Kiat Investigasi Kejahatan Perang

Catatan Editor: Kepala jaksa Mahkamah Pidana Internasional minggu ini mengumumkan bahwa pihaknya telah memutuskan ada “dasar yang layak” untuk membuka investigasi terkait dugaan kejahatan perang dalam perang Rusia-Ukraina.

Dahulu, meliput pelanggaran dalam konflik yang sedang berlangsung merupakan tugas menakutkan dan membahayakan nyawa. Sekarang, hal ini dipermudah dengan adanya teknik investigasi sumber terbuka.

Berkat perkembangan pesat dalam kualitas kamera ponsel, foto atau video yang diunggah para kombatan ke media sosial dan situs daring lainnya memiliki resolusi sangat tinggi. Citra satelit beresolusi tinggi juga semakin mudah diakses. Hal-hal tersebut, jika dikombinasikan dengan perangkat digital untuk menyaring sejumlah besar data yang tersedia secara daring, bisa mempermudah reporter dalam menginvestigasi kejahatan perang yang sedang terjadi.

Investigasi sumber terbuka pertama kali diuji dalam Perang Suriah, yang ketika itu dilabeli sebagai perang dengan dokumentasi terbanyak dalam sejarah umat manusia. Perkembangan perang bisa dilacak secara daring hanya beberapa saat setelah insiden terjadi. Sekarang, situasi serupa terjadi di Ukraina. Oleh sebab itu, GIJN meminta saya menyusun panduan investigasi untuk kejahatan perang dengan menggunakan perangkat dan teknik sumber terbuka.

Ada empat kategori kejahatan perang, yaitu genosida, kejahatan terhadap perdamaian, pelanggaran hukum perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sebagai informasi, saya adalah jurnalis investigasi dan pembuat film dokumenter dengan keahlian menggunakan teknik sumber terbuka. Mengkombinasikannya dengan liputan lapangan, membuat saya mampu mengungkap pelanggaran hak asasi manusia dalam konflik dan perang.

Liputan saya soal kejahatan perang di Libya dan Suriah dimuat BBC. Selain itu, saya juga mendapatkan gelar Doktor Filsafat melalui disertasi yang membahas bagaimana investigasi sumber terbuka mengubah masa depan jurnalisme investigasi.

Dengan latar belakang tersebut, saya mencoba menyusun 15 kiat dan teknik untuk menginvestigasi kejahatan perang ini.

 

1. Kenali Jenis Kejahatan Perang

Definisi sederhana dari kejahatan perang adalah pelanggaran terhadap aturan pelibatan (RoE). Ini adalah bentuk kejahatan paling serius yang dilakukan selama perang dan tidak termasuk dikecualikan dalam undang-undang pembatasan penuntutan. Dengan kata lain, orang yang terbukti bersalah dapat dituntut terlepas dari kapan kejahatan itu dilakukan.

Konvensi Jenewa menetapkan beberapa bentuk baru kejahatan perang dan yurisdiksi universal untuk penuntutan. Isinya mencakup sebagian besar dari hukum kemanusiaan internasional. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mendefinisikan hukum konflik bersenjata sebagai “seperangkat aturan yang bertujuan, demi alasan kemanusiaan, untuk membatasi dampak konflik bersenjata. Aturan ini melindungi semua orang yang tidak berpartisipasi atau tidak lagi berpartisipasi dalam pertempuran dan membatasi cara dan metode perang.” 

Pasal 7 & 8 Statuta Roma, perjanjian yang mendasari berdirinya Mahkamah Pidana Internasional, memberikan daftar terperinci tentang kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Namun, sederhananya ada empat kategori kejahatan perang, yaitu genosida, kejahatan terhadap perdamaian, pelanggaran hukum perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Kejahatan utama yang dapat didokumentasikan dengan investigasi sumber terbuka adalah: serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil yang tidak digunakan untuk kepentingan militer; serangan terhadap institusi yang dilindungi seperti rumah sakit dan sekolah; jenis serangan tertentu seperti serangan di tempat yang sama dalam waktu singkat (“double tap”) yang menargetkan penanggap pertama (mereka yang mendapatkan pelatihan khusus dan termasuk dalam orang pertama yang tiba dan memberikan bantuan di lokasi kejadian darurat); penggunaan senjata yang secara khusus dilarang seperti bom tandan; desekrasi jasad petempur lawan dan tidak memberikan belas kasihan saat lawan menyerah; desekrasi jasad warga sipil; kekerasan seksual di masa perang; penjarahan; penyiksaan; penggunaan tentara anak; dan penggunaan senjata kimia atau biologi. Untuk target tertentu, prinsip proporsionalitas diterapkan demi menilai apakah serangan tersebut dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang.

