainnya di sektor yang sama.

Menariknya, JetTrack menawarkan data gratis “kepada akademisi yang berafiliasi dengan lembaga atau entitas terakreditasi dan mencoba membuktikan atau menyangkal sebuah ide.”

 

Quandl

Quandl memulai layanan Corporate Aviation Intelligence pada tahun 2018 dan mengatakan, “Penerbangan perusahaan yang tidak biasa adalah sinyal kuat akan dilakukannya merger dan akuisisi, ekspansi perusahaan, kemitraan, serta aktivitas bisnis lainnya.” Dalam sebuah anekdot tentang keberhasilannya, perusahaan itu menulis:

Terkonfirmasi: SunTrust | BB&T. Bank Suntrust dan BB&T mengumumkan merger senilai US$66 miliar yang membentuk bank dengan aset dan simpanan terbesar keenam di AS. SunTrust mengunjungi BB&T di North Carolina dua kali pada pekan lalu dan sekali pada Agustus lalu. Kedua perusahaan tersebut juga berada di New York pada 3 Desember.

 

Verifikasi Akademik

Penggunaan pelacakan pesawat untuk tujuan intelijen perusahaan juga dibahas dalam artikel akademik. Profesor dari Universitas Oxford menggunakan data penerbangan untuk menunjukkan berbagai contoh mengenai kunjungan yang dilakukan oleh pembeli potensial ke perusahaan yang ditarget. Hal tersebut tertuang dalam artikel berjudul  “The Real First Class? Inferring Confidential Corporate Mergers and Government Relations from Air Traffic Communication.

Melacak jet perusahaan adalah hal lazim bagi investor dan jurnalis.

Sebagai contoh, pembatalan kesepakatan Aphria dengan salah satu raksasa tembakau terbesar di dunia, Altria Group Inc., pada tahun 2018 kemungkinan dilakukan setelah salah satu investor melacak kode ekor pada jet pribadi yang mendarat di bandara tempat Aphria beroperasi.

Contoh lainnya adalah laporan Reuters pada 8 Mei 2019. Media tersebut menulis bahwa “Kabar bahwa sebuah hedge fund membayar lebih dari US$ 100.000 per tahun untuk melacak penerbangan jet perusahaan, terkonfirmasi ketika Occidental Petroleum Corp mengumumkan dua kesepakatan minggu lalu. Langkah tersebut cocok dengan lokasi yang baru-baru ini dikunjungi oleh pesawat milik perusahaan minyak dan gas AS.”

Jet Gulfstream G650ER 18-kursi milik CEO Amazon Jeff Bezos, telah dilacak untuk menemukan petunjuk mengenai lokasi markas baru Amazon. (Saat menulis ini, saya dapat melihat secara real time penerbangannya dari New York ke arah barat dan kembali ke Seattle melalui ADS-B Exchange.)

 

Foto

Pemerhati pesawat amatir, yang ada di hampir semua negara, kerapkali menjepret dengan kameranya. Reporter bisa menggunakannya dengan mengunjungi Planespotters.net dan Jetphotos.com. (Penyadur: Kholikul Alim)


Tulisan ini merupakan saduran dari Planespotting: A Guide to Tracking Aircraft Around the World yang dipublikasikan Global Investigative Journalism Network (GIJN). Alih bahasa ini disponsori oleh dana hibah dari Google News Initiative. Untuk menerbitkan ulang tulisan ini, Anda bisa menghubungi [email protected].

Berlangganan Kabar Terbaru dari Kami

GRATIS, cukup daftarkan emailmu disini.