Debat calon walikota dan wakil walikota Bandarlampung, digelar di Hotel Novotel Bandarlampung pada Rabu, 25 November 2015 lalu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi tuan rumahnya.
Debat terdiri dari tiga sesi, pertama masing-masing calon menyampaikan program kerja lima tahun ke depan. Sesi ke dua, calon nomor urut satu menguliti program calon lainnya.
Debat itu disaksikan 500-an orang; baik tamu undangan maupun pendukung yang berada di luar ruangan. Dan dipandu moderator yang merupakan akademisi dari Universitas Lampung.
Yang menarik dalam debat itu, ketika pasangan Herman HN – Yusuf Kohar dan Tobroni Harun Komarunizar, saling pamer program.
Herman HN misalnya, menyindir program yang digalang Tobroni Harun bekas wakilnya ketika menjabat periode 2010 – 2015 tapi di tengah jalan pecah kongsi.
Program itu yakni Dokter Sambangi Rakyat. Di mana bila ada warga yang sakit, anggota keluarga cukup mendatangi RT setempar maka dokter akan datang ke rumah pasien dalam waktu singkat.
“Ini soal program dokter datang ke rumah, rasanya tidak masuk akal. Rakyat yang datang ke rumah sakit bukan sebaliknya,” kata Herman.
Dalam debat, Herman terang-terangan menyebut program itu pembohongan publik. Karena menurutnya, itu mustahil. Sebab selama dalam kepemimpinannya kerap kesulitan mencari dokter.
Dari 100 dokter yang dicari, hanya sekitar 30 yang bisa terpenuhi.
Tapi, lawannya menangkis tuduhan itu.
“Jangan alergi dulu dengan program dokter datang ke rumah. Kota Bandung yang radiusnya lebih jauh dari Kota Bandarlampung bisa menjalankan itu, kenapa kita tidak,” sambar Tobroni.
Saling lempar tuduhan dan kerap memamerkan program masing-masing, kerap membuat suasana gaduh. Bahkan para pendukung kedua calon, saling menyoraki.
Karena itu pula, KPU harus terus mengingatkan para pendukung diam. “Saya harap tenang, pikiran boleh panas tetapi hati harus tetap dingin,” katanya.
Tapi saling serang, rupanya tak cukup. Tim sukses Herman HN menggelar sayembara; menangkap pelaku politik uang yang dilakukan lawannya. Imbalannya uang tunai sebesar Rp5 juta.
Sayembara ini dibuka sejak masa kampanye sampai proses pemunguntan berlangsung.
Sayembara terbuka ini kata Tim Sukses Herman HN, Rahmad Husen, digelar lantaran Tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) tak bisa menindak pelanggaran politik uang yang bertebaran di lapangan.
“Apabila ada yang menemukan praktek money politic maka akan diberikan uang sebesar Rp5 juta,” kata Rahmad Husen.
Ia pun menjanjikan uang tunai bagi siapa pun yang memiliki bukti adanya politik uang.
Sementara itu, jelang pemungutan suara Pilkada Serentak, KPU Kota Bandarlampung menyampaikan laporan harta kekayaan para pasangan calon.
Anggota KPU Kota Bandarlampung, Ferry Triatmojo mengatakan, calon petahana Herman HN memiliki harta paling besar dibanding dua calon lain. Yakni sekitar Rp9,3 miliar. Sedangkan Tobroni Harun hanya Rp7,2 miliar dan Muhamad Yunus Rp250 juta.
Kekayaan Herman berasal dari 11 tanah dan rumah, lima mobil serta usaha di bidang perikanan, perkebunan dan tambang.
“Harta kekayaan incumbent Herman HN ini justru menurun dibandingkan laporan periode sebelumnya. Ada penurunan sekitar Rp500 juta,” jelas Ferry Triatmojo.
Besarnya harta calon inkumben Herman HN sempat dicurigai. Pasalnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Lampung, mencatat ketidakwajaran dalam proyek perbaikan jalan dan irigasi tahun 2014.
BPK mencatat, pelaksanaan proyek tak sesuai dengan kontrak awal. Di mana Pemkot Bandarlampung lewat Dinas PU melakukan kelebihan bayar sebesar Rp2,7 miliar ke 18 kontraktor.
Tapi belakangan, uang kelebihan bayar itu telah disetor ke kas negara.
Lantas, bagaimana tanggapan warga sebagai pemilih? Suhena dan Dodi punya jawabannya. “Ya cari yang jujur dan adil, program-programnya yang udah pasti dan jelas aja bapak Herman HN,” ungkap Suhena.
Sementara Dodi, “Saya tidak pernah ikutan memilih karena itu rak ada gunanya buat saya.”