 

2. Sumber Informasi Kejahatan Perang

Media sosial adalah sumber berbagai konten berformat visual. Unggahan video dan foto dari tentara dan pekerja garis depan dapat dijadikan bukti oleh jurnalis. Facebook, Telegram, Twitter, Instagram, dan TikTok lazim digunakan untuk mendapatkannya. Namun, media sosial yang populer di negara tertentu akan lebih efektif digunakan.

Sebagai contoh, VK (dulunya VKontakte) menyimpan banyak informasi profil petempur di Rusia. Biasanya, grup daring keluarga petempur atau kanal Telegram penggemar milisi dapat dimanfaatkan sebagai sumber.

Trik lainnya adalah dengan mencari akun di beberapa platform media sosial dengan nama pengguna (handle) sama, yang mungkin memiliki pengaturan privasi yang lebih longgar. Umumnya, petempur tidak menyadari kalau mereka telah melakukan kejahatan perang dan tidak takut akan konsekuensinya, sehingga tidak merasa perlu menyembunyikannya.

Dalam liputan investigasi Libya untuk BBC, saya menemukan bukti desekrasi jasad petempur dan warga sipil yang ditangkap oleh anggota brigade pasukan khusus Tentara Nasional Libya. Bukti ini diambil dari profil publik pelaku di Facebook dan video eksekusi di Twitter. Mereka mengunggahnya sebagai propaganda untuk menghasut pendukungnya agar ikut melakukan kekerasan.

Manisha Ganguly adalah anggota tim investigasi BBC yang menggunakan media sosial untuk melacak kejahatan perang di Libya. Gambar: Tangkapan Layar
Manisha Ganguly adalah anggota tim investigasi BBC yang menggunakan media sosial untuk melacak kejahatan perang di Libya. Gambar: Tangkapan Layar

 

3. Verifikasi Bukti Kejahatan Perang

Biasanya, Anda akan menemukan berbagai video secara terpisah dan bukan berasal dari satu akun media sosial. Langkah penting pertama adalah memverifikasi video-video tersebut dengan perangkat pemeriksa metadata untuk memastikan isi video sesuai dengan keterangannya.

Banyak perangkat bisa dipakai untuk memverifikasi video. Beberapa di antaranya adalah InVid, Google Reverse Image Search, TinEye, RevEye, Yandex, Baidu, Google Lens, Exiftool, Redfin, perangkat verifikasi video Amnesty International, dan Trulymedia.

Setelah keaslian video dikonfirmasi, langkah selanjutnya adalah mencari bukti pendukung. Jika video memiliki salinan daring dengan kualitas yang lebih tinggi, salinan tersebut harus diunduh untuk mempermudah identifikasi wajah. Selain itu, video kejadian yang sama tapi diambil dari sudut berbeda bisa berguna untuk melakukan rekonstruksi.

 

4. Arsipkan Segala Informasi

Langkah berikutnya setelah verifikasi adalah pengarsipan. Langkah ini sangat penting karena materi yang sudah terkumpul berpotensi tak bisa diakses di kemudian hari. Hal itu bisa terjadi lantaran pengunggahnya mengubah setelan konten menjadi materi pribadi atau menghapusnya.

Dalam kasus lainnya, seperti di Suriah dan Myanmar, perusahaan seperti Facebook juga terbukti menghapus media yang berisi kekejaman dan kejahatan perang. Padahal, konten tersebut seharusnya dapat dijadikan bukti penting untuk melakukan tuntutan internasional. Karena itu, Anda perlu sesegera mungkin menyimpan bukti.

Tindakan mengonfirmasi bukti bersama penduduk setempat di lokasi kejadian adalah langkah penting yang sering diabaikan.

Saat menginvestigasi insiden atau petempur tertentu, praktik terbaik yang perlu diterapkan adalah pengarsipan semua informasi tentang insiden atau semua informasi yang ada di profil media sosial petempur. Untuk kombatan, pengarsipan profil media sosial mereka secara lengkap akan sangat membantu sebelum mengembangkan investigasi ke rekan kombatan mereka di daftar teman yang tersedia.

Jika Anda mengetahui nama petempur tetapi profil mereka disetel agar bersifat pribadi, temukan profil publik yang kerap ditautkan ke halaman profil mereka. Setelah itu, gunakan profil tersebut untuk memverifikasi identitas.

