Jane Lytvynenko dan seorang rekannya dari BuzzFeed News menjadi terbiasa menggunakan sebuah piranti sumber terbuka baru yang belakangan banyak dipakai dalam praktik jurnalisme investigasi. Kebiasan ini, kata Jane, membuat mereka berhasil mengungkap bahwa kerusuhan di gedung Capitol AS pada 6 Januari lalu telah direncanakan beberapa pekan sebelumnya oleh kelompok-kelompok ekstrem kanan.
Dalam sebuah webinar GIJN bertajuk Investigating the Radical Right: A Global Perspective, empat orang jurnalis senior membagikan pengalamannya. Jurnalisme investigasi mereka gunakan untuk menelisik ke dalam kelompok ekstrem penyebar kebencian.
Diskusi ini diadakan lantaran meningkatnya gerakan radikal kanan di berbagai belahan dunia. Dari maraknya kekerasan oleh kaum ultranasonalis di Ukraina, kerusuhan gedung Capitol Amerika, kekerasan terhadap agama minoritas di India dan semakin banyaknya kerjasama lintas batas antara kelompok radikal kanan dari berbagai negara. Lytvynenko bergabung dalam diskusi itu bersama Vinod K. Jose redaktur eksekutif majalah jurnalisme naratif The Caravan dari India; Michael Colborne kontributor lembaga jurnalisme investigasi Bellingcat yang fokus pada kelompok-kelompok ekstrem kanan di Eropa Tengah dan Timur dan Will Carless yang meliput ekstremisme di USA Today.
Selain menampilkan persoalan serius tentang ancaman terhadap demokrasi dan media, para panelis setuju atas satu hal: gerakan-gerakan ekstremis kanan ini ‘tidak terlalu pintar’ dalam menutupi jejak digital mereka. Berita buruknya, liputan ini bisa secara tidak sengaja mempromosikan pesan perjuangan kelompok ekstrem kanan, jurnalis menghadapi risiko pelecehan serta kekerasan, dan minimnya data resmi mengenai kelompok ini sehingga reporter harus bekerja keras.
“Sebetulnya cukup mudah menginvestigasi kelompok kanan ini secara daring, karena mereka bukanlah para pemain yang canggih,” kata Lytvynenko. “Kamu bisa menggunakan piranti untuk megakses saluran Telegram yang mereka sembunyikan. Hal yang mengejutkan adalah mereka bersedia menggunakan nama asli.”
Kelompok-kelompok ini telah menyebar ke seluruh dunia. Mulai dari kelompok supremasi kulit putih dan kelompok neo-fasis sampai fundamentalis agama, bahkan hingga ke kelompok minum-minum atau pertarungan (drinking club atau fight club-red) fasis, “ jelas Carless. “Dan mereka terus bertumbuh secara digital, ideologis maupun keuangan tapi jaringan mereka sangat sulit dimengerti dan jurnalisme investigasi ketinggalan jauh dalam mendalami area ini.”
Tips dari Carless antara lain;
- Jadilah seorang ahli. “Hati-hati mengandalkan informasi dari sumber-sumber yang ada untuk memahami kelompok atau individu yang sedang diinvestigasi,” katanya. “Banyak informasi yang salah. Cara yang paling bisa membuatmu benar-benar memahami kelompok ekstremis adalah dengan mengenali mereka sebaik mungkin sampai kamu bisa mendefinisikan sendiri apa yang mereka perjuangkan dan sampai sejauh mana mereka akan berjuang untuk mencapai tujuan.” Salah satu sumber berharga yang bisa digunakan adalah The International Network fo Hate Studies.
- Selalu perhatikan keamanan digital. Semakin tingginya risiko pelecehan dan doxing (publikasi jahat tentang informasi alamat rumah, nomor telepon dan alamat email) dari kelompok semacam ini, mengharuskan kamu untuk mengikuti protokol keamanan digital sesuai yang ada di dalam Carless’s Digital Safety Tipsheet.
