Seorang pemuda duduk berlunjur di atas rumput kering Lapangan Aileu, Timor Leste, saat Sekretaris Jenderal Partai Fretilin Mari Alkatiri berorasi di atas mimbar, Kamis, 11 Mei 2023. Mengenakan kaos putih dan kemeja warna hijau tentara, sosoknya tampak kontras diantara ratusan orang berkaos merah sambil menenteng bendera Fretilin. Nizu (20), nama pemuda tersebut.
Hari itu, Fretilin tengah menggelar kampanye politik menjelang Pemilu Parlemen, Minggu, 21 Mei 2023. Pemungutan suara rakyat tersebut akan menjadi pemilu parlemen kelima sejak kemerdekaan Timor Leste pada 2002. Empat pemilu sebelumnya dilakukan pada 2007, 2012, 2017, dan 2018. Pada pemilihan parlemen terakhir Fretilin berhasil menang. Namun mayoritas kursi parlemen saat itu dikuasai partai yang didirikan Xanana Gusmao, Conselho Nacional de Reconstução de Timor (CNRT) berkat koalisi AMP (Alliance for Change and Progress) yang terdiri dari CNRT, PLP (People’s Liberation Party), dan KHUNTO (Kmanek Haburas Unidade Nasional Timor Oan).
Di Timor Leste, dua partai politik, yakni Fretilin dan CNRT ialah partai yang silih berganti mendominasi parlemen. Tapi Nizu tak tertarik memilih keduanya. Bungsu dari 4 bersaudara itu mengaku hanya mengantar mamanya yang merupakan loyalis Fretilin. Sedangkan papa dan salah seorang kakaknya menjadi pengagum CNRT. Pada pungutan suara parlemen kali ini, Nizu tegas memilih Partido Democratico alias Partai Demokrat (PD).
Partai Demokrat berdiri pada 10 Juni 2001. Sejak pemilu parlemen pertama yang digelar tahun 2007, PD sempat memperoleh suara terbanyak ke-3. Posisinya baru bergeser digantikan PLP pada Pemilu Legislatif 2017. Dalam rentang waktu itu, jumlah kursi parlemen yang diperoleh PD tidak pernah lebih dari 10 kursi. Partai ini sempat beroleh 8 kursi pada 2 periode pemilihan. Tapi dalam pemilu terakhir, yakni 2017, perolehan kursi PD sedikit turun menjadi hanya 7 kursi. Sementara posisi puncak perolehan suara didominasi Fretilin di urutan pertama dengan 23 kursi, dan CNRT 21 kursi setelahnya.
Digawangi oleh para pemuda lulusan kampus luar negeri, termasuk Indonesia, PD memang menarik minat kalangan muda Timor Leste. Presiden Ramos Horta, dalam wawancara dengan Jaring.id, Rabu, 10 Mei 2023, mengaku pernah mendukung PD. “Saya pernah berkampanye untuk PD dan memberikan dukungan langsung,” ungkapnya. Dukungan langsung tersebut termasuk dalam bentuk pendanaan. Tapi tentu saja itu dilakukan saat Horta tidak menduduki jabatan sebagai Presiden.
Nizu sendiri memutuskan memilih PD karena ia tidak nyaman dengan partai-partai yang terus bicara tentang masa lalu dan berebut paling berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Timor Leste. “Saya ingin partai yang jelas bicara soal program untuk orang muda, soal bagaimana mengentaskan kemiskinan, dan membuka lapangan kerja,” ungkap mahasiswa semester tiga di Universidade Nacional Timor Lorosa’e (UNTL) ini. UNTL adalah salah satu kampus terkemuka di Timor Leste.
Nizu memang lahir saat usia kemerdekaan Timor Leste baru tiga tahun. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup pada masa perang kemerdekaan, dan berapa banyak darah yang tumpah, nyawa yang melayang, serta duka kehilangan di masa-masa itu. Namun kemiskinan dan lapangan kerja memang menjadi keprihatinannya, termasuk orang seusia lain.
Menurut data UNDP, 42 persen dari total penduduk Timor Leste yang saat ini mencapai 1,3 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan. Pengangguran tinggi, dan kesempatan kerja di sektor formal terbatas. Sementara lapangan kerja yang diciptakan sektor swasta juga rendah karena sedikitnya permintaan. Sebagian besar penduduk tidak memiliki pendapatan tetap, dan banyak dari mereka adalah petani subsisten. Ini membuat banyak orang muda Timor Leste pergi ke luar negeri, diantaranya ke Australia, Selandia Baru, dan Inggris untuk bekerja di sektor informal. Ada yang menjadi buruh pabrik, ada juga yang menjadi buruh pemetik buah.