Alat pengarsipan yang saya gunakan adalah Hunchly yang bekerja secara otomatis dan cepat. Untuk pengarsipan daring, Wayback Machine juga dapat digunakan. Saya biasanya menggunakan Google Spreadsheet untuk mencatat tautan, folder terpisah untuk mengunduh salinan media beresolusi tinggi, dan Hunchly untuk mengarsipkan halaman web secara otomatis.

 

5. Konfirmasi dengan Saksi Mata

Tindakan mengonfirmasi bukti kepada penduduk di lokasi kejadian adalah langkah penting yang sering diabaikan. Langkah ini memang tidak termasuk dalam teknik investigasi sumber terbuka. Namun, saya lebih suka menerapkan pendekatan campuran untuk mencakup seluruh aspek. 

Konfirmasi dengan saksi mata juga kadang memberikan informasi baru. Saksi mata bisa memberikan penjelasan tambahan soal kejadian untuk menguatkan investigasi mengenai kejahatan perang. Hal ini saya alami dalam liputan lainnya yang juga diterbitkan oleh BBC.

Ketika itu, saya menginvestigasi pembunuhan satu-satunya politisi perempuan Kurdi di Suriah, Hevrin Khalaf oleh milisi yang didukung Turki. Seorang saksi mata yang menemukan jasad politisi tersebut tak lama setelah terbunuh, memberikan saya informasi penting yang belum didapatkan.

Kejahatan perang di Suriah
Tim investigasi BBC menemukan seorang saksi mata untuk dokumentasi pembunuhan satu-satunya politisi perempuan Kurdi di Suriah oleh milisi yang didukung Turki. Gambar: Tangkapan Layar

 

6. Lakukan Identifikasi

Jika video menampilkan pasukan tertentu yang melakukan kejahatan perang, identifikasi petempur penting dilakukan. Alat pengenal wajah seperti Pimeyes sangat berguna. Namun, untuk investigasi Rusia-Ukraina, FindClone adalah pilihan terbaik.

FindClone sangat akurat dan membantu saya mengidentifikasi hampir semua anggota kelompok tentara bayaran Wagner yang merajalela di Libya.

 

7. Lacak Pergerakan dari Jarak Jauh

Platform seperti Marine Traffic, Flightradar24, dan ADSB Exchange dapat membantu menentukan lokasi kejahatan perang yang mungkin akan disangkal. Sebagai contoh, jika petinggi militer menyatakan bahwa pesawat tempurnya tidak mengebom suatu target, data transponder dapat menyanggah pernyataan tersebut dengan menunjukkan bahwa pesawat tempur tersebut persis berada di lokasi kejadian saat terjadi serangan. (Catatan: pilot dapat menonaktifkan transponder untuk menghindari deteksi saat melakukan dugaan kejahatan.)

 

8. Lakukan Analisis Khusus: Unit Militer

Saat menginvestigasi pelanggaran dalam konflik yang pelakunya tertangkap kamera, dua elemen utama yang perlu diperhatikan adalah: lencana dan senjata. Emblem, lencana seragam lainnya, dan tanda kendaraan dapat digunakan untuk menentukan pola perilaku dalam unit militer tertentu. Dengan cara tersebut, jurnalis bisa menentukan pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan perang di rantai komando.

Jika tentara dari unit tertentu kerap mengunggah postingan kekerasan yang eksplisit, biasanya ini adalah indikasi adanya impunitas. Artikel Wikipedia tentang lencana militer memiliki beberapa informasi berguna soal ini.

Senjata juga merupakan elemen utama yang perlu diperhatikan: senjata apa yang digunakan, di mana, dan oleh siapa.

Untuk laporan investigasi BBC soal kejahatan perang Libya, saya memperhatikan emblem brigade Al-Saika yang muncul berulang kali dalam video kekerasan. Al-Saika adalah brigade pasukan khusus Tentara Nasional Libya yang dipimpin oleh Mahmoud al-Werfalli (komandan brigade). Ia adalah buron Mahkamah Pidana Internasional atas 33 tuduhan kejahatan perang berupa pembunuhan dan perintah pembunuhan nonkombatan. Meski surat perintah penangkapannya sudah disebarkan kepada publik, ia tetap tidak ditangkap. Ini merupakan indikasi budaya impunitas yang menginspirasi saya untuk menginvestigasi kejahatan yang dilakukan oleh unitnya.

 

9. Lakukan Analisis Khusus: Senjata

Senjata juga merupakan elemen utama yang perlu diperhatikan. Cari tahu senjata apa yang digunakan, di mana, dan oleh siapa. Beberapa amunisi, seperti bom tandan, secara internasional dilarang oleh sebuah traktat PBB.

