Pilkada serentak di Pakpak Bharat diikuti tiga pasangan calon (paslon). Dua paslon dari jalur independen, yakni paslon, August P Tumanggor-Abdul Kadir Angkat dan Jujur Solin-Citra Boangmanalu. Serta satu paslon yang diusung semua partai politik, Remigo Yolando Berutu-Ilyas Maju Padang, yang juga merupakan paslon petahana. Di atas kertas, kemenangan sudah di tangan pasangan yang dikenal dengan RYB-Maju itu.
Sejauh ini, laju Remigo, yang merupakan adik kandung dari Muger Herry Immanuel Berutu (mantan Bupati Pakpak Bharat) tersebut tidak menemukan kendala berarti. Ia berhasil mencitrakan diri sebagai pemimpin yang bersih dan dekat dengan rakyat, dua hal itu, ditambah dukungan penuh dari partai politik, Remigo diyakini akan kembali terpilih lima tahun yang akan datang.
Namun, bila menelisik dan mencermati data Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang diterbitkan KPK pada tahun 2014, terhadap Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu, publik perlu merenung ulang, harta kekayaannya melonjak drastis. LHKPN Remigo, pada 2010, menunjukkan kekayaannya hanya Rp2.264.070.000, sementara pada LHKPN 2014, kekayaannya melonjak menjadi Rp15.939.793.307.
Remigo menuliskan di LHKPN, harta tidak bergeraknya bertambah, yakni tanah di Jakarta Selatan (hasil sendiri) Rp600.000.000, bangunan di Jakarta Pusat (hasil sendiri) Rp478.897.650, tanah di Medan (hibah) Rp1.253.000.000, tanah di Deliserdang (hibah) Rp1.500.000.000, tanah di Deliserdang (hibah) Rp3.500.000.000, tanah di Deliserdang (hibah) Rp6.000.000.000, tanah di Medan (hasil sendiri) Rp500.000.000 dan tanah di Simalungun (hasil sendiri) Rp924.150.000, juga ada penambahan seperti logam mulia dan giro setara kas.
Teranyar, LHKPN Remigo tertanggal 15 Juli 2015 lebih fantastis. Hartanya melonjak menjadi Rp157.115.905.584. Dalam LHKPN itu, Remigo menginvestasikan harta kekayaannya dalam bentuk tanah yang ia beli dalam kurun waktu 2011 dan 2015 berlokasi di Pakpak Bharat, bila ditotal jumlahnya mencapai Rp308.000.000 (perolehan sendiri). Kemudian ada perubahan-perubahan seperti tanah dan bangunan dan warisan di Kota Medan yang menjadi Rp20.000.000.000 dan yang mencolok adalah perubahan atas tanah di Medan dan Simalungun (warisan) yang nilainya mencapai Rp100.000.000.000 dan perubahan atas tanah di Jakarta Selatan yang menjadi Rp10.000.000.000.
Remigo, yang dikonfirmasi Analisa di kediamannya di Pakpak Bharat terkait lonjakan hartanya mengatakan, harta yang ia dapat, khususnya sejumlah tanah di Kabupaten Deliserdang (hibah) merupakan harta Ayahnya, Drs Valentin Berutu (almarhum) yang merupakan mantan Dirut PTPN 26 Jawa Timur. Sebagian harta saya itu merupakan warisan mas, yang kadang-kadang saya juga kurang tahu berapa harganya,? ujar Remigo.
Terkait lonjakan LHKPN 2015, ia berdalih bahwa laporan yang diumumkan KPK itu terjadi kesalahan, perubahan atas harta yang ia dapat dari warisan dengan nilai total Rp100 miliar bukan pihaknya yang menulis. Kesalahan itu, kata Remigo, ada di KPK. Jadi jangan berfikir bahwa KPK itu lembaga yang tidak pernah salah. Saya tidak mencantumkan, dia (KPK) yang mencantumkan, ujarnya.
Mengapa tidak direvisi Remigo mengaku tidak memiliki waktu untuk mengurus detail LHKPN itu, perihal kesalahan dari KPK ia berencana melayangkan surat keberatan. Rencananya habis Pilkada, katanya.
Kalau kalian menjadi penasaran dengan itu (LHKPN) saya tinggal klarifikasi. Dan itu tidak berdampak apapun terhadap saya, katanya. Ia menegaskan bila kemudian ada yang mempersoalkan, ia hanya tinggal menjawabnya dan mempersilahkan untuk melacak sendiri aset-aset yang ia dapat.