Kepada Jaring.id, Mari Alkatiri mengklaim bahwa Fretilin akan menyediakan lapangan pekerjaan. “Saya telah berjanji kepada rakyat apa yang akan Fretilin lakukan. Kami akan menyediakan kualitas pendidikan yang lebih baik, peningkatan kesejahteraan, dan menyiapkan lapangan kerja. Lapangan kerja di sini, bukan mengirim mereka untuk menjadi buruh di luar negeri,” katanya.
Hal senada disampaikan oleh petinggi Partai Fretilin bidang Kaderisasi Politik, Efrem Dos Anjos yang ditemui terpisah. ”Kami harus menciptakan sesuatu di Timor Leste. Mendorong pekerjaan di sektor swasta guna membuka lapangan pekerjaan,” ungkapnya. Fretilin, menurut Efrem, juga akan memberikan kredit usaha untuk orang muda agar bisa menciptakan lapangan kerja.
Namun untuk menggaet suara, Fretilin masih menggunakan narasi kemerdekaan, perjuangan bersama dengan para veteran, hingga memainkan sentimen sebagai partai pertama yang menyerukan perlawanan terhadap kolonialisme Indonesia. Narasi itu terus digaungkan selama melakukan kampanye.
Fretilin juga menggunakan relawan dan gerakan orang muda. Efrem mengatakan, menghadapi Pemilu Legislatif tahun ini, Fretilin mengerahkan organisasi orang muda Fretilin untuk masuk ke rumah ke rumah di desa-desa guna mengkampanyekan program mereka. Efrem mengklaim bahwa mereka juga satu-satunya partai yang menawarkan kontrak sosial kepada pemilih.
Fretilin optimistis memenangkan pemilihan. ”Perolehan suara absolut tidak mungkin, tapi kami yakin menang 30 kursi,” ujar Alkatiri. Sebelum kampanye digelar, Fretilin telah menandatangi kesepakatan koalisi dengan PLP dan KHUNTO yang sebelumnya berkoalisi dengan CNRT. Perolehan kursi dari tiga parpol tersebut punya peluang besar membuat Fretilin mengungguli CNRT.
Namun survei pra-pemilu yang digelar Matadalan Survey and Research Institute (M-SRI)—sebuah lembaga riset di Dili, dengan pendampingan Litbang Kompas, menunjukkan bahwa elektabilitas Fretilin jauh di bawah CNRT. CNRT unggul dengan 49 persen, sementara Fretilin hanya 25 persen. Sementara partai-partai lainnya tidak ada yang melebihi 6 persen.
Sementara survei pra-pemilu tentang tokoh yang paling diharapkan menjadi perdana menteri, mayoritas (60,25 persen) menginginkan Ketua Umum CNRT Xanana Gusmao. Sedangkan posisi kedua ditempati Mari Alkatiri dengan 19 persen dan Taur Matan Ruak—saat ini menjabat sebagai PM—dengan 6,25 persen suara. “Saya tidak percaya survei apapun. Survei yang saya lakukan langsung ke grassroot,” ujar Alkatiri.
Adu Program
Namun keyakinan memenangkan pemilu juga dimiliki oleh CNRT. Petinggi Partai CNRT Tomas Cabral bahkan optimistis partainya dapat menyabet 33 kursi. Cabral menyebut struktur CNRT yang ada di 2.225 kampung, 442 desa di 13 kabupaten di Timor Leste akan menjadi mesin partai yang efektif untuk mendulang suara. “Ini karena masyarakat tahu bahwa sejak 2017 hingga sekarang, banyak program nasional yang tidak dilaksanakan. Kekurangan obat, kekurangan pangan, listrik sekarat, infrastruktur tidak jalan,” ungkap Cabral saat ditemui di sela kampanye CNRT di Lapangan Liquica. Distrik Liquica. Timor Leste, Senin 8 Mei 2023.
Sosok Xanana, menurut Cabral, juga masih menjadi magnet perolehan suara CNRT. ”Masyarakat tahu siapa yang akan bawa jalan terbaik,” ujarnya. Xanana juga diharapkan dapat menduduki kursi perdana menteri jika CNRT memenangkan pemilihan. ”Menjadi perdana menteri itu harus mampu menguasai materi dan berani ambil risiko dalam program pemerintah. Di sini, ada pengadilan khusus yang memverifikasi keuangan negara, dan ada kejaksaan. Kalau pejabat tidak kuat akan takut. Xanana selalu berdiri di depan,” katanya.
