Memeriksa Keaslian Foto Dengan Menggunakan Ponsel

GIJN telah memperbarui panduan sederhana untuk memeriksa keaslian foto yang muncul di media sosial.

Gambar palsu mudah tersebar di Internet. Untungnya, ada sejumlah perangkat gratis yang mudah digunakan untuk memeriksanya. Beberapa di antaranya adalah TinEye, Google Reverse Image Search, Photo Sherlock, dan Fake Image Detector. Dengan menggunakan perangkat-perangkat tersebut, kamu bisa tahu sumber gambar dan memeriksa apakah gambar itu sudah dimanipulasi.

 

Satu Reklame, Empat Negara, Empat Pesan

Ada banyak cara untuk menyebarkan disinformasi. Salah satunya adalah menyebarkan gambar palsu yang telah dimanipulasi secara digital. Metode ini digunakan untuk menyesatkan orang dan seringkali memiliki tujuan politik tertentu.

Salah satu contohnya adalah kasus papan reklame Médecins Sans Frontieres di Liberia sekitar tahun 2006 atau 2007. Papan tersebut berisi informasi mengenai bantuan pengobatan untuk para penyintas pemerkosaan. Namun, belum lama ini, hasil manipulasi foto papan tersebut beredar di media sosial. Isinya berubah menjadi pesan bahwa di Afrika Selatan, orang kulit hitam dapat membunuh orang kulit putih di Afrika Selatan tanpa konsekuensi hukum. Ada juga pesan yang menyebut kalau hal itu didukung oleh Kongres Nasional Afrika yang dijalankan pemerintah.

Foto reklame tersebut sudah beberapa kali dimanipulasi. Snopes pertama kali menulis soal itu pada 2016. Ketika itu, situs USA Daily Politics dan Jews News memublikasikan foto reklame yang disebut berada di Finlandia. Isinya, seorang perempuan pirang berkulit putih yang diperkosa oleh beberapa pria kulit hitam.

Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan bahwa foto tersebut digunakan untuk mendiskreditkan Partai Green League yang mempromosikan kebijakan pro-imigran. Foto papan reklame yang telah dimanipulasi juga dibagikan secara daring oleh kelompok anti-imigran di Swedia.

Satu papan reklame dengan empat pesan berbeda. Jika diperhatikan, berbagai tanda di sekitarnya memiliki kesamaan. Orang yang sama di bagian depan reklame, kendaraan yang sama bagian belakang, dan tiang listrik kanan atas papan reklame. Lalu, bagaimana cara cara mengetahui papan reklame yang asli?

Gambar di atas — beberapa dengan pesan mengganggu — semuanya berasal dari foto papan reklame yang sama. Awalnya papan reklame merupakan bagian dari kampanye anti pelecehan seksual di Liberia oleh Médecins Sans Frontieres. Searah jarum jam dari kiri atas: foto asli papan iklan di Liberia; gambar yang diubah dan beredar di WhatsApp di kawasan Afrika sub-Sahara; gambar yang diubah dengan pesan rasis dan anti-imigran di Swedia dan Finlandia. (Sumber: Tangkapan layar)

Perangkat Berguna

Adakalanya memeriksa keaslian foto, video, atau postingan di media sosial semudah melakukan pencarian daring. Ada kemungkinan bahwa pemeriksaan foto yang kamu curigai sudah pernah dilakukan organisasi pemeriksa fakta kredibel.

 

Tip: Mulailah menelusurinya di Google dengan menggunakan kata kunci yang ingin dicari dan tambahkan “periksa fakta”.

 

TinEye

TinEye adalah perangkat pencarian reverse image yang bisa digunakan secara gratis. Pengguna bisa menemukan di mana gambar yang sama, atau serupa, muncul di Internet.

Perangkat ini memiliki fitur yang membedakannya dengan perangkat pencarian reverse image lainnya. Pengguna bisa mengidentifikasi foto yang paling banyak berubah, paling awal muncul, dan paling baru muncul. Dengan menggunakan fitur “most changed” untuk menelusuri foto asli papan reklame pemerkosaan di Liberia, TinEye bakal memunculkan berbagai versi papan reklame. Dengan begitu, kamu bisa membandingkannya dengan foto-foto lain yang sedang diselidiki.