Bom tandan terdiri atas amunisi dengan ukuran lebih kecil yang meledak ketika dijatuhkan dari udara dan membahayakan warga sipil. Penggunaannya telah didokumentasikan terjadi di Suriah dan baru-baru ini di Ukraina oleh militer Rusia yang menggunakan roket BM-21 Grad.

Beberapa basis data mengenai senjata yang dapat digunakan untuk melacak pergerakan senjata antara lain: basis data Janes, basis data senjata ringan Universitas Jenewa, SIPRI, dan Perjanjian Perdagangan Senjata.

Dalam kasus lain, penggunaan senjata tertentu adalah indikasi pelanggaran sanksi dan embargo senjata. Laporan investigasi BBC di Libya yang saya garap bersama rekan-rekan menemukan bahwa serangan yang menewaskan 26 taruna tidak bersenjata sebenarnya dilancarkan oleh pesawat tempur nirawak buatan Tiongkok yang dioperasikan oleh UEA. Dua negara ini mustahil bersekutu dan tidak semestinya berpartisipasi dalam perang ini serta melanggar embargo senjata PBB.

 

10. Identifikasi Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, yang dilakukan oleh kombatan di masa perang juga merupakan kejahatan perang. Kekerasan seksual kerap diabaikan dan tidak ada konsensus tentang definisi kekerasan seksual di masa perang. Namun, kekerasan seksual adalah bentuk kejahatan perang yang paling sering terjadi.

Contoh terbaru adalah penggunaan pemerkosaan sebagai senjata perang oleh tentara Pasukan Pertahanan Nasional Etiopia dalam perang Tigray. Tentara Myanmar juga melakukannya kepada perempuan Muslim Rohingya.

Salah satu referensi yang sangat membantu dalam pelaporan kekerasan seksual selama konflik adalah panduan dari Dart Center Europe. Panduan ini mencakup tips bekerja di masa perang dan memuat bagian khusus mengenai cara mewawancarai dan menggambarkan korban pemerkosaan. Panduan ini juga memberikan petunjuk tentang liputan dari jarak jauh dan cara berhubungan dengan fixer atau nara sumber di lapangan.

 

11. Catat Target Rumah Sakit, Sekolah, dan Warga Sipil yang Diketahui

Rumah sakit dan sekolah secara khusus dilindungi di masa perang, begitu juga dengan warga sipil. Warga sipil dilarang dijadikan target serangan dan geolokasi terhadap foto/video dapat dimanfaatkan untuk memastikan hal tersebut.

Alat geolokasi seperti Google Earth, Yandex Maps, Sentinel Hub, Echosec, dan Wikimapia dapat membantu memverifikasi lokasi. Sementara itu, Suncalc adalah alat yang dapat digunakan untuk mempersempit area pencarian (chronolocation) guna memastikan waktu serangan (saat bayangan terlihat).

Sebagai awalan, Liveuamap dapat digunakan untuk mendapatkan koordinat sebelum melakukan investigasi dengan citra satelit menggunakan Google Earth. Bellingcat memiliki beberapa panduan dan contoh praktik geolokasi.

Salah satu contoh penggunaan berbagai perangkat tersebut adalah investigasi pengeboman pusat penahanan migran di Libya. Rekaman di lapangan yang didapat dari media sosial dan diperiksa dengan teknik geolokasi menunjukkan bahwa pusat penahanan terletak di samping gudang senjata yang telah diserang dua bulan sebelumnya. New York Times mengonfirmasi hal ini. Namun, saya kemudian melaporkan kepada BBC Arab bahwa pengeboman tersebut dilakukan oleh pesawat tempur asing. Ini adalah pelanggaran terhadap embargo senjata yang diberlakukan PBB di Libya dan merupakan kejahatan perang.

Liveuamap dapat dimanfaatkan sebagai alat geolokasi untuk investigasi kejahatan perang. Gambar: Tangkapan Layar
Liveuamap dapat dimanfaatkan sebagai alat geolokasi untuk investigasi kejahatan perang. Gambar: Tangkapan Layar

 

12. Pertimbangkan Waktu

Tenaga medis dan rumah sakit dilindungi oleh hukum internasional. Maka, serangan terhadap penanggap pertama, atau “double tap”, dikategorikan sebagai kejahatan perang. Serangan ini diawali dengan pengeboman atau penyerbuan, lalu dilanjutkan dengan serangan kedua yang secara khusus ditujukan untuk membunuh penyelamat yang mencoba menolong korban yang terluka.