- Siap menghadapi kritik. “Saya terutama meliput tentang ekstrem kanan, tetapi jika saya boleh jujur, serangan yang saya terima lebih banyak berasal dari esktrem kiri—mereka memprotes di Twitter karena saya mewawancarai ekstremis; atau karena menyatakan teroris juga manusia biasa,” kata Carless. “Kemampuan untuk secara akurat dan adil menyampaikan informasi kepada pembaca menjadi tumpul pada saat kita menyerah pada tekanan politik dari kelompok manapun yang sifatnya mengejek atau mengecilkan kita.
Jose dari The Caravan merangkum soal karakteristik yang menyatukan kelompok sayap kanan yang tersebar di seluruh dunia; “Intinya; ekstrem kanan membenci demokrasi. Mereka tidak suka keberagaman dan konsensus. Seringkali, tujuan mereka lebih kepada membentuk peradaban daripada tujuan politik jangka pendek.”
Majalah Caravan telah membuat liputan mendalam tentang meningkatnya gerakan dan dampak kekerasan dari Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sebuah kelompok Hindu nasionalis yang sangat kuat.
“Ini mungkin bidang yang paling sulit diliput dari sisi keselamatan.” Kata Jose. “Saya kehilangan seorang editor beberapa tahun lalu dan di Caravan seorang teman kerja perempuan dilecehkan, dua teman lainnya diserang. Ketika kelompok ekstrem kanan ini berkuasa mereka melipatgandakan kekuatannya.”
Beberapa tips Jose antara lain:
- Telusuri jaringan di luar organisasi. Jose menunjukkan bahwa RSS punya sedikitnya 60 organisasi yang terafiliasi dan juga terhubung dengan kelompok ekstrem kanan di Eropa timur dan AS.
- Pengarsipan semua dokumen legal dan personal. “Ini bakal berguna dalam pembelaan ketika di kemudian hari kamu dituntut secara hukum,” jelas Jose.
- Jangan lupakan sejarah kelompok. “Kedengarannya seperti pelajaran di kuliah, tapi penting untuk memahami sejarah dan konteks kelompok-kelompok ini untuk memahami tujuan jangka panjang mereka.”
Jika disinformasi digunakan oleh semua kelompok berbasis ideologi, Lytvynenko mengatakan kelompok sayap kanan bahkan telah mempersenjatai disinformasi itu.
“Disinformasi digunakan untuk merekrut dan meradikalisasi di seluruh dunia,” katanya. “Ruang-ruang dimana disinformasi tersebar seringkali adalah lokasi perencanaan dan perkerutan terjadi – seringkali ruang semi privat seperti grup Facebook atau chat Telegram. Alasan kami melihat disinformasi sebagai bagian dari kelompok ekstrem kanan karena hal ini merupakan pencucian informasi. Narasi yang digunakan menjadi justifikasi untuk melakukan kekerasan.”
Lytvynenko mengatakan mereka menggunakan semua sumber terbuka yang bisa digunakan, termasuk yang dirancang untuk keperluan industri pemasaran atau industri keamanan.
“Ini tidak hanya memungkinkan kami mengungkap informasi palsu, tetapi juga memberikan peta bagaimana informasi tersebar, dari mana kemungkinan asalnya, siapa di belakangnya, dan apa saja yang dilakukan kelompok itu,” katanya.
Lytvynenko menjelaskan piranti utama untuk menggali informasi tentang ekstrem kanan antara lain:
- Boolean search (pemodifikasi kata dan simbol untuk mempertajam pencarian daring). “Alat favorit saya adalah menggunakan operator penelusuran dalam mesin pencari untuk membidik jenis informasi yang dibutuhkan, apakah itu laporan pemerintah, informasi kontak tentang target, atau grup Facebook yang sulit ditelusuri melalui platform itu sendiri,” katanya
- Menginterogasi Telegram. “Site:t.me dengan tanda bintang (Site:t.me/*) adalah cara yang ampuh untuk menelusuri Telegram, tempat banyak sekali aktivitas gerakan kelompok kanan,” jelasnya. “Contohnya, kamu akan menemukan banyak saluran terkait Azov, gerakan kanan nomor satu di Ukraine, yang tidak akan kamu temukan dengan piranti lain. Kalau kamu menggunaan piranti ini untuk Three Percenters – kelompok ekstrem kanan di AS – kamu akan mendapatkan banyak sekali informasi menarik hingga bagaimana mereka merekrut anggota, dan kemudian kemana mereka berlanjut.” Sebelumnya, Lytvynenko juga menyebutkan tgstat.ru sebagai piranti yang berguna untuk melacak saluran Telegram.