Fitur “oldest” bisa digunakan untuk mengidentifikasi kapan foto pertama kali muncul di Internet. Jika foto yang kamu periksa memiliki versi lain yang lebih lama, ada indikasi bahwa sesuatu yang salah sudah terjadi pada foto tersebut.

Penting untuk diingat bahwa TinEye hanya dapat menemukan foto yang ada di Internet. Perangkat ini tak bisa mencari gambar yang hanya dibagikan di grup WhatsApp dan tidak pernah diunggah di Internet.

 

Cara Penggunaan

  1. Buka TinEye di peramban ponselmu. Untuk Chrome dan Firefox, tekan tiga titik yang berada di kanan atas atau bawah layar. Di menu tarik-turun, tekan “tambahkan ke layar beranda (add to home screen),” lalu sunting nama sesuai keinginan dan tekan “tambah (add).” Dengan pintasan di beranda ponsel, kamu lebih mudah mengakses TinEye.

    Memeriksa keaslian foto dengan TinEye
    Memeriksa keaslian foto dengan TinEye
  2. Saat membuka peramban, simpan atau unduh gambar yang ingin diperiksa dengan menekan dan menahan foto yang ingin diperiksa. Ketika menu tarik-turun muncul, pilih simpan. Kamu juga bisa melakukan tangkapan layar dan menyimpannya di ponsel. Alternatif lain yang bisa digunakan adalah menyalin alamat web gambar yang ingin diperiksa dengan mengetuk foto dan menyalin URL. Ingat, URL yang disalin mesti berasal dari foto, bukan seluruh halaman web tempat foto itu muncul.
  3. Buka TinEye yang ada di beranda ponsel. Kamu sekarang punya dua pilihan untuk memulai pemeriksaan: mengunggah gambar ke TinEye atau menyalin URL gambar ke kolom pencarian.
  4. Ketika hasil pencarian sudah muncul, klik tombol “sort by” di sebelah kiri atas. Lalu, pilih salah satu opsi yang ada di menu tarik turun. Dengan memilih “most changed” saat memeriksa foto papan reklame yang dicontohkan di awal, kamu bisa tahu kalau foto tersebut telah dimanipulasi agar sesuai dengan agenda tertentu. Di tahap ini, setiap foto yang sudah dimanipulasi bisa dicek langsung ke sumbernya.
  5. Mengalihkan tombol dari “your image” ke “image match” dapat membantumu mengetahui seberapa banyak foto telah diubah.

Google Reverse Image Search

Ada beberapa hal yang menjadi kunci saat melakukan pencarian reverse image yakni kapan pertama kali foto muncul, apa konteksnya, di mana sumbernya, dan apakah sumber tersebut kredibel. 

Beberapa tahun yang lalu, foto seekor burung pelatuk yang terbang sembari menggendong musang, viral di media sosial. Banyak orang menjadikan gambar yang tampak mustahil tersebut sebagai meme. Foto tersebut juga memiliki banyak ciri dari gambar yang sudah dimanipulasi.

Namun, penelusuran dengan Google Reverse Image Search mengungkapkan bahwa foto itu asli. BBC mewawancarai fotografer amatir yang mengambil gambar tersebut dan mengungkapkan bagaimana momen sekali seumur hidup bisa dijepretnya.

 

Tip: Dengan menggunakan fungsi “most changed” di TinEye, pemeriksaan gambar ini bakal bekerja dengan baik.