Target Timor Leste untuk menjadi anggota penuh ASEAN di tahun ini, menurut Cabral, juga menjadi salah satu alasan bagi CNRT untuk mengupayakan Xanana lolos menduduki kursi PM.
Di lapangan Liquica hari itu, ribuan kader dan simpatisan CNRT mengelu-elukan Xanana yang menjadi bintang kampanye di atas podium. Kerumunan tersebut bertahan sepanjang Xanana berada di podium dari Pukul 15.30 hingga 18.30 waktu setempat.
Ditemui terpisah, petinggi CNRT Dinaroh mengatakan partainya akan fokus pada masalah pendidikan dan pelayanan kesehatan. Setiap tahun, menurutnya, anggaran pembiayaan untuk pendidikan dan kesehatan kurang dari 10 persen. ”Kami berharap pemerintahan yang terpilih nanti akan mengusahakan anggaran di atas 10 persen, kalau bisa bahkan mencapai 15 persen,” ungkapnya.
CNRT, menurut Dinaroh, juga mengusung program untuk penyandang disabilitas dan subsidi untuk ibu hamil. Khusus untuk subsidi bagi ibu hamil, saat ini telah dijalankan dengan baik oleh Kementerian Sosial.
Sementara soal lapangan kerja, Dinaroh mengakui bahwa Timor Leste berhasil menciptakan lapangan kerja bagi lulusan SMA yang jumlahnya mencapai ribuan tiap tahunnya. ”Program yang ada di pemerintah saat ini adalah bekerja sama dengan negara lain yang membuka lapangan kerja. Orang muda antusias berpartisipasi, namun dampaknya kurang bagus ke internal karena banyak orang muda bekerja di luar negeri,” jelasnya. Hal tersebut membuat Timor Leste kekurangan tenaga terdidik.
Sedangkan, Partai Demokrat yang bersaing dengan PLP dalam perolehan kursi parlemen, berjanji menggolkan program strategis nasional yang di dalamnya mencakup pembangunan infrastruktur, pertanian, pariwisata, dan pembangunan sumber daya manusia.
Kepala Departemen Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri Partai Demokrat, Francisco Maukura, menyampaikan, Partai Demokrat akan membikin pusat pelatihan untuk menciptakan tenaga kerja terlatih Timor Leste. Selain itu, fokus Partai Demokrat juga tertuju pada sektor ekonomi biru dengan memanfaatkan potensi laut Timor Leste. ”Pemerintah tidak peduli dengan hal itu. Padahal untuk mengatasi pengangguran, mau tidak mau harus melibatkan sektor swasta. Mereka bisa menyiapkan lapangan pekerjaan. Kalau kesempatan bisnis tidak dibuka, bagaimana membuka kesempatan lapangan pekerjaan,” katanya.
Partai Demokrat menyindir pemerintahan Fretilin yang tidak mampu mengatasi persoalan negara. Salah satu yang disinggung oleh Makura ialah persoalan paspor yang tak kunjung selesai. Timor Leste saat ini mengalami krisis paspor. Setiap masyarakat Timor Leste hendak mencetak maupun memperpanjang paspor, maka yang diberikan hanya selembar surat pernyataan pengganti paspor.
Masalahnya, hanya Indonesia dan beberapa negara di Asia yang saat ini masih menerima. Sementara di wilayah Eropa, bisa dipastikan tidak akan bisa menerima kedatangan masyarakat Timor Leste. ”Masalah paspor saja tidak bisa diatasi, apalagi masalah lain,” ujar Makaru yang saat wawancara duduk satu meja dengan Efrem Dos Anjos dari Partai Fretilin. Makaru ragu bahwa program yang ditawarkan Fretilin dapat menjawab persoalan pendidikan, kesehatan, hingga ketenagakerjaan.
Namun Fretilin membantah tudingan Partai Demokrat. Sebaliknya, Fretilin juga menyinggung ketidakbecusan Partai Demokrat dalam menjalankan program. Hal itu terjadi karena Partai Demokrat tidak pernah menang dalam pemilihan parlemen. Kursi yang berhasil dimenangkan Partai Demokrat pada 2018 hanya 5 kursi. Menurut Efrem, hal itu menandakan Partai Demokrat tidak akan bisa menjalankan program dan janjinya kepada masyarakat Timor Leste. ”Kami lebih baik, karena Partai Demokrat tidak pernah menang,” sindir Efrem.