- Kembali ke ekstensi Chrome. “Perangkat ini dan Wayback Machine extension juga menjadi favorit saya karena mereka membantu melihat konten-konten yang telah dihapus,” katanya. “Kamu dapat mencari caches halaman dengan perangkat ini.”
- OSINTCurio.us. “Hampir setiap pekan saya memeriksa OSINTCurio.us – mereka secara rutin mempublikasikan tutorial untuk melakukan praktik jurnalisme investigasi secara daring; cara-cara baru untuk menghadapi masalah yang sama,” katanya.
Ketika kamu fokus menelisik kelompok ekstrem kanan yang bekerja transnasional, dan pada kelompok milisi di Ukraine, kontributor Bellingcat Colborne menyebutkan salah satu strategi efektif adalah mencari perbedaan yang ada pada propaganda kelompok dengan pesan-pesan pribadi dan dukungan yang berikan organisasi untuk anggotanya.
Titik mulanya adalah dengan melihat isi saluran resmi akun media sosial mereka, dan kemudian mencari perbedaan antara yang ditampilkan di muka– cara mereka ingin menampilkan diri kepada publik di media social – dibandingkan dengan apa hal-hal yang tidak mereka inginkan agar diketahui publik.”
“Dari gerakan seperti Azov di Ukraine akan terlihat siapa individu yang hubungannya sedang tak hangat dengan pimpinannya. Ketika hal tersebut terjadi, konten mereka tidak lagi diunggah ulang. Mengamati hal-hal seperti ini dengan perangkat sumber terbuka membantu untuk memahami perubahan yang terjadi pada kelompok-kelompok yang berada di bawah bendera gerakan ekstrem kanan.” Colborne menambahkan.
Tips dari Colborne:
- Berselancar pada profil Instagram. “Saya terutama menggunakan Instagram untuk mencoba memahami bagaimana seseorang atau anggota gerakan itu berpikir,” katanya. “Instagram sebetulnya sangat efektif lebih – kadangkala perasaan seseorang dan bagaimana mereka terhubung dengan gerakan ekstrem kanan bisa dilihat jelas hanya dengan melihat profil Instagram mereka.”
- Hati-hatilah ketika fokus pada individu. “Saya tidak sering menulis tentang individu tertentu dari gerakan kanan karena kuatir memberikannya sebuah platform yang menguntungkan dia,” katanya. “Namun, terkadang hal tersebut bisa dilakukan.”
- Bekerjasama untuk menentukan geolokasi citra media social. Tahun lalu, Colborne berhasil mengungkap lokasi pemimpin gerakan Rise Above di Amerika dengan menganalisa media sosialnya bersama ahli OSINT dari Bellingcat. Dengan menggunakan gambar formasi bebatuan unik yang muncul dalam sebuah foto, mereka berhasil menemukan lokasi orang itu di Serbia. Colborne kemudian menggunakan daftar perusahaan lokal dan berhasil mengungkap bahwa si pemimpin kelompok, yang sedang berada di bawah pengawasan ketat pemerintah AS, sedang berusaha untuk membuat basis baru di Serbia. (Rowan Philp/ Penerjemah: Eni Mulia)
Rowan Philp adalah reporter GIJN. Ia pernah bekerja untuk Sunday Times di Afrika Selatan. Sebagai koresponden luar negeri, ia meliput beragam topik seperti korupsi, politik, dan konflik di lebih dari dua lusin negara di berbagai belahan dunia.
Tulisan ini merupakan bagian kedua dari dua tulisan dan pertama kali dipublikasikan oleh Global Investigative Journalism Network (GIJN) dengan tajuk Tips for Investigating Far Right Groups around the World. Penyebarluasan tulisan ini berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International.
Alih bahasa ini disponsori oleh dana hibah dari Google News Initiative. Untuk menerbitkan ulang tulisan ini, Anda bisa menghubungi [email protected].