 

Cara Penggunaan

  1. Masukkan https://images.google.com/ ke beranda ponsel seperti yang dilakukan pada TinEye di contoh sebelumnya.
  2. Simpan, unduh, atau salin URL foto yang mau diperiksa. Ingat, salin URL foto, bukan URL situs web secara keseluruhan.
  3. Jika belum membuat pintasan Google Reverse Image Search di beranda, ketik https://images.google.com/ di peramban.
  4. Jika menggunakan Google Chrome, tekan tiga titik yang ada di kanan atas lalu pilih “Desktop site”. Apabila kamu menggunakan Firefox, langkah ini bisa dilakukan dengan mengklik tiga titik yang ada di kanan bawah. Sementara itu, untuk peramban Safari, posisinya berada di tengah bawah layar.
  5. Tekan logo kamera di kolom pencarian.
  6. Sekarang, kamu punya dua pilihan: menyalin URL gambar di kolom pencarian atau mengunggah gambar dari ponsel.
  7. Periksa hasil pencarian untuk menemukan di mana saja gambar digunakan dan konteks penggunaannya. Jika menelusurinya dengan teliti, kamu bisa menemukan kapan gambar tersebut pertama digunakan dan siapa pemilik hak ciptanya.

 

Tip: Jika menggunakan Google Chrome sebagai peramban default di ponsel, tekan lama pada foto di situs web. Menu tarik-turun akan muncul dan kamu bisa memilih “search with Google Lens” untuk melakukan pencarian reverse image. (Pada versi yang lebih lama, pilihan “cari Google untuk gambar ini.” akan memunculkan hasil serupa).

Photo Sherlock

Saya menyukai perangkat ini karena memungkinkan pencarian reverse image dengan menggunakan tiga mesin pencari: Google, Yandex, dan Bing. Photo Sherlock juga memiliki fitur untuk memeriksa asal poster atau foto yang ada di majalah atau koran. Untuk menggunakannya, kamu mesti memasang aplikasi ini ke ponsel Android atau iPhone.

 

Cara Penggunaan

Setelah memasang aplikasi Photo Sherlock di ponsel, kamu punya tiga opsi pencarian:

  1. Memfoto poster atau gambar di majalah atau koran dengan menekan …
  2. Mengunggah gambar dengan menekan kotak putih dengan dua segitiga di dalamnya. Aplikasi akan memberikan pilihan dari mana kamu mau memilih foto yang hendak diperiksa: galeri di ponsel, Google Drive, atau file tertentu. Pastikan kamu tahu lokasi penyimpanan foto yang mau diperiksa.
  3. Selanjutnya, secara default, aplikasi ini akan melakukan pencarian foto dengan menggunakan Google. Jika, kamu mau menelusuri dengan mesin pencari lainnya, tekan kotak kecil dengan tanda panah di dalamnya setelah pencarian awal rampung. Kamu akan diminta memilih Bing atau Yandex.
  4. Setelah pencarian selesai, lakukan penelusuran dengan mencari tahu kapan foto atau gambar digunakan pertama kali dan dalam konteks apa.

 

Fake Image Detector

Aplikasi ini beroperasi pada dua tingkat saat memeriksa asal dan kebenaran sebuah gambar. Pertama di tingkat yang disebut pembuatnya sebagai “error level analysis” — pemeriksaan rasio kompresi gambar untuk mengetahui apakah ada bagiannya yang telah dirusak. Kedua, tingkat metadata yang merupakan data “di balik layar” yang secara otomatis terekam ketika foto diambil.

 

Tip: Alat ini hanya tersedia untuk Android. Namun, untuk pengguna iPhone, Veracity bisa digunakan sebagai pengganti.

Cara Penggunaan

Pasang Fake Image Detector melalui app store yang ada di Chrome atau Firefox. Lalu, buka dan pilih salah satu dari dua opsi:

  1. Choose from gallery; aplikasi akan mengakses lokasi penyimpanan foto untuk melakukan pencarian reverse image.Memeriksa keaslian foto dengan Fake Image Detector
  2. Choose from Recent Images; memilih foto yang kamu jepret dari poster atau gambar di majalah atau koran.
  3. Aplikasi akan merespons pencarian dengan “Digitally Altered”, “Not from Camera”, “50-50 Chance,” atau “Like a Real Camera Image”. Ini hanyalah indikasi awal dan kamu perlu memperlakukannya dengan hati-hati.
  4. Di bawah setiap respons, kamu akan menemukan metadata dari foto yang diperika. Informasi terpenting, jika belum dihapus, yang perlu ditelusuri lebih lanjut adalah waktu pengambilan foto.