Jejaknya jelas, saya dapat harta itu dari hibah, warisan dari bapak saya. Bukan dari hasil keringat saya sendiri. Dan bila kemudian ada pihak-pihak yang menggunakan itu untuk komoditas politik, itu merupakan konsekuensi saya sebagai pejabat publik, ujarnya.
Ia sendiri tidak mengambil pusing dengan sorotan publik atas lonjakan harta yang ia miliki selama delapan tahun menjadi pejabat publik. Selama menjabat, Remigo mengaku sudah lepas dari aktivitasnya sebagai pebisnis. Kami punya usaha keluarga yang dijalankan kakak saya, dulu (sebelum menjadi pejabat publik) saya berkecimpung di dalamnya, namun sekarang semua aktivitas bisnis itu saya tinggalkan, katanya.
Untuk diketahui, sebelum menjadi Bupati Pakpak Bharat periode 2010-2015, ia merupakan Wakil Bupati Pakpak Bharat yang diangkat melalui mekanisme pergantian antar waktu (PAW) pada tahun 2008.
Pengaruh keluarga Remigo di Kabupaten Pakpak Bharat yang baru 2003 dimekarkan itu sendiri cukup kuat. Mereka mulai bercokol di tahun 2005, di mana abang kandung Remigo, Muger Herry Imanuel Berutu (almarhum) yang ketika itu berpasangan dengan Makmur Berasa terpilih dalam Pilkada pertama di kabupaten yang minim pembangunan tersebut.
Pada 2008, Muger meninggal. Makmur Berasa kemudian naik menjadi Bupati. Dan untuk menghormati keluarga Berutu, Remigo yang ketika itu berdomisili di Jakarta Selatan kemudian dipanggil untuk menjadi Wakil Bupati PAW. Saya waktu itu tidak langsung menjawab. Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya saya ambil, ujarnya.
Sejak saat itu karir politik jebolan salah satu universitas di Australia itu kian menanjak. Ia bertarung di Pilkada 2010 berpasangan dengan Maju Ilyas Padang dan berhasil keluar sebagai pemenang. Ia kemudian diangkat menjadi Ketua Demokrat Kabupaten Pakpak Bharat.
Menghadapi Pilkada 2015, Remigo sang calon petahana kembali berpasangan dengan Ilyas Maju Padang dengan usungan semua partai politik. Dalam perjalanan kontestasi di Pakpak Bharat, terlihat Remigo cukup getol mengeluarkan power politiknya. Ketika ada isu penggagalan Pilkada bila hanya diikuti calon tunggal, Remigo dari jauh hari sudah membuat calon boneka dari jalur independen, yakni Jujur Solin-Citra Boangmanalu. Seorang sumber mengatakan, Remigo cukup kaget ternyata ada pasangan independen lainnya, August P Tumanggor-Abdul Kadir Angkat yang juga dinyatakan lulus verifikasi.
Indikasi calon boneka itu muncul, tatkala pasangan nomor urut 2 itu tidak pernah melakukan kampanye. Hal itu diamini Ketua KPU Pakpak Bharat Sahitar Berutu yang mengatakan, pasangan itu tidak melaporkan aktivitas kampanyenya. Bahkan saat yang lain kampanye terbuka dengan mengerahkan massa, pasangan Jujur Solin-Citra Boangmanalu terlihat adem ayem.
Remigo sendiri tidak menampik tudingan calon boneka yang sejatinya berafiliasi ke dirinya itu. Saya berfikir bisa saja orang-orang berfikiran seperti itu, silahkan saja orang-orang berfikir ke mana arah pemikiran itu, namun yang jelas kita bertiga sudah ditetapkan sebagai calon dan seharusnya proses kontestasi berjalan normal, ujarnya.
Ia mengamini bahwa pesaing yang ia perhitungkan adalah pasangan August P Tumanggor-Abdul Kadir Angkat. Saya merasakan persaingannya cukup tajam, ujarnya.
Perhelatan pesta demokrasi itu sendiri tinggal berbilang hari menuju 9 Desember 2015. Remigo terlihat berusaha cukup keras untuk memenangkan perebutan kursi bupati. Sebagai calon petahana ia merasa punya kualifikasi lebih baik dalam memetakan persoalan di Pakpak Bharat yang ia gambarkan sebagai daerah pemekaran dalam keadaan serba minus itu.
Prinsip saya, kalau sudah mau ngerjain sesuatu kerjain dengan sungguh-sungguh, kalau mau berhasil, berhasillah, kalau mau jadi penjahat jadi penjahat besarlah, kalau mau jadi orang besar, jadi orang besarlah, jangan tanggung,.