Rusia dituding melakukan serangan udara “double tap” di Suriah, terutama di pasar Idlib pada tahun 2019. Saya menginvestigasi kasus dan melaporkannya untuk BBC.

Perilaku penting lainnya yang harus diidentifikasi adalah keengganan tentara penyerang untuk berbelas kasihan kepada pasukan yang bertahan meski mereka sudah terang-terangan menyerah.

 

13. Jalin Komunikasi

Umumnya, tentara melakukan dan mendokumentasikan kejahatan perang karena merasa dilindungi oleh pihak penguasa. Karena itu, dalam beberapa kasus mereka secara terbuka memberi tahu dan mengakui tindakan mereka.

Setelah saya selesai mengumpulkan bukti desekrasi jasad dalam pembantaian Ganfouda di Libya, tim kami menghubungi beberapa petempur yang telah saya identifikasi sebagai pelaku kejahatan ini untuk memenuhi hak jawab mereka. Salah seorang dari mereka menyombongkan kemenangannya dan menyatakan bahwa ia kebal hukum.

 

14. Pastikan Keamanan Informasi

Pastikan mencadangkan bukti secara aman sebelum menghubungi kombatan yang diduga melakukan kejahatan perang. Keamanan perangkat yang digunakan dan jalur komunikasi saat investigasi juga perlu dipastikan keamanannya.

Ada banyak referensi daring mengenai keamanan digital, tetapi aturan dasar utamanya meliputi manajemen kata sandi, autentikasi dua faktor, jaringan pribadi virtual, serta penggunaan profil samaran untuk investigasi di media sosial. GIJN sudah memberikan daftar berisi praktik terbaik mengenai hal ini.

Pekerjaan semacam ini sangat berisiko mengakibatkan trauma tidak langsung.

 

15. Bangun Kesadaran akan Trauma

Kesadaran akan trauma mungkin merupakan bagian terpenting dalam investigasi kejahatan perang. Sayangnya, hal ini kerap diabaikan. Padahal, trauma sangat mungkin timbul ketika jurnalis mesti berhadapan dengan gambar berisi kekerasan dengan intensitas tinggi dalam jangka waktu tertentu.

Ketika mesti berhadapan dengan gambar berisi kekerasan ambillah istirahat dan jeda secara berkala. Diskusikan juga dampak dari pekerjaan tersebut dengan rekan kerja. Untuk meminimalisir dampak, mematikan audio saat menginvestigasi video pembunuhan juga bisa dilakukan.

Lebih jauh, jurnalis yang berhadapan dengan topik ekstrem dan brutal bisa mengikuti prosedur terperinci yang disusun Dart Center untuk membantu mengurangi stres dan tekanan mental.

Menginvestigasi kejahatan perang sangat berisiko dan bisa mengakibatkan trauma tidak langsung. Saya mewawancarai 30 ahli sumber terbuka untuk penelitian doktoral saya. Hasilnya, 90% dari mereka mengaku mengalami berbagai masalah mental. Mulai dari mimpi buruk, insomnia, depresi, kecemasan, perilaku menarik diri, hingga isu serius seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan keinginan bunuh diri.

Para manajer harus memberikan bantuan khusus dan melatih ketahanan jurnalis yang meliput kejahatan perang . Sementara itu, jurnalis yang berstatus sebagai pekerja lepas harus memastikan diri bisa mengatur emosinya serta mengunjungi konselor atau dukungan kesehatan mental. Penelitian membuktikan bahwa jurnalis yang melakukan investigasi semacam ini biasanya memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap gambar eksplisit dan ketahanan alamiah. Oleh sebab itu, mereka hanya butuh lingkungan yang mendukung agar dapat bekerja dengan maksimal. (Penerjemah: Kholikul Alim)

 

Artikel lainnya:


Manisha Ganguly adalah jurnalis investigasi dan pembuat film dokumenter. Saat ini, dia bekerja sebagai produser dokumenter digital untuk tim Investigasi BBC World Service. Ganguly adalah penerima penghargaan media Forbes Under 30 dan film dokumenternya telah memenangkan penghargaan internasional serta disiarkan ke lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia.

Tulisan ini merupakan terjemahan dari 15 Tips for Investigating War Crimes yang dipublikasikan Global Investigative Journalism Network (GIJN). Untuk menerbitkan ulang tulisan ini, Anda bisa menghubungi [email protected].

Berlangganan Kabar Terbaru dari Kami

GRATIS, cukup daftarkan emailmu disini.