Selain Fretilin, CNRT, dan PD, ada 14 partai politik lain yang berlaga dalam Pemilu Legislatif tahun ini. Diantaranya PLP, KHUNTO, Partido Socialista de Timor (PST), dan Partido Os Verdes de Timor (PVT) atau yang disebut Partai Hijau. Partai Hijau termasuk partai baru yang lolos dalam pemilu tahun ini.
Berjalan Aman
Meski perseteruan atau saling kecam terjadi di antara para kader partai politik yang berkompetisi, baik secara langsung maupun saat kampanye, namun sampai hari H pemilihan, tidak terjadi kekerasan politik. Setidaknya itu sejauh pengamatan yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu Timor Leste Comissão Nacional de Eleições (CNE). “Semua masih berjalan sesuai ketentuan. Tidak ada partai yang menghambat partai lain,” ungkap Komisioner CNE Odete Maria Belo, Rabu 11 Mei 2023.
Namun Maria Belo mengakui bahwa dalam kampanye, selalu ada saling hujat antarparpol. Pihaknya hanya dapat mengimbau agar para juru kampanye parpol tidak menggunakan bahasa yang menghujat atau menjelekkan partai lain. Tapi di lapangan, hal-hal seperti itu tetap saja terjadi.
Dalam kampanye CNRT di Lapangan Liquica pada Senin 8 Mei 2023 lalu, misalnya, sindiran terhadap Fretilin juga dilontarkan para juru kampanye. Bahkan kampanye tersebut juga diselingi dengan acara penerimaan para tokoh desa yang dulunya merupakan kader Fretilin, tapi kini memutuskan untuk bergabung dengan CNRT. Seorang diantaranya bahkan mengenakan kaos Fretilin, lalu di atas podium ia melepaskan kaos tersebut dan dengan dibantu Xanana mengenakan kaos dan bendera CNRT. Adegan Xanana memeluk dan menciumi para orang tua tersebut membuat massa tersihir.
Namun lepas dari saling sindir atau kecam para kader parpol, menurut Maria Belo, sejauh ini hanya ada tujuh kasus yang dilaporkan secara resmi ke CNE. ”Ada kasus penurunan bendera partai lain dan pemberian uang kepada warga. Kasusnya sudah ditangani pihak Kejaksaan Negeri,” ungkapnya.
Menurut Maria Belo, semua laporan yang masuk ke CNE akan diverifikasi terlebih dulu, mana yang masuk pelanggaran pemilu (election crime) dan mana yang masuk kategori kriminal biasa (public crime). “Kalau baku pukul masuk public crime. Kalau election crime bisa lihat kaitan dengan penyelenggaraan pemilu,” jelasnya.
Salah satu temuan CNE adalah penggunaan fasilitas negara, yaitu penggunaan kendaraan dinas untuk kampanye parpol. Hal lain adalah pelibatan anak-anak. Para orang tua yang membawa anaknya ke lokasi kampanye saat ditanya CNE berkelit bahwa mereka ingin mendengar program partai, tapi tidak ada yang jaga anak. Namun, menurut Maria Belo, ada juga yang memang sengaja dimobilisasi partai. Ini termasuk CNRT, Fretilin, KHUNTO, PVT, dan PD. ”Mereka beri bendera, baju, dan cat nama partai di tubuh anak-anak itu,” ungkapnya.
Namun dari semua partai yang berkompetisi, Fretilin dan CNRT yang paling sering melanggar pemilu. ”Partai kecil lebih banyak door to door ke rumah rumah jadi sedikit. Sementara partai besar kampanye terbuka dan memanggil orang untuk dengar partai kampanye,” kata Maria Belo.
Meski begitu, dibanding pemilu legislatif sebelumnya, kata Maria, pemilu tahun ini berlangsung lebih tertib dan aman. Pemilu kali ini adalah pemilu parlemen kelima sejak Timor Leste diakui sebagai sebuah negara merdeka oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di tahun 2002. Apakah hasil pemilu legislatif tahun ini akan membawa babak baru bagi Timor leste, hanya rakyat Bumi Lorosae yang bisa menjawabnya. Namun dominasi CNRT dan Fretilin agaknya masih akan bertahan cukup lama.