 

Tips Memeriksa Keaslian Foto

Berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa diajukan saat memeriksa keaslian foto:

  1. Apakah kamu mencari versi asli foto?
  2. Kapan pertama kali foto tersebut digunakan dan apakah waktu penggunaannya lebih dahulu dari foto yang diperiksa?
  3. Apa konteks penggunaan ketika foto atau gambar tersebut pertama kali dipakai? Foto sering kali digunakan di luar konteks untuk menyesatkan orang.
  4. Siapa yang mengambil foto itu? Kamu bisa menghubungi mereka untuk meminta informasi dan konteks penggunaan foto.
  5. Di mana foto itu diambil?
  6. Cari rambu lalu lintas dan papan petunjuk lainnya untuk membantumu mengetahui di mana foto itu diambil.
  7. Seperti apa cuaca di foto? Jika kamu mengetahui tanggal pengambilan foto, gunakan WolframAlpha untuk mengetahui kondisi cuaca ketika foto tersebut diambil dan periksa kecocokannya dengan kondisi di foto tersebut.
  8. Cari pencahayaan yang tidak konsisten dalam foto. Apakah objek yang berdekatan satu sama lain memiliki tingkat keterangan cahaya yang sama atau berbeda? Apabila ada perbedaan, kemungkinan besar foto telah dimanipulasi secara digital.
  9. Apakah terdapat garis luar objek atau orang di foto tersebut yang kabur? Ini bisa jadi indikasi kalau foto telah dimanipulasi.
  10. Periksa bayangan. Seringkali, terutama untuk foto yang dimanipulasi dengan buruk, bagian bayangan tidak ikut disunting.
  11. Perhatikan bentuk atau ukuran gambar yang tidak standard.
  12. Jika area foto yang luas memiliki warna yang identik, ada kemungkinan kalau perangkat lunak manipulasi gambar telah digunakan untuk menduplikasi, menambah, atau menghapus sesuatu.
  13. Jika kamu memeriksa keaslian foto yang resolusinya cukup tajam dan memiliki lebih dari satu orang di dalamnya, lihat mata orang tersebut. Periksa konsistensi cahaya yang dipantulkan di dalamnya.

Pertanyaan kunci: Apa maksud dari orang yang memotret foto tersebut? Apakah foto tersebut membuatmu sedih, marah, atau membangkitkan perasaan lainnya? Foto yang dimanipulasi sering kali dimaksudkan untuk mempermainkan emosi orang.

Hal yang paling penting: Jika kamu tidak yakin, jangan bagikan.

 

Sumber Lainnya Untuk Memeriksa Keaslian Foto

Berikut ini beberapa perangkat pencarian reverse image lainnya yang bisa kamu gunakan:Menggunakan First Draft untuk memeriksa keaslian foto

 

Artikel Lainnya:


Raymond Joseph adalah jurnalis lepas dan pengajar jurnalisme. Dia menerima Nat Nakasa Community Journalism Award for Courageous Journalism pada 2021 dan menawarkan pelatihan bagi jurnalis mengenai pemeriksaan konten daring serta media sosial. Raymond juga tercatat sebagai asesor untuk International Fact-Checking Network yang diselenggarakan oleh Poynter.

Tulisan ini merupakan terjemahan dari Four Quick Ways to Verify Images on a Smartphone yang dipublikasikan Global Investigative Journalism Network (GIJN). Alih bahasa ini disponsori oleh dana hibah dari Google News Initiative. Untuk menerbitkan ulang tulisan ini, Anda bisa menghubungi [email protected].

Cara Menggalang Dana untuk Jurnalisme Investigasi

Mencari pendanaan bagi organisasi jurnalisme bisa jadi tanggung jawab yang meresahkan, terutama jika organisasi tersebut tidak memiliki orang yang berpengalaman dalam penggalangan dana. Bagaimana cara mengatasinya?

Berlangganan Kabar Terbaru dari Kami

GRATIS, cukup daftarkan emailmu disini.